Anggota Komisi X DPR RI Desy Ratnasari mengkritisi Survei Karakter yang terdapat dalam Asesmen Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Desy mengkritisi kejelasan aspek yang menyatakan Survei Karakter memberikan informasi tentang sikap dan nilai yang mencerminkan profil nilai Pancasila. Menurutnya, penjelasan tersebut mengandung arti Survei Karakter hanya akan mencakup aspek kognisi pada siswa.
Dan jika yang dimaksud benar, maka dirinya meminta Kemendikbud menindaklanjuti pemetaan pengetahuan profil pelajar Pancasila yang sejalan dengan Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) dan nantinya terintegrasi dalam kurikulum yang mencakup aspek kognisi, afeksi dan spiritual. Diketahui, Asesmen Nasional ini direncanakan akan menjadi pengganti dari Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan siswa yang akan berlaku pada September-Oktober 2021 nanti.
“Jika hal ini hanya paparan pada pengetahuan saja, tentunya saudara Menteri harus menindaklanjuti pemetaan pengetahuan profil pelajar Pancasila yang dimiliki oleh anak bangsa, diikuti dengan peta jalan dan juga substansi Rancangan Undang Undang Sisdiknas yang memastikan bahwa program pembentukan karakter pelajar yang Pancasila ini ada terintegrasi dalam substansi kurikulum yang mencakup aspek kognitif, afektif dan spiritual seperti yang diungkapkan di halaman 20. Ada kalimat yang memberi sinyal bahwa sekolah perlu memperhatikan tumbuh kembang siswa secara utuh mencakup dimensi kognitif afektif dan spiritual,” tegas Desy dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Mendikbud di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (20/1/2021).
Selain itu, politisi Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) ini menambahkan, pembentukan karakter bangsa yang tidak cukup hanya dalam dimensi pengetahuan saja, melainkan juga mencakup dimensi afektif dan spiritual serta perilaku yang nantinya akan menjadi sebuah kebiasaan. Hal tersebut akan menjadi ciri utama yang unik dari anak-anak Bangsa Indonesia yang berbeda dari masyarakat secara global.
Dirinya juga menilai pada survei lingkungan dalam Asesmen Nasional ini perlu adanya evaluasi berkelanjutan yang tidak hanya satu kali, sehingga substansi survei betul-betul mampu menciptakan maupun memetakan karakter anak bangsa serta pada survei karakter dirinya juga berharap agar tim yang mendalami terkait survei karakter ini dapat mengembangkan kuesioner guna memotret karakter anak bangsa secara mendalam yang dalam penjabaran Kemendikbud hal tersebut dirasa sulit.
“Lalu kemudian selain evaluasi proyek survei karakter ini saya juga ingin para pakar yang menjadi tim survei karakter ini bisa mengembangkan kuesioner untuk menjadi sebuah penelitian survei untuk bisa memotret karakter anak bangsa yang secara mendalam, yang tadi dibilang sulit, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. nah tentunya ini menjadi PR dari Pak Menteri (Nadiem Makarim),” ujar legislator dapil Jawa Barat IV itu. (hal/sf)