Pasuruhan – Launching varietas mangga Agri Gardina 45 Indonesia sangat kaya akan jenis buah mangga. Ada sekitar 400 vatietas atau jenis mangga yang ada dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Kekayaan sumberdaya genetik mangga di Indonesia yang tinggi perlu terus diperkenalkan kepada khalayak luas untuk membuka pasar yang lebih lebar hingga mampu unjuk gigi di pasar mangga dunia.
Meski Indonesia merupakan negara produsen mangga ke-4 di dunia dan negara eksportir mangga ke-7 di Asia dengan rata-rata produksi 2 juta ton per tahun.
Untuk menjawab permasalahan ini, Balitbangtan Kementan yang juga telah menghasilkan berbagai teknologi inovatif hortikultura khususnya mangga mengadakan Gelar Perbenihan dan Sumberdaya Genetik Mangga di Kebun Percobaan (KP) Cukurgondang, Pasuruan pada 3-5 November 2017 dengan tema “Masalisasi dan hilirisasi teknologi inovatif buah tropika mendukung tahun hortikultura 2018 menuju swasembada ekspor”.
KP Cukurgondang yang dibangun pada tahun 1938 ini memiliki koleksi sebanyak 402 aksesi mangga dari berbagai varietas.
Berada di lahan seluas 11,87 Ha, KP Cukurgondang telah menghasilkan sebanyak 16 varietas unggul yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian.
Dari varietas yang telah terdaftar tersebut, terutama 4 jenis mangga Garifta Garifta Orange, Garifta Merah, Garifta Kuning, Garifta Gading, dan Agri Gardina 45 telah tersebar benihnya ke sekitar 18 provinsi di Indonesia, dengan jumlah benih yang tersebar sebanyak 8.657 benih sumber dan 269.711 benih sebar.
Kepala Puslitbang Hortikultura Kementerian Pertanian, Hardiyanto mengatakan sejumlah varietas mangga baru hasil pengembangan Kebun Pembenihan Cukurgondang sudah ditanam secara massal di daerah-daerah bahkan sudah diekspor ke luar negeri. “Sejumlah mangga Indonesia telah diekspor ke negara-negara lain, seperti mangga varietas gedung gincu dari Jawa Barat, dan arummanis dari Jawa Timur.
Mangga klonal 21 (mangga alpukat) juga sudah mulai ekspor dan sekarang areal tanamnya diperluas oleh petani di daerah-daerah” terangnya. Ia berharap mangga Agri Gardina juga diterima masyarakat dan sukses dikembangakan sehingga siap diekspor. “Mangga varietas Agri Gardina 45 lebih menarik karena ukuran kecil dan warnanya kuning campur kemerahan yang merata, sangat menarik konsumen luar negeri,” urai Hardiyanto.
Dalam acara pembukaan itu dilakukan launching dua varietas unggul baru mangga diantaranya dan Agri Gardina 45, Varietas baru yang juga disebut mangga pisang (Banana manggo) ini merupakan hasil persilangan antara mangga arummanis dan mangga saigon. “Dibutuhkan waktu 5 tahun penelitian untuk bisa menghasilkan mangga agri gardina ini. Kita ambil efek warna merah dan karakteristik pohon dan buahnya dari mangga saigon, rasa (diambil) dari mangga arummanis,” kata Sri Yuliati Kepala Divisi Ekologi Balitbu tropika, Kementerian Pertanian dalam Gelaran Perbenihan dan Sumber Daya Genetik Mangga Indonesia di Kebun Pembenihan Cukurgondang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan.
Sri Yulianti mengatakan, selain memiliki penampilan menarik yakni bentuknya lebih kecil dan warna merah-kekuningan serta rasanya yang sangat manis, pohon mangga agri gardina juga berkarakter rendah (Cebol) sehingga menghemat ruang tanam dan bahkan bisa ditanam di dalam pot. “Di hamparan bisa ditanam dengan jarak tanam tiap pohon antara 2,5 x 2,5 meter, setiap hektar bisa ditanami sebanyak 1.500 pohon. Padahal untuk mangga varietas lain, pada umumnya setiap hektar hanya sekitar 4.00 pohon dengan jarak jarak tanam 10 x 10 meter,” terangnya.
Sri mengaku perawatan mangga pisang ini juga mudah. Untuk 1 hektar, biayanya sama dengan jenis mangga varietas lainnya. Dengan perawatan optimal, pada umur 1,5-2 tahun mangga ini sudah bisa berbuah. “Sesuai namanya mangga pisang, makannya sama seperti makan pisang. Kulitnya dikupas dari bagian atas ke bawah dan bisa langsung dinikmati,” terangnya.