Seremonia.id – Inedonesia tengah menghadapi tantangan serius akibat kemarau panjang yang melanda tahun 2023. Kemarau ini telah menyebabkan sejumlah masalah, termasuk ancaman kebakaran di lahan kering dan kelangkaan air bersih yang menjadi keluhan masyarakat. Akibatnya, cadangan air baku di sejumlah waduk mengalami penurunan drastis, berdampak negatif pada hasil pertanian.
Waduk Gajah Mungkur, yang terletak sekitar enam kilometer di selatan pusat perkotaan Kabupaten Wonogiri, memiliki peran penting dalam mengatasi banjir yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Bengawan Solo. Selain itu, waduk ini juga mampu menghasilkan 12,4 MW tenaga listrik.
Namun, pendangkalan volume air waduk, terutama selama musim kemarau panjang dan akumulasi sedimen, menjadi masalah yang terus berkembang. Ini bukan masalah baru, tetapi tetap menjadi tantangan yang harus diatasi secara berkelanjutan.
Waduk Gajah Mungkur memiliki luas genangan yang mencapai lebih dari 8.800 hektare, menjadikannya salah satu waduk terbesar di Indonesia. Menariknya, konstruksi waduk ini dirancang untuk bertahan hingga 100 tahun, menunjukkan perencanaan yang matang dari Kementerian Pekerjaan Umum.
Selain memiliki nilai praktis dalam mengendalikan banjir dan memasok listrik, Waduk Gajah Mungkur juga memiliki nilai sejarah yang kuat. Pembangunan waduk ini melibatkan pengorbanan warga, dengan 51 desa di tujuh kecamatan tenggelam sebagai konsekuensi pembangunan. Meskipun sebagian besar warga dipindahkan ke tempat lain, makam tetap berada di situ, mengingatkan kita pada sejarah yang penuh warna.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengungkapkan pentingnya Waduk Gajah Mungkur dalam mengendalikan banjir, mengairi sawah seluas 30 ribu hektare, menyediakan air baku, dan menghasilkan tenaga listrik. Proyek ini juga memiliki keunikan karena dibangun sendiri oleh Kementerian Pekerjaan Umum tanpa melibatkan kontraktor, menegaskan keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan.
Selain mengatasi tantangan teknis, pemerintah saat ini tengah berfokus pada penataan kawasan wisata di sekitar Waduk Gajah Mungkur. Direktur Jenderal Cipta Karya, Diana Kusumastuti, menyatakan bahwa Waduk Gajah Mungkur memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Proyek penataan kawasan ini akan meningkatkan ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan menjadi kebanggaan daerah.
Penataan kawasan dibagi menjadi tiga zona, termasuk pengembangan kawasan wisata, rekreasi anak dan remaja, serta berbagai atraksi lainnya. Langkah ini diharapkan dapat menjadikan Waduk Gajah Mungkur sebagai destinasi pariwisata yang menarik, memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi Kabupaten Wonogiri, dan menjadi ikon baru di daerah tersebut.
Diharapkan konstruksi penataan kawasan ini selesai pada Desember 2023, dan setelah itu, Waduk Gajah Mungkur akan diresmikan dan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Ini adalah langkah penting dalam menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak, sambil memberikan manfaat positif bagi masyarakat sekitar.