Cikarang – Upaya rekonsiliasi antara Korea Utara dan Korea Selatan yang baru-baru ini terjadi menjadi tajuk utama di dunia. Tindakan historis ini menghasilkan keingintahuan dari publik mengenai alasan di baliknya. Pada Senin (15/5), President University mengundang An Kwang Il, Duta Besar Democratic People’s Republic of Korea (North Korea) untuk Indonesia dalam kuliah umum bertema “Peace in the Korean Peninsula” yang diadakan di Auditorium Charles Himawan President University, Cikarang. Kuliah ini memberikan wadah bagi siswa untuk mendiskusikan situasi saat ini antara Korea Utara dan Korea Selatan.
An Kwang Il menyatakan bahwa kita perlu memahami garis waktu sejarah untuk mengetahui tentang perubahan situasi Korea Utara. Dia menjelaskan bahwa ide perdamaian ini muncul sejak pemimpin Korea Utara sebelumnya. “Kebijakan saat ini adalah kesinambungan antara pemimpin Korea Utara sebelumnya yang ingin melihat Korea bersatu,” kata An Kwang Il.
Korea Utara juga berdiri teguh pada denuklirisasi di Semenanjung Korea. “Semenanjung Korea akan menjadi lahan tanpa nuklir dan menyelesaikan proses perdamaian di Semenanjung Korea. Apa yang kita lakukan selanjutnya adalah membangun kerja sama internasional di berbagai sektor termasuk sains dan teknologi,” kata An Kwang Il.
Kuliah ini dihadiri oleh Teuku Rezasyah, Ph.D, Dekan Fakultas Humaniora President University, sekitar 70 mahasiswa dan dosen.
“Kuliah umum ini membuktikan pemerintah Korea Utara sangat ingin mensosialisasikan pencapaian diplomatiknya saat ini karena mereka telah berjuang keras untuk mencapai suatu unifikasi dengan Korea Selatan,” ujar Teuku Rezasyah.