Polhukam, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan melaksanakan upacara peringati Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November. Upacara diinspekturi oleh Deputi Bidang Koordinasi Wawasan Kebangsaan Arief P. Moekiyat dan diikuti oleh seluruh pejabat serta pegawai di lingkungan Kemenko Polhukam.
Membacakan sambutan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Arief mengatakan bahwa Peringatan Hari Pahlawan bukan semata sebuah acara namun harus sarat makna. Dikatakan bahwa substansi peringatan Hari Pahlawan harus dapat menggali dan memunculkan semangat baru dalam implementasi nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari.
Arief menyampaikan bahwa hal tersebut penting karena nilai kepahlawanan bukan bersifat statis namun dinamis, bisa menguat bahkan dapat melemah. Untuk itu, kiranya seluruh rangkaian kegiatan peringatan Hari Pahlawan harus menjadi energi dan semangat baru mewarisi nilai kejuangan dan patriotisme dalam membangun bangsa Indonesia.
“Hari Pahlawan harus melahirkan ide dan gagasan mentransformasikan semangat pahlawan menjadi keuletan dalam melaksanakan pembangunan. Mentransformasikan keberanian melawan penjajah menjadi inspirasi mengusir musuh bersama bangsa saat ini antara lain kemiskinan. Selanjutnya transformasi kecerdikan para pahlawan dalam mengatur strategi, menjadikan inspirasi rakyat Indonesia untuk melakukan inovasi cerdas memperkuat daya saing bangsa dalam pergaulan dunia,” kata Arief di depan para peserta upacara, Senin (12/11/2018).
Dalam sambutan juga disebutkan bahwa Indonesia membutuhkan pemuda yang kokoh dengan jati dirinya, mempunyai karakter lokal yang luhur, percaya diri dan peka terhadap permasalahan sosial sehingga mampu terlibat dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial, memberikan pelayanan sosial bagi mereka yang membutuhkan pertolongan sosial.
Negeri ini juga membutuhkan pemuda yang mempunyai pandangan global, mampu berkolaborasi untuk kemajuan bangsa dan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menjadikan Indonesia diperhitungkan dalam bersaing dan bersanding dengan Negara lain khususnya ketika negeri ini memasuki era revolusi industri 4.0.
“Terlebih lagi dibutuhkan sosok pemuda Indonesia sebagai generasi penerus yang mempunyai jiwa patriotisme, pantang menyerah, berdisiplin, berkarakter menguasai ilmu pegetahuan dan keterampilandi bidangnya. Sadar bahwa negerinya memiliki beragam agama, suku, adat istiadat namun mampu memanfaatkan keberagaman sebagai modal sosial dipergunakan untuk keunggulan Indonesia dalam pergaulan dunia,” kata Arief.