Mengolah Limbah Cair Kelapa Sawit Menjadi Listrik

Jakarta, 30 Mei 2018 – Limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME) dapat diolah menjadi energi dan dimanfaatkan untuk memasok listrik masyarakat. Lalu, bagaimana caranya?

Dijelaskan oleh Adri Kristian dari PT. Pasadena Engineering Indonesia bahwa POME dibakar secara anaerobik (pemecahan bahan-bahan organis oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen) di kolam tertutup. Gas methana yang menguap tidak terlepas ke luar sehingga tidak merusak lingkungan.

“Kami (PT. Pasadena Engineering Indonesia) membangun fasilitas pengolahan limbah dengan cover lagoon, sehingga gas methana yang dihasilkan dapat dikumpulkan,” katanya dalam agenda Pojok Iklim di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Rabu (23/05/2018).

Menurut Adri, gas methana yang terkumpul dapat dikonversi menjadi biogas yang bermanfaat. “Gas methana ini memiliki kandungan yang sama dengan gas alam, dapat digunakan sebagai bahan bakar,” kata Adri.

Berdasarkan pengolahan limbah cair yang dilakukan dengan cara tertutup, satu pabrik dengan kapasitas produksi 45 ton/jam dapat menghasilkan listrik sebesar 1 MW. Hasil tersebut dapat memasok kebutuhan listrik sekitar satu desa (1.000 rumah).

Adri mencontohkan penerapan distribusi listrik dari pengolahan POME di Rantau Sakti, Riau. Setelah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan dilakukan pemasokan listrik selama 24 jam, terjadi peningkatan kualitas hidup masyarakat 1.730 keluarga di tiga desa. “Juga ada penghematan BBM sekitar 1.000 liter per hari, setara dengan 10 miliar per tahun,” jelas Adri.

Limbah cair kelapa sawit yang merupakan sisa-sisa air proses ekstraksi minyak kelapa sawit, mengandung banyak senyawa organik yang dapat melepas bahan berbahaya, antara lain gas methana atau gas rumah kaca. Pengolahan POME yang kebanyakan dilakukan di kolam-kolam limbah terbuka menempatkan industri kelapa sawit sebagai kontributor gas rumah kaca dengan jumlah yang besar.

Mengingat besarnya produksi kelapa sawit di Indonesia berbanding lurus dengan tingginya kuantitas limbah yang ditimbulkan, mimpi buruk tersebut sejatinya dapat dibalik menjadi berkah dengan satu cara, yakni methane capture. Cara ini dapat menyelesaikan masalah kerusakan lingkungan akibat pelepasan gas methana dan apabila diolah lebih lanjut, dapat menghasilkan energi untuk masyarakat.

Dari sekitar 800 pabrik kelapa sawit, hanya sekitar 5% yang memiliki fasilitas pengolahan limbah cair sawit menjadi biogas. Dari persentase tersebut, lebih sedikit lagi yang memanfaatkannya menjadi pembangkit listrik.

Apa pun itu, methane capture tetap menjadi kewajiban industri sawit sebagai langkah nyata kontribusi positif bagi lingkungan sekaligus menciptakan stigma positif industri sawit bagi dunia pertanian dan kehutanan. Pengolahan POME menjadi biogas untuk memasok kebutuhan listrik masyarakat, merupakan kerja besar yang patut diperjuangkan oleh stakeholder, termasuk swasta.

Related posts

Leave a Reply