Port Moresby, 26 Mei 2018 – Pertemuan para Menteri Perdagangan Asia Pacific Economic
Cooperation (APEC) selama 2 hari, pada 25-26 Mei 2018 di Port Moresby, Papua Nugini,
menghasilkan beberapa kesepakatan. Di antaranya, perluasan akses bagi partisipasi semua lapisan
masyarakat Asia Pasifik dalam kegiatan ekonomi dan perdagangan; optimalisasi pemanfaatan
teknologi digital; internasionalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM); penguatan
konektivitas di seluruh kawasan; serta penciptaan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Mewakili Menteri Perdagangan RI, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian
Perdagangan, Iman Pambagyo, menyambut baik berbagai inisiatif APEC dan menekankan
pentingnya unsur inklusivitas dalam pertumbuhan ekonomi. “Perkembangan internet dan
teknologi digital telah banyak mengubah pola aktivitas global, termasuk perdagangan. Kita ingin
seluruh masyarakat Indonesia mendapat manfaat ekonomi sebesar-besarnya karena perubahan
tersebut dapat mendorong pemerataan kesejahteraan,” tegas Iman seusai pertemuan.
Papua Nugini sebagai tuan rumah APEC 2018 mengusung tema “Harnessing Inclusive
Opportunities, Embracing the Digital Future”. Dalam pertemuan, para Menteri Perdagangan
menekankan fokus APEC tahun ini terutama pasca disepakatinya APEC Action Agenda on
Advancing Economic, Financial and Social Inclusion; APEC Framework on Cross-border E-Commerce
Facilitation; dan APEC Internet and the Digital Economy Road-Map oleh para Pemimpin APEC
tahun lalu.
Perekonomian digital membawa peluang sekaligus tantangan bagi seluruh ekonomi APEC, tidak
terkecuali Indonesia. “Indonesia menyadari betul fenomena ekonomi berbasis digital saat ini. Ke
depan, kita tidak ingin terlena dan justru akan menyiapkan berbagai kebijakan yang
menguntungkan, sekaligus memberi kepastian dan keamanan,” ujar Iman.
Ia menambahkan dalam hal ini, UMKM Indonesia dan platform e-commerce memegang peranan
penting. “UMKM mewakili hampir 99% pelaku bisnis Indonesia saat ini. Melalui insentif yang
tepat, misalnya fasilitasi aktivitas e-commerce yang saat ini berkembang pesat, UMKM kita akan
mampu meningkatkan daya saing dan menembus pasar global secara maksimal.”
Di samping isu digital dan inklusivitas, dalam hal perdagangan, APEC juga terus mempercepat
langkah mencapai Bogor Goals 2020, mendorong integrasi ekonomi regional dan konektivitas
kawasan Asia Pasifik.
Tahun 2020 akan menjadi momen penting bagi APEC. Berangkat dari kesepakatan 26 tahun lalu di
Bogor, prioritas besar APEC adalah mengurangi berbagai hambatan perdagangan dan investasi.
Fase pertama untuk ekonomi maju telah dilewati di tahun 2010. Dua tahun dari sekarang, capaian
di ekonomi berkembang harus dapat melengkapi keberhasilan APEC untuk menciptakan
perdagangan dan investasi yang terbuka dan bebas di Asia Pasifik. Untuk itu, para Menteri
Perdagangan APEC mendorong penyelesaian reviu capaian Bogor Goals untuk dilaporkan kepada
para Pemimpin Ekonomi APEC di pertemuan akhir tahun ini. Capaian APEC selama ini juga akan
menjadi dasar penetapan visi APEC pasca-2020 yang dimotori oleh perwakilan 21 ekonomi APEC
yang tergabung dalam APEC Vision Group.
Integrasi ekonomi regional juga terus didorong oleh para Menteri Perdagangan APEC. Salah satu
topik yang terus bergulir saat ini adalah rencana realisasi Free Trade Area of the Asia Pacific
(FTAAP). APEC sebagai inkubator bagi FTAAP tengah mengakselerasi program kerja di beberapa
area, seperti tarif, hambatan nontarif, surat keterangan asal, jasa, investasi, perdagangan digital,
dan UMKM. FTAAP berambisi mewujudkan kerja sama yang komprehensif dan berkualitas tinggi
juga mendorong berbagai inisiatif peningkatan kapasitas di APEC, khususnya bagi ekonomi
berkembang.
APEC berkomitmen melanjutkan pula pekerjaan yang merupakan implementasi beberapa
kesepakatan yang menjadi panduan kerja, seperti konektivitas melalui APEC Connectivity Blueprint
for 2015-2025, partisipasi ekonomi APEC dalam rantai nilai global, dan peningkatan daya saing
sektor jasa melalui APEC Services Competitiveness Roadmap for 2016-2025.
“Keterhubungan rantai pasok dan pembangunan infrastruktur yang didorong di APEC tentu saja
sangat sejalan dengan visi Pemerintah Indonesia saat ini. Tidak hanya itu, para Menteri
Perdagangan juga sepakat mendorong partisipasi ekonomi APEC, khususnya ekonomi
berkembang, dalam rantai nilai global. Semuanya itu akan berkontribusi terhadap kuatnya daya
saing ekonomi kawasan Asia Pasifik,” pungkas Iman.