Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menggelar pertemuan dengan pimpinan 90 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang tergabung dalam Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) di Kampus Universitas Terbuka, Tangerang Selatan. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dan ‘Online Learning’ pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia,
Menristekdikti mengatakan pendidikan tinggi di Indonesia harus melakukan perubahan dengan melaksanakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan dunia yang begitu cepat.
”Tampaknya kita tidak bisa menunggu lagi, kita harus melakukan perubahan. Perubahan itu harus kita lakukan pada ‘disruptive technology era’, dan kita bisa memanfaatkan peluang yang baik. Di Eropa dan Amerika terkenal dengan istilah revolusi industri 4.0, namun beda lagi di China, mereka mengenal istilah “Made in China 2025”. Jadi target mereka di tahun 2025 semua dunia menggunakan produk negeri Tiongkok. Saat ini mereka sedang menggembangkan kereta cepat sampai ke Eropa. Negara lain sudah menggembangkan ekonomi kelas dunia, disinilah peran pendidikan tinggi di Indonesia agar dapat mengisi pembangunan yang ada di negeri ini,” ujar Menteri Nasir dihadapan para pimpinan PTN di Universitas Terbuka Convention Center, Tangerang Selatan (16/4).
Menteri Nasir menambahkan bahwa PJJ harus tetap memperhatikan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi. Menristekdikti menambahkan bahwa sistem PJJ harus diawasi dan didampingi cara pengelolaan sistem PJJ, bagaimana sistem pendidikan, sistem pemberian tugas, serta sistem penjaminan mutu, yang merupakan bentuk dari ‘cyber university’.
Sebagai kampus yang sudah terlebih dahulu menyelenggarakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memberikan mandat kepada Universitas Terbuka (UT) untuk memberi masukan dan mendukung seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh tersebut, sesuai dengan kapasitas dan fasilitas yang dimiliki UT.
Rektor Universitas Terbuka (UT) Ojat Darojat mengatakan, ini merupakan kehormatan bagi UT, dan UT telah mengambil langkah konkret membangun kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia untuk mensukseskan program stratergis PJJ dan ‘Online Learning’.
“UT siap sukseskan dan membantu perguruan tinggi lain dalam program PJJ dan Online Learning. Setidaknya UT sudah mendandatangi Nota Kesepemahaman dengan Universitas Borneo Tarakan(UBT), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Medan (Unimed), Universitas Soedriman (Unsoed), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Institut Teknologi Sumatera dan kali ini dengan Universitas Jember, Universitas Lampung (Unila), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan Universitas Bangka Belitung (UBB), ” terangnya.
Rektor Insitut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Kadarsah Suryadi berharap agar dengan diselenggarakannya sistem pendidikan jarak jauh ini, dapat meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Indonesia yang saat ini masih di angka 31,5%. “Saya kira apa yang disampaikan Pak Menteri ketika bertemu di Medan lalu, kita dapat meningkatkan APK kita yang rendah dibanding Malaysia 37.2%, Thailand 51.2%, Singapura 82.7% dan Korea 92.4%, ” pungkas Kadarsah.
Dalam acara tersebut turut hadir Rektor dan Wakil Rektor dari 90 PTN yang tergabung dalam Majelis Perguruan Tinggu Negeri Indonesia (MRPTNI), Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad dan, Staf Ahli Menteri Bidang Akademik Paulina Pannen, serta tamu undangan lainnya.