Nahdlatul Ulama Surabaya kembali menggelar Lailatul Qiroah sebagai peringatan Nuzulul Quran. Bertempat di Taman Bungkul Surabaya, Rabu (6/6), hadir sekitar 6000 undangan dari anggota dan pengurus NU, Pengurus Lembaga dan Pengurus Badan Otonom NU Kota Surabaya serta juga dihadiri oleh Ketua Umum PBNU Prof KH Said Aqil Siradj.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini Lailatul Qiroah mengusung tema Ayat Jihad Dan Ayat Cinta. Tema ini dimaksudkan untuk mengajak umat Islam dan masyarakat muslim untuk lebih memahami ayat-ayat Al Quran yang berkaitan dengan makna jihad dan kasih sayang antar sesama umat manusia.
Dalam kesempatan tersebut, dibacakan saritilawah oleh Komandan Korem (Danrem) 084/Bhaskara Jaya, Kolonel Kav M. Zulkifli, Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan dan walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Muhibbin Zuhri, Ketua PC NU Surabaya dalam laporannya mengatakan, ini adalah acara tahunan yang digelar dalam rangka menyambut Lailatul Qadr. Mudah-mudahan acara ini membawa berkah. Kita berkumpul di sini dari Polri, TNI, Banser, walikota Surabaya semoga menjadi penanda persatuan kita semua. Ia berharap Taman Bungkul tidak hanya menjadi kawasan wisata tetapi juga menjadi kawasan reliji.
Sedangkan Hasan Mutawakkil Alallah, ketua PWNU Jawa Timur dalam sambutannya menuturkan, malam ini malam yang istimewa. Ketika mendengar tema ayat-ayat cinta dan ayat-ayat jihad diharapkan menjelaskan bahwa tindakan aksi teror tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Ia berharap para warga tidak terprovokasi dengan aksi teror yang telah terjadi. Yang membuat acara ini istimewa tidak hanya santri, tetapi hadir juga pemegang otoritas keamanan dari TNI dan Polri, hadir juga walikota Surabaya.
Sementara itu Said Aqil Siradj, Ketua PBNU dalam tausyiahnya menyampaikan, tidak pandang bulu warna kulit, suku dan sebagainya harus kita hormati. Menurutnya, hal tersebut disampaikan rasulullah saat menjalankan ibadah haji.
Lebih lanjut Said menjelaskan, agama Islam terdiri dari kata salam yang berarti damai, salamatun juga berarti selamat, juga taslim yang berarti berserah kepada Allah. Nabi Muhammad juga diperintah Allah untuk membentuk organisasi yaitu umattan wasaton, umat yang moderat, berada di tengah. Tidak sekuler, juga tidak radikal. Sikap moderat juga harus dilengkapi dengan kecerdasan.
Said menambahkan, ayat terkait perang diturunkan saat terjadi perang Ahzad. Ayat tersebut harus dibaca juga konteksnya, asbabun nuzul. Ayat terkait perang tidak tepat jika diterapkan dalam keadaan damai.