Polhukam, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan bahwa untuk mencapai masyarakat yang adil makmur harus didahului oleh persatuan dan kedaulatan.
Karenanya, Menko Polhukam menghimbau para khotib untuk menyebarkan kebaikan dan tidak berceramah tentang hal-hal yang dapat menimbulkan kegaduhan.
“Ini yang penting yang harus kita luruskan lagi. Jadi kalau ulama atau khotib bicara di masjid salat Jumat, dibicarakannya itu kebaikan, bukan ngomporin supaya orang berkelahi, itu salah,” kata Menko Polhukam saat menjadi pembicara kunci pada acara Silaturahmi Bersama 600 Khotib Jumat yang diselenggarakan oleh Majelis Cinta Masjid Indonesia di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Dirinya menegaskan bahwa daripada mengompori masyarakat, lebih baik membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan akhlak baik manusia dengan membangun ukhuwah islamiyah, mencari kebenaran, mencari kebaikan, dan meyingkirkan maksiat dari masjid-masjid. Selain itu, disampaikan bahwa jangan sampai pemilu dijadikan sebagai ajang mengadu tokoh politik, tetapi harus dipandang sebagai pesta demokrasi untuk memilih pemimpin yang berkualitas.
“Pemilu sekarang dipandang sebagai ajang mengadu para tokoh, itu kalau berlebihan akan membuat masyarakat tak bersatu lagi,” kata Menko Polhukam.
Menko Polhukam juga mengatakan bahwa dalam upaya memperkuat semangat persatuan di tahun pemilu 2019, dirinya berharap agar MCMI dapat menjadi duta-duta perdamaian yang senantiasa menjadi perekat NKRI. “Aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. Jauhi berburuk sangka demi terjaganya persatuan dan kesatuan. Kerukunan antar masyarakat tidak boleh dikoyak hanya karena perbedaan pandangan,” tutup Menko Polhukam.