Jakarta 22 November 2017 – Menandai kerjasama bilateral antara Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Pemerintah Jepang khususnya Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism, Japan (MLIT), dilaksanakan kegiatan The 10th Indonesia-Japan Conference on Construction. Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanudin memberikan sambutan pembukaan kegiatan yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (21/11) ini.
Dalam pertemuan tersebut, Syarif menyampaikan apresiasinya atas kerjasama yang telah terjalin antara Indonesia-Jepang dalam bidang infrastruktur, khususnya infrastruktur ke-PUPR-an.
“Kami mengapresiasi pertemuan bilateral ini yang merupakan ajang pertukaran informasi, pertukaran gagasan, mencari solusi permasalahan – permasalahan terkait konstruksi, dan mencari terobosan baru dalam merespon isu – isu terkait konstruksi” Ujar Syarif.
Pertemuan bilateral yang ke 10 kali ini membahas topic terkait Construction Productivity atau Produktivitas Konstruksi .Produktivitas Konstruksi dikaitkan dengan beberapa aspek yaitu aspek kompetensi atau aspek SDM, aspek teknologi, dan aspek sumber daya pendukung material atau peralatan konstruksi.
Sejalan dengan hal tersebut, Syarif menjelaskan bahwa UU 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstrusi melakukan perbaikan pengaturan dan pengaturan baru terhadap isu-isu yang belum diakomodir dalam UU Jasa Konstruksi sebelumnya diantaranya: perlu adanya pengaturan terhadap rantai pasok, system delivery dalam sistem pengadaan barang dan jasa, mutu konstruksi, serta kebutuhan dalam penyelesaian sengketa konstruksi.
Beberapa topik yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya adalah Bidding System and Procurement, Environmental Technology, Health and Safety Measures, Earthquake hazard map, Business Construction, public land acquisition and infrastructure development plan.
Yoshuki Aoki, Deputy Minister for Construction, Engineering, and Real Estate Industry, menyebutkan Jepang menghadapi tantangan dan sekaligus telah mempersiapkan upaya untuk menangani tantangan produktivitas sektor konstruksi di Jepang.
Jepang saat ini menghadapi fenomena penurunan pekerja konstruksi. Untuk menghadapi hal tersebut, Jepang menggunakan i-Construction dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi ICT dalam seluruh proses produksi konstruksi. Misalnya memanfaatkan drone saat pengukuran.
Dengan diselenggarakannya pertemuan ini diharapkan dapat meningkatkan dan mendorong pembangunan infrastruktur yang berkualitas untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.