Lampung – Dalam upaya mencapai target pemerintah mewujudkan swasembada pangan bagi masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan para petani, sepanjang tahun 2017 ini pemerintah sudah menyetop impor komoditas pangan di antaranya beras, jagung, bawang merah dan cabe. Selain itu guna menjaga kestabilan harga, pemerintah melakukan pengawasan secara ketat para distributor nakal.
Pernyataan ini disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat melakukan panen raya padi di Desa Mandalasari, Kecamatan Mataram Baru, Lampung Timur pada lahan seluas hampir empat ratus hektar. Pada kesempatan ini Mentan secara simbolis juga menyerahkan beberapa bantuan alat-alat pertanian. “Dengan bantuan ini, diharapkan para petani dapat meningkatkan produksi hasil pertanian sehingga Lampung Timur menjadi lumbung pangan nasional,” terangnya, Jumat (10/11/2017).
Lebih lanjut Menteri Amran menerangkan bahwa Lampung Timur mempunyai lahan pertanian cukup luas, ditambah iklimnya sangat cocok terutama tanaman padi. Bahkan Menteri Pertanian mencatat pada 2017 ini, produksi Lampung Timur mencetak kenaikan hingga 20% dan secara grafik Lampung Timur menjadi yang tertinggi di antara lima belas kabupaten lainnya di Lampung.
Ia berharap pada 2018, pemerintah setempat harus bekerja keras memberikan penyuluhan secara rutin kepada para petani sehingga produksinya terus meningkat. Hasil serta kualitas produksi padi petani Lampung Timur mampu bersaing dengan hasil panen padi dari pulau Jawa.
“Pada tahun 2017 ini sudah ada empat komoditas pangan yakni beras, jagung, bawang merah dan cabe tidak lagi melakukan impor. Ditargetkan pada 2018, seluruh daerah dan provinsi, komoditas pertanian akan mengalami peningkatan cukup tinggi karena pemerintah sudah melakukan terobosan baru dengan membuka lahan pertanian. Jika swasembada pangan tercapai, maka tidak ada lagi permainan harga dan para petani akan sejahtera,” paparnya
Sebagai langkah menstabilkan harga saat musim panen raya, pemerintah sudah melakukan pengawasan secara ketat melalui keputusan presiden tentang standarisasi harga. Sehingga petani tidak merugi saat panen raya, dimana distributor nakal juga akan ditindak jika memaikan harga di pasaran. Ditambah harga dari petani tetap distandarkan, sehingga tidak berdampak pada gejolak harga di tengah masyarakat.
Kedatangan Mentan Amran ke Desa Mandalasari, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur ini, disambut antusias petani di sana. Tak terkecuali oleh sang Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim.
Bupati perempuan pertama di Sumatera itu senang, karena Menteri Amran akhirnya bisa meluangkan waktu menghadiri panen raya padi di sekitar 300 hektare sawah di daerah yang dia pimpin.
“Saya merasa seperti mimpi, Pak Menteri yang sudah ditunggu lama sekali, alhamdulillah kini terwujud,” ucap Chusnunia.
Pada kesempatan itu, bupati berhijab tersebut menyampaikan potensi lahan pertanian di daerahnya cukup luas, lebih dari 214 ribu hektare. Baik untuk tanaman padi maupun jagung.
Karena itu dia bertekad untuk mendukung penuh program pemerintah mempertahankan swasembada pangan. Namun tetap mengutamakan kesejahteraan petani.
“Kesejahteraan petani itu yang utama, menjadi perhatian kita di Lampung Timur,” kata bupati yang daerahnya menyokong lebih 13 persen kebutuhan pangan di Provinsi Lampung. Tahun ini, produksi pagi di Lamtim lebih 519 ribu ton.
Karena itu, Chusnunia beharap dukungan terhadap petani di daerahnya terus diberikan oleh pemerintah pusat malalui kementerian yang dipimpin Amran.
Pada kesempatan itu, Menteri Amran juga membawa bantuan untuk petani Desa Mandalasari, berupa hand tracktor, pompa air dan alat-alat pertanian lainnya.
Turut hadir dalam kegiatan panen padi itu Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim, Sekda Provinsi Lampung Sutono, Danrem Garuda Hitam Kolonel Inf Hadi Basuki, Sekda Lampung Timur Syahrudin Putera, Dandim 0411 Lampung Tengah Letkol Infantri Jajang Kurniawan, dan Kadis Pertanian Lampung Timur M Yusuf HR.