Pada tanggal 21 Agustus 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan mengenai potensi karhutla dan dampak buruk musim kering yang dapat mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan serta kegagalan panen. Data BMKG bulan lalu menunjukkan terdapat 206 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di seluruh Indonesia, dengan Provinsi Aceh mencatat jumlah karhutla tertinggi (53 kejadian), diikuti oleh Provinsi Kalimantan Tengah (35 kejadian). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan bahwa hingga awal Juli 2023, total luasan lahan yang terbakar mencapai 28 ribu hektar. Data ini sesuai dengan prediksi BMKG tentang puncak musim kemarau pada Juli-September 2023, yang diperparah oleh fenomena El Niño di bulan Oktober dan November.
Dalam konteks ini, Kementerian Dalam Negeri menginstruksikan pemerintah daerah dan semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam mencegah dan mengatasi karhutla. Pemerintah daerah dan instansi terkait telah melaksanakan langkah-langkah pencegahan di wilayah yang rawan kebakaran, termasuk dalam kerjasama dengan perusahaan perkebunan swasta seperti Musim Mas, serta melibatkan masyarakat setempat.
Sannusi, SP., M.Si, yang menjabat sebagai Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, mengemukakan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi karhutla. Keterlibatan pemerintah, perusahaan, TNI, Polri, masyarakat, dan pemangku kepentingan lain dianggap sebagai pendekatan yang ideal dalam pengelolaan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
Musim Mas, sebagai salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia, aktif mengambil langkah-langkah proaktif untuk menghadapi risiko karhutla dalam wilayah operasionalnya dan rantai pasokannya. Perusahaan ini menjalankan Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran yang melibatkan karyawan, pekerja, pemasok, serta masyarakat sekitar. Program ini tidak hanya mengedukasi tentang pencegahan, tetapi juga mengintegrasikan tindakan pencegahan dan penanggulangan di semua tahap operasional.
Teuku Kanna Rhamdan, General Manager Corporate Affairs – Musim Mas Group, menjelaskan bagaimana perusahaan ini telah meningkatkan kontribusi dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla. Musim Mas juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Manggala Agni, TNI, POLRI, dan instansi terkait, untuk melatih tim pemadam kebakaran dan masyarakat dalam hal pencegahan karhutla.
Dalam upaya untuk melibatkan masyarakat, Musim Mas melaksanakan Program Masyarakat Bebas Api (MBA) di lebih dari 75 desa. Melalui program ini, desa-desa yang menjaga lingkungan mereka bebas dari api selama setahun berhak mendapatkan insentif keuangan. Perusahaan ini juga mendukung petani swadaya kelapa sawit dengan pelatihan praktik pertanian yang baik dan memberikan akses pendanaan untuk program peremajaan sawit tanpa pembakaran lahan.
Musim Mas juga aktif sebagai anggota Aliansi Bebas Kebakaran (FFA/Fire-Free Alliance), kelompok multi-stakeholder yang berkomitmen untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan kabut asap di Indonesia. Melalui berbagai langkah ini, Musim Mas berusaha untuk melindungi lingkungan, masyarakat, dan operasionalnya dari risiko karhutla dan dampaknya.