Cikarang, 13 November 2019 – Ketersediaan alat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendukung Program Indonesia Sehat.
Selain obat, alat kesehatan juga berfungsi untuk membantu menegakkan diagnosis dan meringankan penyakit. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, saat ini kebutuhan Alkes masih didominasi oleh produk impor sekitar lebih dari 90%. Oleh sebab itu, dibutuhkan upaya dalam mengurangi ketergantungan impor melalui pengembangan industri alat kesehatan dalam negeri.
Sejalan dengan arahan Presiden RI kepada Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan penggunaan produk alat kesehatan dalam negeri, PT Prodia Diagnostic Line (Proline) meluncurkan INBIO. INBIO merupakah unit pengembangan dan produksi imunologi dari Proline yang akan menghasilkan tes-tes in vitro diagnostik imunologi.
Acara peluncuran INBIO ini dihadiri oleh Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Sodikin Sadek, Komisaris Utama Prodia Grup Andi Widjaja, Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty, dan jajaran manajemen Prodia lainnya, serta Ketua Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) Ade Tarya Hidayat.
“Kehadiran INBIO merupakan komitmen Prodia Group Companies, khususnya Proline dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat melalui produk diagnostik lokal pengembangan anak bangsa. Dengan adanya INBIO, kami berharap dapat berkontribusi terhadap perekonomian nasional dengan memajukan dan meningkatkan daya saing industri alat kesehatan dalam negeri,” jelas Komisaris Utama Prodia Group Andi Widjaja dalam acara Peluncuran INBIO di Cikarang (13/11).
Fasilitas produksi INBIO akan mengembangkan berbagai produksi inovasi lokal Indonesia. INBIO ini nantinya akan memproduksi tes deteksi penyakit infeksius seperti dengue, malaria, leptospirosis, chikungunya, HIV, serta drugs of abuse test dan tes-tes lainnya. Pengembangan dan optimasi produk INBIO akan dilakukan secara swadaya oleh Proline sehingga menghasilkan akurasi, sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
Direktur PT Prodia Diagnostic Line Cristina Sandjaja menerangkan, “INBIO mengandung makna filosofis yang dalam. IN merujuk pada Indonesia dan BIO berasal dari bahasa Yunani berarti kehidupan. INBIO berarti hasil inovasi anak bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan,” tutur Cristina.
“Logo INBIO terinspirasi dari logo Proline. Pertemuan dua panah sejalan dengan filosofi logo Proline menggambarkan perpaduan sampel dan reagen, baik berupa antibodi atau antigen, memberikan hasil pemeriksaan bagi pengguna produk INBIO. Logo ini mengandung makna akurasi sebagai salah satu acuan kinerja produk, dan juga harapan Proline agar terus maju kedepan menjadi perusahaan produsen IVD terkemuka dan terpercaya di Indonesia,” tambah Cristina.
Proline telah resmi mendapatkan izin produksi imunologi pada tanggal 3 Oktober 2019. Imunologi adalah tes yang metode kerjanya menggunakan prinsip imunologi yaitu reaksi antara antibodi dan antigen yang bertujuan untuk mendeteksi awal adanya infeksi virus, atau gangguan kesehatan yang berkaitan dengan sistem imun.
Dengan standar dan kualitas yang tinggi, INBIO dapat menghasilkan tes-tes diagnostik dengan harga yang lebih kompetitif sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2016, penggunaan alkes dalam negeri dapat mengurangi biaya pelayanan kesehatan sebesar 20-30% secara keseluruhan.
Angka ini sejalan dengan informasi Kementerian Kesehatan RI mengenai produksi alat kesehatan dalam negeri yang terus meningkat secara signifikan. Pada tahun 2018, terdapat sebanyak 328 jenis alat kesehatan yang mampu diproduksi di dalam negeri. Sebelumnya, pada 2017 sebanyak 294 jenis alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri.
Peningkatan produksi alat kesehatan itu diiringi dengan bertambahnya jumlah industri alat kesehatan di Tanah Air. Sejak 2015 hingga tahun 2018, industri alat kesehatan dalam negeri tumbuh sebesar 35,23% atau sebanyak 68 industri, dari yang sebelumnya pada 2015 terdapat 193 industri yang kemudian meningkat menjadi 261 industri pada tahun 2018.
Batik Air, Aston Denpasar Hotel, BNI Syariah, UPH, Huawei, J&T Express, IFBC, Signify, Investree, Sadhana Ekapraya Amitra, Batam Aero Technic, Lion Air Group, Prodia, Inspirational Video, Motivational Video