Poster film menjadi media utama periklanan dan promosi film bioskop. Sebut saja beberapa film seperti Keluarga Cemara (2019); Love For Sale (2018); Tusuk Jelangkung (2018), dan film ternama lainnya yang menggunakan poster publikasi garapan Alvin Hariz dan Hangga Putra, sebagai media untuk menarik minat penonton.
Bagi keduanya salah satu kunci poster film itu adalah Iconic dan menggambarkan isi, emosi, tema, dan genre film tanpa harus melihat trailer sebagai rujukan lebih mendalam.
Inilah hal penting yang disampaikan oleh Alvin Hariz dan Hangga Putra sebagai pelaku kreatif di dunia desain, melalui kuliah umum “Design Roundtable 6: Exposing a New Kind of Movie Poster in Indonesian Movie Indsutry”. Talkshow ini diselenggarakan oleh Program Studi (prodi) Desain Komunikasi Visual School of Design (DKV SoD) pada 18 Februari 2019 di Pelita Hall UPH Kampus Lippo Village.
Melihat kebutuhan permintaan saat ini, menuntut promosi disajikan dengan serba cepat dan harus tersebar ke dalam berbagai kanal media sosial dan platform. Tidak ketinggalan, permintaan produser yang menargetkan desainer-desainer film untuk bisa menarik semua kalangan untuk menonton film.
“Karena itu, sering kali desainer film itu di request untuk membuat poster yang tidak terlalu “esthetic” maupun terlalu idealis. Yang penting adalah cukup meyakinkan calon penonton dari segala kalangan untuk tertarik menonton film tersebut.” papar Alvin
Alvin juga menjelaskan beberapa tahapan kreatif di balik pembuatan poster film. Tahapan pertama adalah mendesain logo branding untuk film yang disebut dengan tahapan Movie Logo. Ini hal paling krusial dalam poster film karena merupakan hal yang pertama kali dilihat oleh calon penonton.
Tahapan kedua, Sketch Draft. Tahapan ini adalah membuat dan menggambar vision atau arahan desain. Dalam memudahkan client dalam memilih, sketch draft biasanya dibuat 3-4 model. Tahapan Ketiga, dinamakan Creative Concept. Yaitu, dimana desainer mempresentasikan background, angle photo, dan sketch draft kepada produser. Tujuan dari tahapan ini adalah agar produser maupun photographer mengerti arahan visualisasi kita.
Tahap keempat, yaitu proses pembuatan Moodboard yang memuat suasana, warna, dan tema sehingga membuat bayangan akan seperti apa hasil desainnya. Kemudian tahap kelima, menentukan Color Palette dan tone untuk poster. Hal ini membantu dalam pemilihan kostum pada saat sesi foto pemain.
Terakhir, tahap keenam yaitu Photo Session. Yaitu, dimana photographer bekerja sama dengan desainer dalam membuat kebutuhan poster. Tahap selanjutnya adalah, Retouch. Retouch adalah proses pengeditan foto setelah sesi foto. Retouch ini seperti “mempercantik” foto agar disesuaikan dengan kebutuhan poster. Kemudian tahap terakhir adalah, Design & Digital Imaging yang merupakan tahapan perapihan dalam mengedit kebutuhan poster film.
Selebihnya Alvin dan Hangga memberikan masukan kepada mahasiswa DKV UPH untuk menanam mimpi setinggi mungkin dan memisahkan diri agar tidak terperdaya oleh orang sekitar. Kedua, adalah untuk bekerja sesuai passion karena menjalani pekerjaan yang tidak sesuai dengan passion menjadi hal yang berat untuk dijalani.