Jakarta, 23 Februari 2024 – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) telah menjalin kemitraan strategis dengan PT PLN Indonesia Power untuk mempercepat pengembangan potensi panas bumi di Indonesia. Kemitraan ini merupakan langkah progresif dalam mencapai target transisi energi.
Penandatanganan Joint Development Study Agreement (JDSA) oleh Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi, dan Direktur Pengembangan Bisnis Dan Niaga PT PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta, pada Kamis (22/2) di Bali, menandai dimulainya kerjasama ini.
Julfi Hadi menjelaskan bahwa kemitraan antara PGE dan PLN IP mengadopsi skema baru untuk meningkatkan komersialitas proyek panas bumi dengan menambah kapasitas produksi listrik melalui pemanfaatan air panas hasil pemisahan uap (brine).
Kerjasama ini diharapkan menjadi terobosan signifikan untuk pengembangan bisnis panas bumi, dengan JDSA mengarah pada sejumlah target Feasibility Study (FS). Proyek co-generation menjadi salah satu fokus, dengan kajian yang komprehensif dan prudent untuk mencapai tingkat komersialitas optimal.
Julfi juga menetapkan target berikutnya, termasuk proyek Internal Rate of Return (IRR) yang menarik dan penyelesaian Power Purchase Agreement (PPA) sesuai dengan koridor harga dalam Perpres 112/2022. Pemanfaatan teknologi terbukti diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, mempercepat Commercial Operation Date (COD), dan menurunkan Capex.
Kemitraan ini adalah bentuk kolaborasi antara dua grup BUMN energi di Indonesia, dengan PLN sebagai pembeli tunggal (sole off-taker) dan PGE sebagai pemimpin di sektor energi panas bumi. Tujuannya adalah memaksimalkan potensi panas bumi Indonesia dan meningkatkan komersialitas bisnis ini, menuju target 1 GW kapasitas terpasang dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Potensi penambahan kapasitas terpasang melalui implementasi co-generation mencapai 230 MW, dengan lokasi prioritas FS saat ini di Ulubelu Bottoming Unit (BU) 30 MW dan Lahendong BU 15 MW.
Bernadus menyambut baik JDSA ini sebagai pencapaian penting dan langkah awal yang tepat menuju transisi energi. Dia menekankan komitmen PGE dan PLN IP untuk mempercepat penyelesaian PPA guna meraih target operasi lebih cepat.
“Kolaborasi dan sinergi menjadi kunci untuk mempercepat pertumbuhan potensi panas bumi Indonesia. Kami optimistis JDSA ini akan berkontribusi secara signifikan dalam mencapai aspirasi PGE untuk menjadi 1 GW company,” ujar Julfi.
Kedua belah pihak sepakat untuk mempercepat proyek ini dan menjadikannya sebagai model bisnis untuk pengembangan panas bumi di masa mendatang. JDSA diharapkan dapat mempercepat pengembangan PLTP sebagai dukungan utama dalam transisi energi, khususnya dengan karakteristik panas bumi sebagai beban listrik dasar (baseload).