Serdang Bedagai (27/11/2017) Indonesia kini sudah berdaulat untuk komoditas jagung. Biasanya Indonesia mengimpor jagung untuk memenuhi kebutuhan secara nasional. Namun sekarang Indonesia sudah bisa memenuhi kebutuhan jagung secara mandiri, berkat kerja keras petani.
Hal itu disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan sambutannya di Desa Kota Tengah Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Tahun ini Indonesia tidak mengimpor jagung sama sekali.
“Dulu kita impor jagung 3,6 juta ton per tahun. Sekarang tidak ada,” ujar Jokowi.
Jokowi menegaskan impor jagung sebanyak 3,6 juta ton itu merupakan jumlah yang tidak sedikit. Pemenuhan produksi ini dimungkinkan Indonesia mempunyai lahan yang luas untuk ditanam jagung.
“(Ada) berapa ribu kontainer itu (kapal pembawa jagung masuk ke Indonesia),” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Namun berkat keras pemerintah kini Indonesia tidak bergantung impor lagi namun kini mengekspor jagung. “Sekarang stop impor, kita ekspor,” tegasnya.
Kerja keras pemerintah ditunjukkan dengan meningkatkan produksi dan melindungi harga jagung di tingkat petani. Menurutnya harga di tingkat petani juga penting untuk diperhatikan agar petani semangat bertanam. Kalau harga rendah petani kan tidak mau bertani lagi.
“Tiga tahun lalu (2014) ketika baru dilantik jadi Presiden, saya ke NTB dan petani marah kepada saya karena harga jagung saat itu Rp1.400 per kg. Kalau harga rendah petani kan tidak mau bertani lagi. Ketika itu impor masih 3,6 juta ton,” cerita Jokowi.
“Saat itu kami keluarkan Perpres harga jagung Rp2.700 per kg dan sekarang harga jagung sudah Rp3.150 dan Indonesia tidak impor jagung lagi. Pemerintah buat petani senang dan sejahtera,” pungkasnya.