Dalam kerangka MoU ini, Air Liquide Indonesia dan Pertamina akan melakukan penelitian bersama dalam menjajaki kemungkinan kemitraan jangka panjang untuk membantu Pertamina melakukan dekarbonisasi di kegiatan operasionalnya. Kedua pihak akan mempelajari solusi yang memungkinkan pengurangan emisi CO2 di site Pertamina, di antaranya solusi Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS) serta solusi untuk menghasilkan hidrogen rendah karbon.
Melalui inisiatif ini, Air Liquide dan Pertamina menunjukkan komitmen bersama untuk mengeksplorasi dan menerapkan solusi yang akan berkontribusi dalam memerangi pemanasan global.
Proyek ini akan memanfaatkan keahlian Air Liquide di hidrogen dan portofolio teknologi penangkapan karbon yang telah terbukti, sementara Pertamina akan menghadirkan pengalamannya di sektor energi.
Marloes Moerman, Presiden Direktur Air Liquide Indonesia, mengatakan: “Berada di Indonesia selama hampir 30 tahun, Air Liquide bangga bekerja sama dengan Pertamina untuk mengurangi jejak lingkungan dan berinvestasi untuk masa depan rendah karbon di Indonesia. Sejalan dengan tujuan keberlanjutan kami yang mencakup netralitas karbon pada tahun 2050, Air Liquide berupaya bekerja sama dengan pelanggan menuju industri yang berkelanjutan dan berkontribusi pada pengembangan masyarakat rendah karbon. Kami akan melakukannya dibantu oleh berbagai solusi inovatif yang telah kami kembangkan termasuk solusi penangkapan karbon dan hidrogen rendah karbon.
Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communications Pertamina mengatakan: “Salah satu upaya untuk mendukung ambisi Indonesia adalah pengembangan Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Pada saat yang sama, kerja sama ini sejalan dengan program transisi energi strategis Pertamina dan komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Kami senang bermitra dengan Air Liquide dalam misi yang berharga ini.”