Kampanyekan Gemarikan, KKP Gelar Roadshow Makan Ikan Bersama di Beberapa Ponpes Jawa Timur

Jakarta (5/11) – Dalam rangka mengampanyekan program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo; Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Rina; dan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi kembali menyambangi beberapa pondok pesantren (Ponpes) di wilayah Jawa Timur. Setelah sebelumnya pada Jumat (2/11) menyambangi Pondok Pesantren Nurul Jadid di Probolinggo, Sabtu (3/11), Menteri Susi bersama rombongan mengunjungi Pesantren Al-Fattah Silahul Yaqin di Kabupaten Situbondo dan Pondok Pesantren Darussalam di Banyuwangi. Tak berhenti di lokasi itu saja, Minggu (4/11) rombongan melanjutkan kegiatan di Sekolah Pesantren Entrepreneur Al Maun Muhammadiyah (S-PEAM) di Pasuruan.

Kegiatan utama di keempat lokasi sama, yaitu makan ikan bersama guna menumbuhkan minat generasi muda utamanya para santri untuk mengonsumsi ikan. Roadshow makan ikan di beberapa Ponpes ini juga dilakukan dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober setiap tahunnya. Kegiatan ini juga merupakan kolaborasi antara KKP dengan Kumparan, BNI, dan Jatimnow, dan turut dihadiri Pemerintah Daerah (Pemda) dan Kepolisian setempat.

Setelah makan ikan bersama di Ponpes Nurul Jadid, Probolinggo sebelumnya berhasil tercatat dalam Rekor Muri pada kategori makan ikan dengan peserta terbanyak yaitu 12.110 santri, makan ikan di tiga lokasi lain juga diikuti cukup banyak santri. Makan ikan di Ponpes Al Fattah Silahul Yaqin, Kabupaten Situbondo misalnya diikuti oleh lebih dari 3.000 santri dengan 1,5 ton bantuan ikan yang diberikan. Sementara itu, makan ikan di Ponpes Darussalam, Banyuwangi diikuti oleh 8.000 peserta dengan 3 ton bantuan ikan yang diberikan. Adapun di S-PEAM Pasuruan, makan ikan bersama diikuti oleh 2.000 santri dengan 1,2 ton bantuan ikan.

Dengan demikian, makan ikan bersama yang dilakukan dalam periode 2-4 November 2018 di Jawa Timur ini diikuti oleh lebih dari 25.000 santri dengan menyajikan lebih dari 10 ton ikan.

Menteri Susi mengatakan, Ponpes dipilih sebagai representasi dari generasi muda yang menjadi ujung tombak kemajuan bangsa. “Program Gemar Makan Ikan ini merupakan program pemerintah, untuk membangun manusia Indonesia yang sehat, pintar dan punya kapasitas untuk bersaing dalam ekonomi global,” ungkapnya dalam kegiatan makan ikan bersama di Situbondo, Sabtu (3/11).

Menteri Susi mengungkapkan, selama ini konsumsi ikan masyarakat di Jawa Timur masih terbilang sangat rendah, yakni di bawah 20 kg per kapita per tahun, jauh di bawah rata-rata konsumsi ikan nasional saat ini yang mencapai 47 kg per kapita per tahun.

“Jatim dan Jateng konsumsi ikannya paling rendah. Padahal, ikan banyak mengandung omega yang penting buat perkembangan otak agar pintar. Kenapa memilih santri sebagai sasarannya? Karena dari data BPS, santri masih kurang makan ikan,” lanjutnya.

Kepada para santri, Menteri Susi menyampaikan bahwa pendidikan formal merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk memajukan negeri. Menurut dia, fisik manusia penuh dengan keterbatasan, oleh karena itu, manusia tak bisa menggantungkan kehidupan pada pancaindra semata, melainkan harus mengoptimalkan kemampuan intelektual.

“Kecepatan kita sebagai manusia biasa juga terbatas. Jadi belajar dengan smart, try to learn, to think, to hear, to see, tanpa membatasi diri dengan pancaindra kita,” tutur Menteri Susi.

Menurut Menteri Susi, meski telah mencicipi bangku sekolah, mengikuti pelatihan dan pendidikan, namun jika IQ rendah akibat kurangnya asupan gizi akan membuat generasi muda sulit untuk bersaing. Maka menurutnya, makan ikan yang kaya dengan berbagai asupan nutrisi, protein, dan vitamin adalah salah satu solusi terbaik.

“Jadi tolong yang tidak suka ikan, mulai paksa untuk suka ikan. Ikan itu mengandung omega 3 yang penting untuk pertumbuhan IQ manusia,” ia beralasan.

Selanjutnya, Menteri Susi berpendapat integritas dan harga diri juga diperlukan dalam membangun negeri. “Tugas kita untuk menjadi profesional yang paling penting adalah integrity. Integrity kemudian kalian punya dignity. Integrity itu adalah kemampuan menjaga diri dari bujukan, hasutan untuk berbuat hal yang tidak sesuai, misalnya korupsi. Sementara dignity itu harga diri, kehormatan diri, jadi harus di jaga. Dengan dignity orang akan menghormati kalian,” tambahnya.
Tak lupa, Menteri Susi juga menyampaikan keinginannya agar kegiatan kampanye Gemarikan ini dapat dilaksanakan secara konsisten dan dapat mencapai hasil yang ditargetkan.

“Kalau kampanye ini berhasil, sekarang saja sudah keliatan pintar-pintar. Jika makan ikanya seperti anak-anak Indonesia timur, pasti akan lebih pintar lagi,” ucapnya.

Tak hanya mengajak untuk makan ikan, Menteri Susi juga mengajak para santri untuk mulai peduli terhadap laut dan perairan lainnya. Bahkan ia mengungkapkan keinginannya agar dibentuknya program studi kelautan dan perikanan di berbagai Ponpes di Indonesia. Menurut Menteri Susi, kelautan dan perikanan juga merupakan sektor di mana para generasi muda dapat mengembangkan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship).

“Ini terobosan kita dalam membangun lapangan pekerjaan. Menjadi pengusaha sangat jauh lebih baik yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan,” pungkasnya.

Related posts

Leave a Reply