Mendikbud Imbau Siswa Indonesia Perkuat Jaringan Menghadapi Era Indonesia Emas 2045

Jakarta, Kemendikbud –Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud, Muhadjir Effendy, mengimbau para siswa SMA/SMK untuk memperkuat jaringan dalam menghadapi Era Indonesia Emas Tahun 2045. “Nantinya pada tahun 2045, kalian akan berusia sekitar 45-46 tahun. Usia tersebut merupakan puncak kematangan seseorang. Artinya di era Indonesia Emas nanti, saat 100 tahun kemerdekaan Indonesia, Andalah yang memegang kendali dan memimpin Indonesia di semua bidang yang Anda kuasai sekarang.

Saya berharap kamu yang berada di pucuk-pucuk struktur, dalam struktur sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia, sesuai dengan bidang kamu masing-masing”, ujar Mendikbud saat memberikan sambutan pada acara Apresiasi Siswa SMA/SMK Berprestasi (ASB), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (14/12/2018).

Untuk itu, Mendikbud mengimbau kepada peserta ASB agar memanfaatkan forum ini untuk menjalin kerjasama, menjalin hubungan, saling mengenal, kalau bisa diabadikan menjadi sebuah persaudaraan. “Menjadi sebuah pertemanan yang abadi. Saling berkomunikasi antara satu sama lain. Itulah namanya jaringan, itulah namanya developing, jadi developing yang benar, bukan yang dibangun dari jaringan dunia maya”, ujar Mendikbud.

 

Peserta ASB, dikatakan Mendikbud, berasal dari latar belakang dan daerah yang berbeda-beda. “Tapi satu yang harus Anda pahami, Anda adalah satu yaitu anak Indonesia”, tegas Muhadjir Effendy.

Bahkan, menurut Mendikbud, yang lebih hebat lagi semua peserta ASB adalah siswa-siswa berprestasi. Dari sekitar 10 juta siswa SMA dan SMK, yang diundang dalam acara ini hanya 300 orang, yaitu hanya siswa-siswa yang memiliki keunggulan komparatif diantara seusianya. “Artinya, kamu semua yang menentukan masa depan Indonesia”, kata Mendikbud.

Selanjutnya Mendikbud menyampaikan pengalamannya sebagai mantan aktivis mahasiswa yang sering bertemu dan membangun hubungan dengan mahasiswa dari berbagai daerah, mulai dari Papua sampai Aceh. “Ketika saya di Jakarta, menjadi menteri, teman seangkatan saya banyak di sini, ada di beberapa pemerintahan dan semua itu mempelancar tugas saya sebagai menteri”, ungkap Mendikbud.

Jaringan dulu, menurut Mendikbud, tidak selengkap sekarang. Kalau sekarang diperkuat dengan media sosial, yang bisa mempercepat dan memperlancar hubungan yang dibangun. “Jadi anakku sekalian, manfaatkan pertemuan ini untuk menjalin hubungan itu. Saya sangat percaya kepada kamu semua. Kalau ada generasi yang membentuk kelompok kuat untuk membangun masa depan Indonesia seperti Anda semua, saya yakin Indonesia tidak kehilangan peluang untuk menjadi negara besar dan maju”, harap Muhadjir.

 

Mendikbud menambahkan, Presiden selalu menyampaikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar. Hal itu disampaikan Presiden berulang-ulang. Banyak yang mengkritik kenapa Presiden harus menyampaikan hal itu secara berulang-ulang. “Sebetulnya yang mesti kita pahami kenapa hal itu diulang-ulang, karena itu menunjukkan betapa pentingnya kesadaran pemahaman terhadap negara kita. Kita adalah negara besar, bangsa yang besar dalam arti kuantitas. Penduduk kita sekarang 263 juta jiwa. Data terakhir kita berada dalam negara terbesar ke-4 di dunia, setelah Cina, India, Amerika, kemudian kita Indonesia. Ini adalah anugerah, karena tidak semua bangsa, tidak semua negara memiliki jumlah penduduk seperti Indonesia”, terang Mendikbud.

Selanjutnya dijelaskan Mendikbud, Indonesia mempunyai wilayah yang sangat besar. Luas Indonesia dari Aceh sampai Merauke sama dengan jarak dari Istanbul, Turki sampai ke London, Inggris. “Kita punya 17 ribu pulau dan sangat kaya dengan budaya. Salah satu Direktur UNESCO menyampaikan kepada saya, negara anda luar biasa, kalau Amerika superpower dibidang senjata, negara anda superpower di dalam budaya”, ungkap Mendikbud.

Mendikbud mengharapkan agar Indonesia jangan sampai terpecah belah, jangan sampai tercabik cabik oleh apapun penyebabnya. “Kita sudah besar, majunya yang belum. Sekarang tugas kita adalah menjaga bangsa ini, kemudian membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju. Yang paling bertanggung jawab ke depan, Anda semua yang harus bertanggung jawab, ingat 100 tahun Indonesia masuk usia emas, Anda juga genap usia sekitar 45 tahun, dalam proses Indonesia untuk menjadi maju” tutur Mendikbud.

 

Dalam memajukan bangsa ini, kata Mendikbud, ada prasyaratnya, salah satunya adalah infrastruktur atau prasarana. Sebelum ada sarana, harus didahului dengan prasarana. Pra itu sebelum, jadi sebelum ada kendaraan harus ada jalannya, sehingga jalan adalah prasarana, dan kendaraan itu adalah sarananya. Infrastruktur adalah mutlak apabila kita ingin maju, tidak ada satupun negara maju tanpa didukung infrastruktur yang kuat.

“Sekali lagi, kita sudah menjadi bangsa besar tetapi yang penting kita berjuang jadi negara maju. Banyak negara yang sudah maju tapi tidak besar. Bagaimana mau jadi bangsa besar kalau hanya 1 pulau kecil, tidak mungkin. Jadi jangan dikira tidak banyak yang iri dengan Indonesia. Banyak bangsa yang iri dengan Indonesia, karena kita ditakutkan orang menjadi bangsa yang besar, tugas kita adalah menjadi bangsa yang maju. Itulah saya kira nasehat saya sebagai orang tua, saya percaya dengan kamu semua untuk menjadi tulang punggung masa depan Indonesia menjadi bangsa yang maju”, pungkas Mendikbud.

 

Beasiswa untuk Siswa Berprestasi

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad, dalam kesempatan yang sama, mengatakan akan memberikan penghargaan berupa beasiswa unggulan kepada siswa SMA/SMK berprestasi. “Mulai tahun ini kita juga berikan beasiswa prestasi internasional program S2 dan S3 dari LPDP”, ujar Hamid Muhammad.

Ditambahkan Hamid, selain pemberian beasiswa, Kemendikbud juga telah menyusun buku 300 karya inovasi terbaik siswa Indonesia, berupa karya ilmiah dan kewirausahaan. Sebagian dari karya siswa tersebut sudah terdaftar di jurnal internasional dan beberapa diantaranya juga terdaftar untuk mendapatkan hak paten.

 

Dijelaskan Hamid Muhammad, Apresiasi Siswa SMA/SMK Berprestasi (ASB) 2018, diselenggarakan untuk memberikan penghargaan kepada siswa Indonesia yang berprestasi di tingkat nasional dan internasional, termasuk bagi penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) berprestasi. Selain itu, acara ASB juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersilahturahmi, bertukar pengalaman, curah gagasan, menambah wawasan dan pengetahuan, membangun jaringan dan memperkuat jiwa kebangsaan. Hamid menambahkan, kegiatan serupa untuk tingkat SD diselenggarakan pada 13-16 Desember 2018.

Kegiatan ASB SMA/SMK tahun ini diikuti 489 siswa berprestasi tingkat nasional maupun internasional di bidang olah raga, seni budaya, debat bahasa, sains, penelitian ilmiah, literasi, keterampilan, kewirausahaan, kepemimpinan, termasuk siswa SMK pemenang LKS. Sebanyak 174 peserta diantaranya adalah siswa SMA/SMK berprestasi dan pemegang KIP.

Rangkaian kegiatan ASB, antara lain, diisi dengan seminar “Saya Anak Anti Korupsi” bersama KPK, talkshow inspiratif dari sejumlah tokoh dan alumni, pameran karya inovasi, peluncuran karya inovasi siswa, diskusi kelompok, dan pelatihan pengenalan potensi diri. Bersamaan dengan kegiatan ASB juga diselenggarakan Rapat Kerja Nasional Pembinaan Kesiswaan SMA, diikuti 170 orang dari seluruh Indonesia.

Related posts

Leave a Reply