Kisah 3 Karyasiswa Kementerian PUPR Memperoleh Nilai Cum Laude

Jakarta, 1 Februari 2021 – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sangat memperhatikan pengembangan SDM utamanya yang menangani pembangunan infrastruktur bidang PUPR. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) sebagai unit organisasi yang menangani pengembangan SDM diantaranya menyelenggarakan program pendidikan kedinasan dan vokasi sebagai salah satu upaya dalam program pengembangan kompetensi SDM bagi aparatur yang bekerja di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

Dari sekian karya siswa yang telah menyelesaikan studinya sejak tahun 2018 hingga kini, terdapat tiga karyasiswa berhasil menorehkan prestasi dengan meraih predikat cum laude. Dua diantaranya merupakan penerima program beasiswa BPSDM yakni Amir, karyasiswa program studi Magister Rekayasa Keselamatan Konstruksi, Universitas Hasanuddin yang berasal dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Sarnaeni, karyasiswa Program Magister Rekayasa Keselamatan Konstruksi, Universitas Hasanuddin yang berasal dari Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wilayah 8 Makassar, BPSDM. Sedangkan Rohandi Prastiawan dari Direktorat Jenderal Cipta Karya, merupakan karyasiswa program beasiswa Bappenas dengan program studi Environmental Coastal Management UNHAS-Griffith University Linkage Australia.

Read More

Dalam wawancara tertulis, ketiganya membagikan pengalaman dalam menjalankan studi. Sarnaeni yang merupakan pegawai BPSDM memberikan beberapa masukan untuk menjadi lulusan program beasiswa terbaik. “Menjalankan sistem perkelasan baik tatap muka maupun online, mengerjakan seluruh tugas yang diberikan, membaca artikel dan jurnal nasional/internasional yang terbaru serta setiap hari meng-update ilmu pengetahuan (jurnal) terbaru”, ungkapnya.

Ia juga memberikan sedikit bocoran mengenai tips dan trik agar dapat cepat lulus dalam proses penyusunan tesis.

“Memiliki target dalam 4 semester (2 tahun), pada akhir semester 2 sudah melakukan penyusunan ujian proposal, sedangkan untuk semester 3 telah melakukan penyusunan ujian hasil serta pada semester 4 melakukan penyusunan ujian tutup”, lanjutnya.

Hal yang hampir serupa juga turut dibagikan Amir, Ia mengatakan menjalankan instruksi dosen dan sudah menentukan jurnal yang akan diambil serta mencari data-data yang dibutuhkan untuk penulisan akhir sejak awal semester merupakan metode yang ia gunakan untuk menjadi lulusan terbaik.

Pengalaman sedikit berbeda disampaikan Rohandi yang juga mengikuti studi di luar negeri. Ia mengatakan sedikit kesulitan dalam pengambilan data penelitian di Indonesia dibanding di luar negeri. Untuk mengatasi hal tersebut, ia melakukan unduh data yang membutuhkan waktu cukup lama yakni 1 hingga 2 hari.

Rohandi menambahkan, dirinya tidak memiliki metode khusus untuk menjadi lulusan program beasiswa terbaik. Menjalankan instruksi dosen dan mengerjakan tugas sebagaimana mestinya merupakan kunci utama. (Kompu BPSDM)

Related posts

Leave a Reply