
19 Desember 2025 – Ada masa ketika hidup terasa seperti ruang tunggu yang lampunya terlalu terang, tapi pintunya tidak pernah terbuka. Bagi Skaeta, masa itu terjadi cukup lama—terutama di sekitar pandemi, ketika dunia mengecil, pikiran membesar, dan arah hidup terasa kabur. Dari situ, New Chains, Same Shackles lahir. Skaeta, seorang musisi breakcore/melancholic breakcore dari Kota Banjarbaru, ibukota baru Kalimantan Selatan resmi merilis album New Chains, Same Shackles pada 18 Desember 2025 via record label elektronik Anti.Trust Records asal Surabaya, Jawa Timur.
Album ini dirilis oleh Anti.Trust Records, bukan sebagai pernyataan besar, bukan juga sebagai upaya terlihat penting. Ia hadir sebagai catatan. Catatan tentang seseorang yang terlalu sering sendirian dengan pikirannya sendiri, ditemani musik-musik yang tidak berusaha menghibur, tapi jujur. Depressed breakcore, noise emosional, dan kekacauan yang terasa masuk akal. Referensi seperti sewerslvt, Machine Girl, hingga Death’s Dynamic Shroud bukan sekadar pengaruh, tapi teman seperjalanan.
“Jadi ya, proyek album ini lahir dari campuran kegelisahan, pandemi, anxious nights, depressed breakcore sebagai pelarian, dan kebutuhan buat ngelepas semua yang udah lama ngendap. Semacam cara buat ngejelasin ulang versi aku tentang “rantai” dan “kebebasan.”, jelas Skaeta
Judul New Chains, Same Shackles terdengar seperti kalimat yang diucapkan setelah seseorang menyadari bahwa perubahan tidak selalu berarti bebas. Ganti rutinitas, ganti lingkungan, ganti cara berpikir—tapi beban lama masih ikut terbawa. Album ini tidak mencoba memberi solusi. Ia hanya mengajak duduk sebentar dan melihat belenggu itu apa adanya. Jika harus diringkas dalam tiga kata, album ini adalah: Intens, Rapuh, Meledak. Urutannya bisa berubah, tergantung siapa yang mendengarkan.
Secara musikal, Skaeta tidak sedang ingin rapi. Ia memilih suara yang pecah, sample yang dipotong agresif, ritme yang kadang meledak tanpa permisi. Tapi di balik itu semua, ada emosi yang dijaga tetap utuh. Kekacauan di sini bukan gaya, melainkan kondisi.
Sebagian besar materi dalam album ini adalah lagu baru, dibuat khusus untuk proyek ini. Namun ada juga potongan ide lama yang kembali diangkat—bukan karena nostalgia, tapi karena ternyata masih relevan. Seperti masalah yang kita kira sudah selesai, tapi muncul lagi dalam bentuk berbeda. Semua lagu dirangkai untuk menceritakan satu periode hidup Skaeta antara 2020 hingga 2022: fase merasa terjebak, mencoba keluar, gagal, mencoba lagi, lalu menemukan sedikit cahaya—bukan di ujung, tapi di sela-sela. Album ini hampir seluruhnya dikerjakan sendiri. Dari penulisan, sampling, aransemen, sampai mixing. Bukan karena ingin terlihat independen, tapi karena cerita ini memang tidak bisa diwakilkan. Meski begitu, kehadiran teman-teman dekat—sebagai pendengar pertama, pemberi komentar jujur, atau sekadar tempat ragu—tetap punya peran yang tidak kecil.
Untuk artworknya, digarap Bagussatya (@bagussatya_________), seorang seniman perlawanan dari Pati, Jawa Tengah yang akan dirilis di Bandcamp resmi Anti Trust Record. Bagussatya juga sering didapuk menjadi seniman cover artwork dan poster seperti poster pameran seniman Yogyakarta, Bob Sick pada pameran “CUEX IS THE BEST”, Maret 2025. Bagus Satya juga berpartisipasi di proyek demokratisasi pengetahuan dengan pendekatan artistik bersama @kelas_pagi_indonesia tahun 2017.
“Secara produksi, hampir semua materi di album ini aku kerjain sendiri dari awal sampai akhir. Mulai dari penulisan, sampling, arrangement, sampai mixing—semuanya aku pegang biar feel dan identitasnya tetap konsisten sama apa yang aku bayangin. Tapi tetap ada beberapa orang yang punya peran penting di balik layar. Teman-teman dekat banyak bantu sebagai pendengar pertama, ngasih feedback jujur, atau sekadar jadi tempat tukar pikiran setiap kali aku ragu arah musiknya mau ke mana. Walaupun mereka nggak terlibat langsung secara teknis, kontribusi dan energinya kerasa banget dalam perjalanan album ini.”, tutur Skaeta
Di luar album ini, Skaeta tetap bergerak. Ada proyek musik house dengan nuansa yang lebih ringan, lebih santai, dan mungkin lebih mudah diterima. Ada DJ set, vinyl set, dan keterlibatannya di program Infinite Crossover di Voices Radio. Semua berjalan berdampingan, tanpa harus saling menjelaskan.
“AlbumNew Chains, Same Shackles dibuat tanpa target besar. Tidak mencoba mendefinisikan generasi. Tidak ingin menyelamatkan siapa pun. Album ini hanya ingin jujur pada satu hal: apa yang menumpuk di kepala, lalu dilepaskan pelan-pelan lewat suara. Kalau ada yang merasa nyambung saat mendengarkan, itu sudah cukup. Dan satu catatan kecil, untuk kucing kesayanganku: Rest in Peace, Moon,” tutup Skaeta
Album New Chains, Same Shackles sudah bisa dinikmati di semua platform DSP pada 18 Desember 2025. -anti.trust.records-edited by alfan-





