Cikarang – (22/2) Fakultas Humaniora Universitas Presiden menggelar seminar bertema “The Challenging Infrastructures of Indonesia” di Auditorium Charles Himawan, President University, Jababeka Education Park, Kota Jababeka. Acara ini diadakan untuk menganalisa, mengkaji ulang, dan membahas kebijakan dan program Indonesia mengenai pembangunan infrastruktur dan tantangannya di bawah pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo dari enam perspektif, yaitu: Hubungan Internasional (Politik), Komunikasi (Branding/Periklanan), Hukum, Pendidikan Guru Sekolah Dasar/PGSD (Pengembangan Pendidikan/Sumber Daya Manusia), Teknik Elektro (Infrastruktur Umum), dan Pemerintah Kabupaten Bekasi (Proyek Pemerintah/Implementasi Kebijakan).
Acara ini dihadiri oleh Ir. Dwi Larso, MSIE., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Akademik President University, Edi Supriadi (Perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi), Drs. Teuku Rezasyah, MA., Ph.D., (Dekan Fakultas Humaniora), Fennieka Kristianto, SH, MH, M.Kn., MA (Kepala Program Studi Hukum), Hendra Manurung, S.IP., MA (Kepala Program Studi Hubungan Internasional), Joni Welman Simatupang, ST, M.Sc.Eng., Ph.D., (Kepala Program Studi Teknik Elektro), Grace Amialia Anfentonanda N., S.Pd., M.Pd (Kepala Program Studi PTSE) Sylvia Savitri, S.IP., M.Si (Dosen Program Studi Komunikasi) dan sekitar 200 mahasiswa dan dosen dari empat program studi di Fakultas Humaniora.
Acara tersebut diadakan untuk meningkatkan kesadaran dan untuk memperkaya pengetahuan para peserta mengenai pembangunan infrastruktur di Indonesia, karena infrastruktur telah menjadi salah satu tujuan utama Pemerintahan Jokowi seperti yang disebutkan dalam ‘Nawa Cita’.
Acara ini berjalan dengan sukses karena para pembicara dan para Kepala Program Studi menyampaikan presentasi sederhana namun substansial dari perspektif yang berbeda dari sesuai dengan latar belakang studi masing-masing.
Menurut Edi Supriadi, sangat penting bagi Indonesia untuk memperbaiki sektor Foreign Direct Investment/Investasi Asing (FDI), karena memberikan kontribusi besar bagi PDB Indonesia (Produk Domestik Bruto). Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, pemerintah telah memfokuskan pada pemerataan FDI ke seluruh kabupaten/kota se-Indonesia daripada hanya memikat FDI ke Jakarta. Pemasaran komersial diperlukan untuk menarik FDI ke Indonesia, yang dapat dicapai melalui: (1) pembangunan infrastruktur publik, terutama dalam akses transportasi di daerah pedesaan, dan (2) pembangunan sosial melalui pelatihan sertifikasi dan kompetensi sumber daya manusia.
Dari perspektif hukum, infrastruktur Indonesia telah berkembang secara signifikan karena Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Kerjasama Sektor Swasta dan Publik mengenai Pembangunan dan Pembangunan Infrastruktur Indonesia.
Perspektif pendidikan menekankan pada peningkatan perilaku, karakter, dan pola pikir guru dan masyarakat di Indonesia, karena mereka akan menjadi orang-orang yang membentuk dan mempengaruhi kaum muda. Hal ini mengacu pada dorongan Presiden Jokowi tentang ‘Revolusi Mental’.
Menurut perspektif komunikasi, metode iklan jokowi yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan internet dan media sosial, di mana Presiden Jokowi dan stafnya secara teratur menerbitkan pembangunan infrastruktur Indonesia melalui akun media sosial resmi presiden (misalnya YouTube, Facebook, Twitter, dan lain lain). Selain itu, ditambah dengan kunjungan mendadak Presiden Jokowi (atau dikenal sebagai ‘blusukan’), pemerintah dapat secara langsung mengamati dan menganalisis kebutuhan dan tantangan infrastruktur, sehingga mengurangi kesenjangan sosial antara pemerintah dan masyarakat.
Pada perspektif politik, pembangunan infrastruktur Indonesia telah tumbuh secara signifikan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, di mana gaya kepemimpinan tampaknya menjadi salah satu gaya kepemimpinan presiden yang paling efektif dalam hal pembangunan infrastruktur yang pesat. Pemerintahan Presiden Jokowi telah berfokus pada perbaikan pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan di Indonesia, karena ini penting untuk memperkuat keamanan Indonesia. Selain itu, Indonesia juga telah menunjukkan perkembangan yang signifikan namun pesat di sektor maritim (yaitu, pelabuhan laut, pelabuhan, pelabuhan) berkat kebijakan Global Maritime Fulcrum.
Di sektor teknik, di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam hal pembangkit tenaga listrik (terutama di daerah pedesaan), di mana sektor publik bekerja sama dengan sektor swasta.
Di sisi lain, para peserta menunjukan antusiasme yang tinggi ditunjukan dengan banyaknya pertanyaan dan pendapat yang dilontarkan pada akhir seminar.