Jakarta, 12 September 2023 – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Bank Mandiri”) dan PT Bank DBS Indonesia (“Bank DBS Indonesia”) telah dipilih sebagai pemegang buku dan pengatur utama untuk perjanjian kredit senilai USD33 juta untuk PT TBS Energi Utama Tbk (“TBS”) dalam sebuah klub kesepakatan. Dana tersebut akan digunakan untuk akuisisi Asia Medical Enviro Services (“AMES”), sebuah perusahaan terdepan dan terkemuka yang mengkhususkan diri dalam layanan limbah medis di Singapura. Hadir dalam upacara klub kesepakatan ini adalah Dicky Yordan (Presiden Direktur TBS), Susana Indah K. Indriati (Direktur Corporate Banking Bank Mandiri), dan Kunardy Darma Lie (Direktur Bank DBS Indonesia), semuanya dalam mendukung TBS dalam mencapai target karbon netralnya pada tahun 2030.
Sebagai perusahaan energi terintegrasi yang berfokus pada keberlanjutan, TBS beroperasi di bidang listrik, pertambangan, pertanian, kendaraan listrik, dan energi terbarukan. Dalam operasional bisnis mereka, TBS, Bank Mandiri, dan Bank DBS Indonesia memiliki komitmen bersama: mengurangi emisi karbon dan berkontribusi pada transisi energi yang lebih hijau.
Dicky Yordan, Presiden Direktur TBS, menyatakan, “Strategi perusahaan untuk mengakuisisi AMES adalah langkah konkret yang memperkuat komitmen kami terhadap keberlanjutan dan bagaimana TBS dapat secara signifikan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan, sejalan dengan tujuan Towards a Better Society 2030 (TBS2030). TBS akan terus berinvestasi dalam infrastruktur yang berkelanjutan, seperti pengelolaan limbah medis dan kendaraan listrik. Kami sangat senang berkolaborasi dengan Bank Mandiri dan Bank DBS Indonesia dan berharap kerjasama ini akan memberikan kontribusi positif bagi Indonesia yang lebih berkelanjutan.”
Sebagai institusi Wholesale Banking terbesar di Indonesia dan Pemimpin Pasar dalam inisiatif ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola), Bank Mandiri berambisi untuk memainkan peran aktif dalam mendukung target keberlanjutan nasional dengan visi “Menjadi Champion Keberlanjutan Indonesia untuk Masa Depan yang Lebih Baik.” Komitmen kuat ini tercermin dalam penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan, yang telah mencapai sekitar 25% dari total kredit bank hingga Juni 2023. Khususnya, dalam portofolio hijau, Bank Mandiri telah menyalurkan Rp115 triliun atau lebih dari 30% dari total Portofolio Hijau Indonesia, menjadikannya pemimpin pasar dalam distribusi portofolio hijau.
Susana Indah K. Indriati, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, menjelaskan, “Kami percaya bahwa industri keuangan memainkan peran penting dalam mempercepat transisi bisnis menuju praktik yang lebih ramah lingkungan. Dengan basis pelanggan yang luas, Bank Mandiri terus memberikan dukungan penuh kepada pelanggan kami dan menjadi bagian dari perjalanan menuju ekonomi rendah karbon, sambil berupaya memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.”
Kunardy Lie, Direktur Bank DBS Indonesia, mengatakan, “Bank DBS Indonesia sangat berkomitmen untuk mendukung pelanggan kami dalam setiap langkah perjalanan mereka, tidak hanya dalam pertumbuhan bisnis tetapi juga dalam berperan dalam memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat. Misi kami sebagai ‘Bank Terbaik untuk Dunia yang Lebih Baik,’ yang diwujudkan melalui tiga pilar keberlanjutan yaitu Perbankan Bertanggung Jawab, Praktik Bisnis Bertanggung Jawab, dan Dampak di Luar Perbankan, adalah bukti jelas bahwa keberlanjutan terintegrasi dalam semua upaya dan kegiatan kami. Pada tahun 2020, Grup DBS meluncurkan Kerangka Keuangan Berkelanjutan dan Transisi untuk menjawab permintaan yang terus meningkat dalam pembiayaan transisi di Asia. Kerjasama ini memperkuat dedikasi Bank DBS Indonesia dalam memfasilitasi transisi perusahaan menuju operasi bisnis dengan emisi karbon rendah. Kemampuan kami untuk mengurangi emisi keuangan merupakan bagian kunci dari keberhasilan upaya dekarbonisasi pelanggan kami, dan kami berkomitmen untuk mendampingi mereka selama proses ini.”
Sebelum Juli 2023, Bank DBS Indonesia mencatat pertumbuhan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp4 triliun, meningkat 253% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mencakup alokasi dana untuk sektor energi, real estat, sektor manufaktur, serta beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN).