Denpasar, 8/10/2018 – Ribuan orang yang memiliki latarbelakang dari berbagai suku, agama, ras, dan etnis se-nusantara memadati lapangan timur Bajra Sandhi Renon, Sabtu (6/10/2018) sore. Perlu diketahui acara Gema Perdamaian merupakan kali ke-16. Ini merupakan sebuah gerakan kemanusian dimana tujuan utama dari kegiatan ini untuk mempertahankan keharmonisan antar suku, agama, ras, dan etnis.
Ketua Panitia Gema Perdamaian ke-16, Kadek Adnyana berpendapat bahwa: “Ini adalah wujud toleransi saling memiliki, persaudaraan. Kita berbeda, selalu bisa menghargai satu sama lain. Selalu merasa bersaudara,”
Acara Gema Perdamaian ini diharapkan dapat mengikis isu sara dan juga berita hoaks yang kian marak. Adapun rangkaian acara Gema Perdamaian ini yaitu diawali dengan upacara Padayatra, penampilan etnis nusantara dari berbagai etnis, doa bersama, dan pembacaan ayat-ayat suci.
Acara ini diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat, tidak terkecuali Staf H Sovereign Bali. Tidak hanya staf yang beragama Hindu yang nampak ikut dalam acara ini, tetapi juga staf hotel yang beragama Nasrani, Islam, hingga Budha. Ini menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk memelihara perdamaian.