Bandung – Dini hari tadi, Selasa, 6 November 2018, pukul 01:35;53 WIB masyarakat Mamasa Sulawesi Barat dikagetkan dengan terjadinya gempa. Gempabumi dengan magnitude 5,5 tersebut tidak menyebabkan terjadinya gelombang tsunami, karena meski berada dikedalaman yang cukup dangkal namun energi yang dikeluarkan tidak terlalu kuat untuk memicu terjadi gelombang tsunami.
“Badan meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) melaporkan, Selasa, 6 November 2018, pukul 01:35;53 WIB. Telah terjadi gempabumi di Mamasa, Sulawesi Barat. Gempabumi dengan magnitudo 5,5 berpusat pada koordinat 119.44? BT dan 2.93? LS, pada kedalaman 10 km, berjarak 12 km Mamasa, Sulawesi Barat atau 37 km Baratlaut Tana Toraja Sulawesi Tengah,” ujar Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kasbani.
Kondisi geologi daerah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi tersusun oleh batuan sedimen dan batuan malihan (batuan metamorf) berumur Pra Tersier yang membentuk lajur sesar dengan lereng curam dan kebanyakan lapuk. “Batuan yang lapuk, urai, lepas, dan belum kompak (unconsolidated) dapat bersifat memperkuat guncangan gempa bumi,”jelasnya.
Kasbani menambahkan, berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, gempa bumi diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas Sesar aktif di daerah tersebut yang relatif berarah barat laut – tenggara. “Hingga saat ini, belum ada informasi kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini. Gempa bumi ini tidak menyebabkan Tsunami, karena gempa bumi berpusat di darat,” tambah Kasbani.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. “Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil,” tutup Kasbani.