JAKARTA – Dalam rangka mempermudah pengawasan dan pengaduan dari masyarakat pada periode Hari Raya Idul Fitri 2018 ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyediakan layanan call center, melengkapi Posko Nasional sektor ESDM yang telah dibentuk sebelumnya untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan energi pada masa libur Idul Fitri.
“Kementerian ESDM menyediakan call center di nomor telepon 1500335. Nanti akan diumumkan di web. Kita juga akan memantau media sosial, yakni dengan kata kunci BBM dan Listrik Lebaran, nanti akan kita jawab pertanyaan dari masyarakat,” ujar Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Agus Cahyono Adi, pada konferensi pers di Jakarta (4/6).
Hingga tanggal 3 Juni 2018, stok Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan kondisi sistem ketenagalistrikan terpantau aman. Posko Nasional Sektor ESDM menyatakan bahwa untuk stok BBM Nasional, baik ketersediaan maupun distribusinya, hingga tanggal 3 Juni 2018 berstatus aman.
“Tercatat stok Premium hingga 27 hari, Solar 24 hari, Pertalite 21 hari, Avtur 27 hari, dan Pertamax 20 hari. Semua ini aman, baik ketersediaan maupun distribusinya,” ujar Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa selaku Ketua Posko Nasional Sektor ESDM.
Sementara, terkait target pemenuhan stok Premium di daerah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali), hingga 4 Juni 2018, 38 lokasi dari target 571 titik SPBU yang ditargetkan, sudah tersedia Premium. “Terkait target premium, sampai tadi pagi sudah 38 lokasi Premium, dari 571 yang ditargetkan. Kami tetap himbau pertamina, H-7 itu target 571 titik bisa diwujudkan, baik di jalan tol maupun jalan non-tol di seluruh wilayah Jamali. Kami dari posko akan memantau setiap hari perkembangan ketersediaan BBM, khususnya di SPBU di Jamali yang ditugaskan menjadi JBKP,” tambah Fanshurullah.
Sementara untuk cadangan LPG 3 kg, juga diproyeksikan aman. “Stok LPG nasional juga aman, di atas rata-rata ketentuan Pemerintah 11 hari. Pertamina sudah mengamankan 17,9 hari, yakni sebanyak 368.833 metric ton,” jelas Fanshurullah.
Untuk kondisi sistem ketenagalistrikan, menurut Fanshurullah, secara umum berjalan normal dan siaga. “Proyeksinya, konsumsi listrik berkurang 10-20 persen, khusus di Jawa dan Bali sampai 30%. Di data kami, 21 sistem kelistrikan berjalan normal, 1 siaga, dan 1 defisit, yakni di Kalimantan Tengah Selatan. Tapi secara umum, beban puncak turun, karena cadangan operasinya sampai 4.225,48 MW,” tutur Fanshurullah.
Penurunan konsumsi listrik juga telah ditunjukkan dari konsumsi di akhir bulan Mei hingga awal Juni. Menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy Noorsaman Sommeng, penurunan konsumsi listrik sudah mencapai 4 Giga Watt (GW). “Empat hari kemarin, 31 Mei – 3 Juni sudah ada penurunan. Biasanya rata-rata siang malam 33.000 MW, sekarang ini justru malam itu hanya 32.600 MW, siang lebih turun lagi bisa mencapai 27.000 MW, lebih kurang penurunan hingga 3 GW sampai 4 GW. Ini nanti akan berlanjut lagi untuk H-3 sampai H+3,” tambah Andy.
Dari subsektor geologi, fokus utama yang masuk dalam pantauan Posko Nasional ESDM adalah gunung berapi, gempa bumi dan tsunami sertagerakan tanah. “Tentang potensi Gempa bumi dan tsunami sulit diprediksi walaupun setiap hari ada kejadian, namun tidak merusak. Untuk gerakan tanah, mudah-mudahan tidak ada lagi hujan, kalau dari prediksi itu hujan berkurang,” tutur Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar.
Untuk mengoptimalkan pemantauan subsektor geologi, Badan Geologi telah membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana Geologi yang siaga 24 jam dalam sehari. “Kami membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana Geologi yang siaga 24 jam dan meningkatkan pemantauan gunungapi yang lebih menjadi fokus. Untuk daerah rawan gerakan tanah, kami sudah usulkan kepada Menteri ESDM untuk disebarkan ke seluruh provinsi,” tambah Rudy.
Saat ini, tambah Rudy, ada 21 gunung berapi yang terus dipantau. di mana 19 gunungapi berstatus waspada, termasuk Gunung Merapi, 1 gunung berstatus Siaga, yakni Gunung Agung, dan 1 gunung dengan status Awas, yaitu Gunung Sinabung.