
15 Desember 2025 – Perkumpulan Pita Merah Jogja bersama Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (FK UKDW) meluncurkan fitur terbaru Ruang Pengaduan pada aplikasi Monitoring Evaluasi Kesehatan Orang dengan HIV (Montov). Kegiatan berlangsung pada Kamis (11/12/2025) di Kampus FK UKDW dan dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan DIY, fasilitas pelayanan kesehatan, organisasi masyarakat, akademisi, serta komunitas pemerhati HIV.
Peluncuran fitur ini merupakan bagian dari upaya memperkuat ekosistem layanan HIV yang inklusif, responsif, dan terintegrasi, khususnya dalam rangka mendukung target Eliminasi HIV 2030.
Sekretaris Pita Merah Jogja, N. Bagaswara, menyampaikan bahwa fitur baru Montov dikembangkan untuk menjawab kebutuhan kanal pelaporan yang aman, rahasia, dan ramah anak muda. Fitur ini memungkinkan ODHIV menyampaikan aduan terkait ketersediaan obat antiretroviral (ARV), pengalaman stigma maupun diskriminasi, serta hambatan akses layanan kesehatan.
“Ruang Pengaduan disiapkan sebagai jembatan antara kebutuhan komunitas dan layanan kesehatan, sehingga kualitas layanan dapat ditingkatkan secara berkelanjutan,” ujar Bagas.
Aplikasi Montov pertama kali dirilis pada 2024 dan memuat sejumlah fitur utama, antara lain informasi HIV, pengingat obat, akses fasilitas kesehatan PDP, laporan kesehatan, mitigasi bencana, serta notifikasi massal.
Dekan FK UKDW, dr. The Maria Meiwati Widagdo, menyampaikan bahwa keberadaan fitur baru ini sangat membantu ODHIV, mengingat persoalan HIV/AIDS tidak hanya berkaitan dengan aspek kesehatan, tetapi juga isu sosial. Sebagai institusi pendidikan, FK UKDW berkomitmen memperluas kontribusi Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang kesehatan masyarakat.
“Stigma masih menjadi hambatan signifikan bagi ODHIV dalam mengakses layanan. Ketika stigma begitu kuat, banyak dari mereka memilih menutup diri dan enggan mencari pengobatan. Fitur ini menyediakan ruang aman bagi mereka untuk menyampaikan masalah dan memperoleh solusi,” jelas Maria.
FK UKDW juga berkomitmen memberikan dukungan akademik melalui riset, penyediaan pakar, serta pelibatan mahasiswa dalam kegiatan edukasi dan advokasi kesehatan.
Direktur Yakkum Emergency Unit (YEU), Debora Dian Utami, menyampaikan bahwa aplikasi digital seperti Montov merupakan instrumen penting untuk memastikan keberlanjutan layanan HIV, terutama pada situasi darurat.
“Di sejumlah daerah, bencana pernah menghambat akses pengobatan HIV. Oleh karena itu, mekanisme pelaporan dan rujukan yang aman sangat dibutuhkan,” ujarnya.
YEU turut mendorong institusi pendidikan lainnya untuk mereplikasi praktik baik ini guna memperluas edukasi dan keterlibatan anak muda dalam isu kesehatan.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan DIY, dr. Ari Kurniawati, menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi antara komunitas, akademisi, fasilitas kesehatan, dan organisasi masyarakat dalam memperkuat pencegahan dan penanggulangan HIV.
“Pemerintah daerah menargetkan Eliminasi HIV pada 2030 melalui layanan deteksi dini, pengobatan berkelanjutan, dan upaya penurunan stigma. Aplikasi Montov merupakan inovasi yang dapat mendukung pencapaian target tersebut,” ujar Ari.
Ia menegaskan pentingnya peran seluruh unsur pentahelix dalam mendorong kampanye Suluh, Temukan, Obati, Pertahankan.
Kegiatan peluncuran ini turut disertai diskusi ilmiah bertajuk “Dari Gejala Kulit ke Diagnosis HIV: Peran Tenaga Medis dan Komunitas dalam Pencegahan” yang menghadirkan Dr. Arum Krismi, Sp.DVE., dan Alvo sebagai narasumber. Paparan menekankan pentingnya deteksi dini infeksi menular seksual (IMS) melalui gejala kulit sebagai salah satu pintu awal diagnosis HIV, serta pentingnya menghadirkan layanan kesehatan yang bebas stigma.
Pelaksanaan kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara FK UKDW dan Pita Merah Jogja sebagai bentuk komitmen kolaboratif dalam pengembangan aplikasi, penelitian, dan edukasi publik.
Melalui kegiatan ini, diharapkan terbangun sistem dukungan yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan bagi ODHIV serta kelompok rentan, sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat kesehatan masyarakat dan mempercepat pencapaian target nasional penanggulangan HIV.






