Perkembangan teknologi informasi dan digital merubah peran perpustakaan di masa depan. Dengan meningkatnya media digitalisasi dan konektivitas, penting bagi perpustakaan untuk menumbuhkan ekosistem inovasi dan kreativitas di sekitar penggunanya. Sehingga pengguna berpikir tentang perpustakaan pun sudah berubah drastis, dari mula tempat penyimpan referensi menjadi tempat memecahkan solusi.
Demikian dikatakan Presiden SLA (Special Library Association) Asian Chapter Dra. Labibah Zain, MLIS setelah menjadi narasumber di acara ICRL (International Conference on Reshaping Libraries) dengan tema Emerging Global Technologies and Trends di Jaipur, Rajasthan – India, 1-3 February 2018, yang diadakan DELNET-Developing Library Network dan Ambedkar University of Delhi bekerjasama dengan SLA (Special Library Association), Asian Chapter.
Labibah yang juga Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menjelaskan, perpustakaan mempunyai peran yang krusial terhadap perbaikan kualitas akademik dan kualitas kehidupan manusia. Perpustakaan tidak lagi sebagai tempat terbuka, melainkan akan memberi manfaat apabila bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di unit ini, sehingga pegawainya bisa survive dalam kehidupannya.
Perpustakaan di Indonesia, lanjut Labibah, paradigmanya juga harus berubah agar bisa lebih visible atau dilihat peran di lingkungan sekitarnya. Bagaimana fungsi pustakawan dari pelayanan berubah menjadi aktivis pendidikan. Mereka membantu setiap proses perbaikan kualitas akademik bagi pengguna dan institusinya.
“ Implementasi teknologi inovatif di perpustakaan seperti penggunaan pencetakan layanan mandiri, solusi pemindaian yang lebih baik, penggunaan drone untuk pengiriman buku, teknologi mobile untuk menyebarkan informasi, penerbitan elektronik dan sistem organisasi pengetahuan, analisis data mining and text analytics, dan beberapa alat teknologi lainnya menjadi sangat penting untuk mewujudkan kreativitas penggunanya”, kata Labibah yang juga Ketua Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam Indonesia (APPTIS).
Ia menyarankan mestinya perpustakaan saat ini berupaya mendukung universitas dengan menyediakan beragam sumber informasi dalam bentuk tercetak dan elektronik. Keberadaan sumber-sumber informasi terutama sumber informasi elektronik (e-resources) tersebut menjadi hal yang sangat penting agar para akademisi memperoleh hasil riset yang bermutu dan diakui secara internasional.
Selain itu, pada ICRL 2018 ini juga menghadirkan Dr Nurdin Laugu dan Marwiyah, S.Ag.,SS., MLIS, dosen Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga sebagai pembicara tamu.Dosen Ilmu Perpustakaan Fak. Adab UIN Raden Fatah Palembang, yaitu Rusmiatiningsih yang juga alumni Pasca Sarjana Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dan 3 orang mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga; Arina Faila Saufa, Sri Andayani, dan Okky Rizkiyantha sebagai paper presenter.
Konferensi yang mebahas 5 isu penting; Technology Trend, Managing Human Resources, Networking and Collection Collaboration dan User Engagment di bidang perpustakaan ini berlangsung seru karena mencoba mengelaborasi pandangan para delegasi dari berbagai negara. Pada hari terakhir, delegasi Internasional melakukan kunjungan ke museum dan istana di Jaipur. Pada kesempatan ini, delegasi dari Indonesia ini juga diundang mengikuti program library visit di dua perpustakaan, yaitu perpustakaan International Economic Growth University of Delhi dan perpustakaan Jawarhal Nehru juga ke Tajmahal.