Jayapura, 25 Februari 2021 – Pelatihan yang diselenggarakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BPSDM PUPR) melalui Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Air dan Permukiman ini telah selesai dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 25 Februari 2021, Sebanyak 26 peserta Pelatihan Perencanaan Teknis Embung dinyatakan telah lulus dalam pelatihan hari ini, Kamis (25/2). pelatihan ini difasilitasi oleh Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wilayah IX Jayapura.
Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Air dan Permukiman, Ruhban Ruzziyatno dalam sambutan penutupan pelatihan melalui konferensi video mengatakan, embung dibangun sebagai tempat cadangan air yang dimanfaatkan selama musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bangunan embung umumnya dibangun di daerah yang memiliki iklim kering. Kapasitas daya tampung embung ditentukan berdasarkan jumlah kebutuhan air di daerah tersebut.
Dalam mendesain tubuh embung harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya keamanan terhadap kegagalan struktur itu sendiri, aman terhadap rembesan/bocoran karena secara umum embung dibangun di daerah hulu yang korositasnya cukup tinggi serta aman terhadap kegagalan hidrolik.
“Oleh karena itu, saat melakukan pekerjaan perencanaan sebaiknya juga dipikirkan rencana operasinya agar dapat berfungsi secara maksimal”, jelas Ruhban.
Ruhban melanjutkan, banyak hal yang harus dikuasai dalam perencanaan teknis embung, mulai dari topografi, hidrologi, geologi dan geoteknik serta konsultasi publik untuk penyelesaian konflik (lahan).
Selain itu, didalam pelaksanaan pekerjaan embung selalu diawasi oleh supervisi pihak ketiga, namun hal ini tidak terlepas dari pengawasan para SDM PUPR sebagai direksi.
“Dengan dilakukan peningkatan kompetensi (melalui pelatihan ini), mudah-mudahan dapat dilakukan sistem kontrol, sistem monitoring dan sistem pengawasan untuk supervisi, sehingga apa yang dilakukan dan yang direncanakan secara teknis bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan berpedoman ada ADMK yang ada”, ungkap Ruhban.
Pada pelatihan yang diselenggarakan selama 9 hari ini, para peserta diberi pembekalan materi mengenai konsepsi kebijakan bendungan (dalam hal ini juga embung), perencanaan teknis embung, survey topografi, geologi, geoteknik, analisa hidrologi, stabilitas embung, desain tubuh embung, desain bangunan pelengkap, serta materi kemasyarakatan berupa materi konsultasi publik dan penyelesaian konflik.
Dengan pembekalan materi tersebut, Ruhban berharap para peserta dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan pada pelatihan ini pada pekerjaan nantinya sehingga perencanaan embung yang telah dilakukan lebih tepat guna dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat.
Dalam kesempatan ini, Alfyan Pratama salah satu peserta dari Direktorat Bendungan dan Danau turut membagikan pengalamannya selama mengikuti pelatihan yang dilaksanakan secara distance learning ini. Ia berpendapat bahwa banyak pembelajaran dalam pelatihan yang bermanfaat baginya, “Pengetahuan yang saya rasa paling bermanfaat yaitu tentang tahapan perencanaan teknis embung seperti studi topografi, hidrologi, geologi desain tubuh embung, dan AHS. Terutama permasalahan dalam merencanakan embung dan solusi atas permasalahan tersebut”, ungkapnya.
Alfyan juga mengakui pelatihan ini dapat membuka wawasan dirinya, terutama tentang pembangunan embung di kawasan Indonesia timur, dimana pembangunan perencanaan embung mempunyai hal yang unik mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan. “Hal ini yang membantu kami dalam menentukan strategi jitu dalam perencanaan embung”, tambah Alfyan. (Kompu BPSDM). (Kompu BPSDM)