Kemenperin Distribusikan 5 Unit AMMDes Penjernih Air ke Sulawesi Tengah

Kementerian Perindustrian  akan menyalurkan lima unit alat mekanis multiguna pedesaan (AMMDes) yang berfungsi sebagai pengolah air jernih untuk tiga wilayah yang terkena dampak gempa di ProvinsiSulawesi Tengah, beberapa waktu lalu, yakni di Kota Palu (1 unit), Kabupaten Sigi (2 unit), dan Kabupaten Donggala (2 unit).

 

“Unit AMMDes yang diserahkan diperoleh dari hasil donasi yang dikumpulkan para pegawai di lingkungan Kemenperin. Bantuan ini akan diberikan secara bertahap, semoga dapat bermanfaat dan membantu bagi masyarakat terdampak,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (21/1).

 

Menurut Menperin, kebutuhan air bersih sangat penting bagi masyarakat yang terkena dampak bencana karena untuk mendukung berbagai aktivitasnya. “Ini menjadi salah satu program prioritas pascabencana. Apalagi, air sebagai kebutuhan vital,” tuturnya.

Airlangga menegaskan, pihaknya terus mendorong pengembangan AMMDes sebagai salah satu karya anak bangsa yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah. “Agustus lalu, pada pembukaan GIIAS 2018, Bapak Presiden Joko Widodo telah resmi meluncurkan AMMDes tersebut,” jelasnya.

 

Mengenai program bantuan AMMDes di Sulteng, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Ardika menjelaskan, AMMDes pengolah air jernih diserahkan langsung kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di Kab. Sigi dan Donggala. Ini merupakan hasil rekomendasi dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Prov. Sulteng.

“Sedangkan, di Kota Palu dikelola oleh Kelompok Usaha Masyarakat yang direkomendasikan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palu,” ungkapnya. Menurut Putu, sebelum diserahkan kepada kelompok masyarakat penerima bantuan, telah dilakukan pendampingsan selama 1-2 bulan.

“Kami juga laksanakan bimbingan teknis kepada kelompok masyarakat penerima bantuan mengenai teknis pengoperasian AMMDes penjernih air tersebut,” terangnya. Program bimbingan teknis telah dilakukan pada  17-18 Januari 2019.

 

Di samping itu, Putu menambahkan, pihaknya menggelar program pelatihan mekanik sepeda motor kepada masyarakat yang terkenda dampak gempa di Sulteng. Upaya ini dilakukan guna menciptakan wirausaha baru di sektor reparasi sepeda motor.

“Program tersebut juga sejalan dengan keinginan pemerintah untuk terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM), termasuk dalam hal ini adalah peningkatan kemampuan SDM di bidang perbengkelan,” paparnya.

Pelatihan mekanik sepeda motor yang merupakan hasil kerja sama Kemenperin dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) ini, ditargetkan dapat melibatkan 500 peserta. Kategorinya yakni, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 150 orang, guru SMK (30 orang), pekerja bengkel tradisional (60 orang), dan mekanik binaan anggotaAISI (240 orang).

Pelatihan tersebut akan dilaksanakan secara bertahap pada 21 Januari – 8 Februari 2019. “Selain itu, kami tengah menyiapkan program pilot project SMK, yang bertujuan membangun satu education center  sebagai showcase di salah satu SMK di Sulteng, yang dilengkapi  peralatan perbengkelan dan modul pelatihan mekanik sepeda motor sesuai dengan SKKNI dan teknologi terkini,” papar Putu.

 

Produksi mulai 2019

Menperin Airlangga mengemukakan, pihaknya semakin memacu peningkatan produktivitas dan daya saing AMMDes agar mampu kompetitif di pasar domestik hingga ekspor. “Saat ini, AMMDes siap diproduksi sebanyak 3.000 unit, dan kami akan tingkatkan menjadi 9.000-15.000 unit per tahun. Produksi secara massal akan dimulai pada 2019,” tandasnya.

Menperinpun mengungkapkanserangkaian uji coba telah dilakukan dalam upaya pengembangan produksi AMMDes. Bahkan, mengenai suku cadang, ketersediaannya cukup banyak di pasaran. Di samping itu, distributornya juga telah tersedia.

Sementara untuk harganya, Airlangga memproyeksi, AMMDes akan dibanderol sekitar Rp65-70 juta di luar aksesorisnya.“Jadi, aksesorisnya tergantung kebutuhan mereka. Misalnya, mau pakai pompa, berarti tambah Rp3 juta atau menggunakan rice milling tambah Rp7 juta,” tuturnya. Mobil pedesaan multiguna ini akan didorong menggunakan bahan bakar jenis euro2 atau Biodiesel 20.

 

Menperin menambahkan, PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (PT KMWI) selaku produsen AMMDes, telah  membangun komitmen kerja sama dengan lebih dari 70 industri komponen dalam negeri untuk menjadi pemasok komponen mobil “Pak Tani” tersebut. “Para pemasok komponen itu sebagian besar adalah  industri kecil dan menengah (IKM). Saat ini, IKM yang terlibat telah mampu memproduksi 184 jenis komponen atau setara 70 persen dari nilai harga AMMDes,” terangnya.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto menyampaikan, pihaknya mendukung penuh pada upaya pengembangan AMMDes karena dapat memacu produktivitas hasil pertanian dan perkebunan di Indonesia. “Kami juga mengapresiasi langkah Kemenperin menyalurkan bantuan AMMDes penjernih air. Sebab, sangat bermanfaat bagi para pengungsi di sana,” ungkapnya.

Dito berharap, produksi AMMDes perlu terus didorong karena dapat menumbuhkan industri komponen di dalam negeri. Ini sekaligus menjadi wujud nyata kemandirian industri nasional. “Kami juga minta agar AMMDes ini dapat didistribusikan ke seluruh daerah Indonesa, yang disesuaikan dengan kebutuhan di daerah-daerah tersebut,” imbuhnya.

Presiden Direktur Astra Otoparts Hamdhani Dzulkarnaen mengemukakan, AMMDes yang merupakan produk dari PT KMWI, perusahaan patungan antara PT Kiat Inovasi Indonesia (KII) dengan PT Velasto Indonesia (anak usaha PT Astra Otoparts Tbk) siap diproduksi massal pada tahun 2019. “Kami siap memproduksi secara bertahap dengan mulai sebanyak 3.000 unit hingga dapat memenuhi target mencapai 15.000 unit per tahun,” ujarnya.

 

Menurut Hamdhani, permintaan AMMDes sejauh ini cukup antusias. Dia optimistis, pihaknya dapat memenuhi kebutuhan dan spesifikasi yang diinginkan oleh para pembeli tersebut. “AMMDes ini akan diproduksi dari pabrik di Citeureup dan Klaten,” ungkapnya.

Produk AMMDes dengan merek KMW ini menggunakan bahan bakar gasoline dan diesel yang memiliki sistem penggerak tunggal dengan kecepatan maksimal 40 km per jam, kapasitas silinder tidak melebihi dari 700cc atau setara dengan 1415 PK, dengan daya angkut beban mencapai 700 kg.

AMMDes KMW disiapkan dengan tiga tipe, model fix bin dengan PTO Power Take Off (PTO – mengambil tenaga dari power source dan mentransmisikannya untuk aplikasi yang lain), model fixed bin dengan didukung alat mesin pertanian, dan model flat deck atau passenger dengan PTO. Untuk unit AMMDes KMW yang memiliki fasilitas integrated PTO, dapat diaplikasikan dengan alat pemecah gabah, pemutih padi, pompa irigasi, generator, dan berbagai peralatan lainnya.

Related posts

Leave a Reply