Sasar Kawasan Pasifik dan Asia Timur, Kemendag Gelar Misi Dagang ke Selandia Baru dan Taiwan

Jakarta, 14 Maret 2018 – Kementerian Perdagangan akan menyasar pasar nontradisional di kawasan Pasifik dan Asia Timur melalui misi dagang ke Selandia Baru dan Taiwan. Misi dagang Selandia Baru akan dilaksanakan pada 16–19 Maret 2018 berbarengan dengan momentum Kunjungan Kerja Presiden RI. Sedangkan, misi dagang Taiwan akan dilaksanakan pada 22–25 Maret 2018 dalam rangkaian pameran Indonesia Week.

Misi dagang merupakan upaya meningkatkan ekspor berkelanjutan. “Misi dagang Kemendag kali ini akan melakukan penetrasi pasar ke Pasifik dan Asia Timur. Upaya ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden RI dalam Raker Kemendag 2018 yaitu peningkatan kinerja ekspor. Menindaklanjuti mandat tersebut, Kemendag berupaya meningkatkan akses pasar lewat agar target pertumbuhan ekspor 11% dapat tercapai,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda di Jakarta (14/3).

Dalam misi dagang Selandia Baru, Kemendag memboyong delegasi bisnis yang terdiri atas 23 pelaku usaha dari 16 perusahaan. Pelaku usaha yang ikut serta ini bergerak di sektor furnitur, makanan dan minuman, produk agro, kopi, kelapa sawit dan turunannya, kertas dan alat tulis, energi, serta jasa tenaga kerja terampil.

Tren perdagangan bilateral Indonesia dengan Negeri Kiwi dalam periode lima tahun (2012–2016) turun 3,69%. Namun, kinerja naik tajam hingga 15,72% pada 2017 dibandingkan tahun 2016 menjadi USD 1,19 miliar.

“Demi menggenjot ekspor ke Selandia Baru, misi dagang ini membawa pelaku usaha yang memproduksi produk-produk dengan tren ekspor positif dalam lima tahun terakhir di antaranya batu bara, produk kakao olahan, mebel kayu, dessicated coconut, dan produk kertas,” kata Arlinda.

Pelaksanaan misi dagang ke Selandia Baru bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI di Wellington, serta Komite Australia dan Selandia Baru Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia. Rangkaian kegiatan selama misi dagang adalah forum bisnis, one-on-one business matching, dan kunjungan ke perusahaan importir besar di Selandia Baru. “Delegasi bisnis akan melakukan pertemuan dengan buyer potensial di Selandia Baru. Harapannya, pelaku usaha Indonesia dapat menjalin jejaring bisnis internasional dengan para buyer,” tegas Arlinda.

Promosi Sinergis Indonesian Week Taiwan 2018

Selepas Selandia Baru, misi dagang selanjutnya akan dilaksanakan di Taiwan pada 22–25 Maret 2018 mendatang. Kemendag siap mewujudkan komitmen peningkatan kinerja ekspor lewat sinergi dengan lembaga lain. Dalam hal misi dagang ke Taiwan, Kemendag bersinergi dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei menyelenggarakan Indonesian Week 2018 di Taiwan World Trade Center, sebuah pusat perdagangan terbesar di Taiwan.

“Misi Dagang dalam rangka Indonesian Week ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden RI bahwa kegiatan promosi harus dilakukan secara sinergis antara kementerian, lembaga, dan para pemangku kepentingan lainnya. Kegiatan promosi harus menjadi kesatuan sehingga membentuk citra positif bagi Indonesia,” imbuh Arlinda.

Indonesian Week 2018 diselenggarakan untuk mempromosikan potensi Indonesia di bidang perdagangan, investasi, tenaga kerja terampil, serta pariwisata. Kemendag melihat kebutuhan sektorsektor tersebut di Taiwan terus tumbuh. Dalam Indonesian Week 2018, kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain pameran produk Indonesia, seminar dan lokakarya, peragaan busana, dan pentas budaya.

“Indonesian Week tidak hanya tentang pameran. Kegiatan ini juga membuka peluang pengusaha Indonesia membangun jejaring dengan buyer Taiwan lewat forum bisnis dan one-on-one business matching,” ungkap Arlinda.

Pada 2017, ekonomi Taiwan tumbuh di atas perkiraan yaitu 2,6%. Salah satu penggeraknya adalah sektor perdagangan lewat kegiatan ekspor dan impor. Impor Taiwan dari dunia tahun 2017 naik signifikan 12,58%. Produk-produk yang mengalami peningkatan permintaan di antaranya makanan dan minuman, produk perikanan, furnitur, produk agro, kelapa sawit dan turunannya, serta kerajinan.

Di sisi lain, total perdagangan Indonesia-Taiwan pada 2017 mencapai USD 7,47 miliar, meningkat 14,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Surplus bagi Indonesia meningkat 25,65% dibandingkan tahun 2016 dengan nilai ekspor Indonesia ke Taiwan sebesar USD 4,22 miliar. Produk ekspor nonmigas terbesar Indonesia ke Taiwan antara lain batu bara, timah, tripleks, tembaga, karet, produk kertas, serta sotong dan cumi-cumi.

“Dengan kapabilitas Indonesia dan permintaan Taiwan yang besar, perlu adanya diversifikasi produk ekspor kita. Produk makanan dan minuman, perikanan, furnitur, pertanian, kelapa sawit dan turunannya, juga kerajinan Indonesia seharusnya bisa berperan lebih di pasar Taiwan,” jelas Arlinda.

Di tengah dinamika perdagangan global saat ini, Indonesia terus berupaya meningkatkan kinerja ekspor melalui berbagai strategi, salah satunya melalui misi dagang. Misi dagang, menurut Arlinda, juga berperan sebagai jembatan sinergi pemerintah dan swasta dalam membangun ekspor

Related posts

Leave a Reply