Yogyakarta, 31 Mei 2018 – Mispersepsi terhadap relasi antaragama di Timur Tengah yang berkembang di Indonesia memiliki dampak yang besar bagi relasi antaragama di Indonesia. Topik ini akan dibawakan oleh Dr. Sumanto Alqurtuby, cendekiawan Muslim Indonesia yang saat ini menjadi pengajar di King Fahd University of Petroleum and Mineral, Saudi Arabia. Sebagai penggiat lintas agama, Dr. Sumanto Alqurtubymemiliki cara sendiri untuk memberikan pendidikan lintas agama kepada masyarakat sesuai dengan cita rasa masa kini. Kuliah virtualnya melalui Facebook banyak digemari sekaligus dibenci, namun setiap respons atas statusnya di Facebook akan ditanggapi oleh Dr. Sumanto Al Qurtuby dengan jenaka dan bernas.
Mispersepsi itu dibangun oleh informasi dan data yang tidak akurat sehingga memberikan gambaran bahwa Timur Tengah adalah area yang penuh konflik kekerasan dan faktor utamanya adalah soal agama. Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, adalah kiblat pembelajaran agama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sehingga ia pun menjadi acuan untuk melihat masalah di Indonesia. Umat Islam maupun non Islam yang salah persepsi terhadap realitas relasi antaragama di Timur Tengah cenderungmelihat konflik politik di Indonesia sebagai masalah agama. Persoalan geopolitik dan wawasan kultural, sosial, dan ekonomi kurang menjadi perhatian para penceramah-penceramah agama. Dengan demikian persoalan keragaman intra-agama dan antaragama yang menjadi konteks penting bagi relasi yang damai dan penuh respek menjadi persoalan hari ini baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Melalui contoh-contoh situasi relasi antaragama di kampusnya Arab Saudi, hingga pengamatan sebagai akademisi terhadap situasi di negara-negara Timur Tengah, diharapkan akan membawa wawasan baru bagi masyarakat Indonesia.
Bertepatan dengan kunjungan Dr. Sumanto Alqurtuby ke tanah air, Pusat Studi dan Pengembangan Perdamaian (PSPP) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerjasama dengan Srikandi Lintas Iman (SRILI) Yogyakarta memprakarsai dialog terbatas yang dihadiri oleh kalangan umum maupun peminat pengembangan dialog dan persahabatan antarpemeluk agama. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Seminar Pdt. Dr. Rudy Budiman UKDW pada tanggal 31 Mei 2018.
Tujuan dari pelaksanaan dialog ini adalah memberikan pemantik semangat agar masyarakat belajar mengembangkan persepsi yang tidak keliru tentang relasi antaragama maupun interagama di Timur Tengah karena mispersepsi dalam isu-isu itu berdampak bagi relasi antaragama maupun interagama di Indonesia. Dari pemahaman yang objektif terhadap situasi relasi agama-agama di Timur Tengah diharapkan akan melahirkan sikap bijak dalam merespons isu-isu politik, sosial, dan ekonomi yang kerap ditampilkan ke permukaan dengan menggunakan identitas agama.