OceanXplorer rampungkan ekspedisi di wilayah Sumatera dan segera melanjutkan eksplorasi ke perairan timur Indonesia
Jakarta, 9 Juli 2024 – Organisasi nirlaba eksplorasi kelautan global, OceanX, bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (CMMAI) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membagikan sejumlah temuan penting dari tiga tahap pertama “Misi Indonesia 2024”. Misi penjelajahan berlanjut ke perairan Indonesia bagian timur dalam rangka eksplorasi laut yang dilakukan pertama kali di Indonesia.
Sepanjang tiga tahapan misi sebelumnya yang mencakup wilayah perairan sekitar Batam, Aceh, Padang hingga Jakarta, Misi Indonesia 2024 telah menghasilkan temuan penelitian baru di wilayah perairan dan laut Indonesia yang belum terjelajahi sebelumnya. Para peneliti meneruskan fokus penelitian oseanografi dan geofisika selama leg 3, dengan sejumlah bidang yang meliputi keanekaragaman hayati, iklim, paleo-klimatologi, mikroplastik, kualitas air, dan karakteristik geologi seperti zona Sunda Megathrust, yang memiliki implikasi yang signifikan terhadap mitigasi bencana alam di masa mendatang.
Dengan kombinasi metode mulai dari survei laut dalam dengan menggunakan ROV dan penyelaman kapal submersible, survei laut dangkal dan dalam menggunakan sistem Baited-Remote Underwater Video (BRUV), hingga survei udara dari helikopter, misi ini berhasil mendokumentasikan berbagai macam biota laut, termasuk fauna yang gemar bermigrasi di daerah tersebut. Perangkat molekuler seperti DNA lingkungan (eDNA) juga digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang keanekaragaman spesies, terutama jenis yang sulit diamati melalui survei tradisional dan visual, serta pengurutan tambahan yang menargetkan populasi mikroba.
Hasil temuan awal ini menunjukkan adanya jumlah keanekaragaman hayati yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya dan kurangnya keberadaan spesies ikan komersial berukuran besar di daerah tersebut, sebuah pandangan yang sangat penting untuk manajemen penangkapan ikan di masa depan serta perencanaan kawasan konservasi perairan.
“Kami sangat senang menyaksikan kolaborasi yang luar biasa antara peneliti berbakat Indonesia dan peneliti internasional dalam misi ini. Upaya mereka telah menghasilkan pencapaian signifikan yang kami ingin bagikan. Temuan-temuan ini turut meningkatkan pemahaman Indonesia mengenai lingkungan laut, mendukung pengelolaan perikanan berkelanjutan, strategi konservasi yang efektif, dan upaya mitigasi bencana yang proaktif. Kami menyadari bahwa pemahaman mendalam tentang laut sangat penting untuk memitigasi perubahan iklim dan memastikan kesehatan dan keberlanjutan lautan dunia,” kata Co-CEO dan Chief Science Officer OceanX, Vincent Pieribone, dalam sebuah acara media di Jakarta.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia (Kemenko Marves), Mochamad Firman Hidayat, mengatakan, “Kolaborasi ini telah mengalami kemajuan yang luar biasa, dan kami bangga melihat progres dari misi OceanX. Penemuan-penemuan ini memperdalam pemahaman kita tentang lingkungan laut untuk terus melindungi dan mengelola sumber daya laut dengan lebih baik. Dengan memperluas pengetahuan kelautan, kita dapat melakukan mitigasi bencana alam di masa depan, mengatasi dampak perubahan iklim, dan memastikan kesehatan dan keberlanjutan perairan Indonesia untuk generasi mendatang”
Deputi Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mego Pinandito, mengatakan, kolaborasi ini menunjukkan dedikasi dan semangat para peneliti Indonesia dalam mengungkap rahasia di perairan. “Melalui misi ini, kami telah melihat penemuan-penemuan menarik—mulai dari karang laut dalam dan pegunungan bawah laut hingga pemetaan megathrust yang mendetail—yang meningkatkan pemahaman kita tentang lingkungan laut. Kami tetap berkomitmen untuk mendukung penelitian kelautan dan pemanfaatan sumber daya maritim secara berkelanjutan di seluruh perairan Indonesia, memajukan pengetahuan ilmiah sambil melestarikan dan mengelola ekosistem laut secara bertanggung jawab,” kata Mego.
Pada penjelajahan tahap pertama, OceanXplorer berhasil memetakan dasar laut Indonesia seluas lebih dari 7.500 kilometer persegi, memfasilitasi penyelaman submersible pertama yang dilakukan oleh ilmuwan Indonesia yang berpartisipasi dalam misi ini, melakukan survei ROV dan kamera pertama di lokasi terjadinya tsunami pada tahun 2004, mengamati karang laut dalam, dan menemukan rembesan hidrotermal dan termogenik di dasar laut.
Misi tahap kedua mencakup penelitian pada bidang oseanografi dan geofisika yang dilakukan pada tahap sebelumnya, sekaligus menambah fokus penting pada keanekaragaman hayati laut. Fokus khusus pada tahap ini juga meliputi sektor pengelolaan perikanan di Sumatera Barat, karakterisasi spesies ikan, megafauna, dan ekosistem terumbu karang. Selama survei udara megafauna, OceanX menemukan ratusan lumba-lumba, Paus Omura, ikan pari manta samudera, dan tempat hiu karang bermukim di wilayah perairan yang dilalui. Namun, observasi pada tahap ini juga menunjukkan adanya degradasi habitat dan indikasi mekanisme penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan terlihat dari jumlah sedikitnya jumlah spesies ikan piscivora komersial seperti kakap dan kerapu.
Tema sentral ekspedisi ini adalah penelitian terkait keanekaragaman hayati, iklim dan paleoklimatologi, mikroplastik dan kualitas air, serta pemetaan fitur geologi seperti zona Megathrust—yang memiliki implikasi signifikan terhadap risiko dan mitigasi gempa bumi dan tsunami di masa depan.Misi Indonesia 2024 yang dilakukan di atas kapal OceanXplorer—kapal eksplorasi, penelitian ilmiah, dan produksi media tercanggih di dunia—terdiri dari lima tahap yang dimulai tanggal 8 Mei di Batam dan akan berlanjut hingga 25 Agustus 2024 di Bitung (Sulawesi Utara). Sepanjang misinya, OceanX, Kemenkomarves, dan BRIN memanfaatkan teknologi generasi terbaru, ilmu pengetahuan yang mumpuni, penyampaian cerita yang menarik, dan pengalaman mendalam untuk mendidik, menginspirasi, dan menghubungkan dunia dengan lautan.
Program OceanX Education
Perhentian OceanXplorer di Jakarta juga menandai pencapaian penting bagi OceanX Education seiring dengan diluncurkannya beberapa program pendidikan baik di atas kapal maupun daratan, dalam sebuah kerangka kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, universitas-universitas di Indonesia, serta mitra nirlaba untuk mengembangkan dan membina generasi masa depan yang tertarik untuk berkarir sebagai ilmuwan dan teknisi kelautan, serta penyampai informasi yang berkaitan dengan sektor kelautan.
Di Jakarta dan Bali, OceanX Education akan menyelenggarakan program tur edukasi di atas kapal OceanXplorer yang melibatkan hingga 200 pelajar dan pengajar . Peserta tur ini diidentifikasi dan diseleksi oleh mitra OceanX, termasuk Kementerian Pendidikan, Tanoto Foundation, dan organisasi nirlaba lokal lainnya. Tur ini bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap pembelajaran dan kepemimpinan di sektor kelautan, memberikan kesempatan bagi pelajar dan pengajar untuk mempelajari prinsip-prinsip yang berkaitan dengan ilmu kelautan dan media di atas kapal penelitian yang modern.
Kolaborasi OceanX dengan Tanoto Foundation akan melibatkan sejumlah pengajar dan pelajar dalam pendidikan sektor kelautan yang berkualitas dan mudah diakses secara luas. Kemitraan ini menekankan komitmen kedua organisasi yang berfokus pada pendidikan, sekaligus memperkuat kepemimpinan di bidang kelautan untuk generasi mendatang. Selain tur atas kapal, Tanoto Foundation juga mendukung penyediaan materi cetak untuk para pelajar dengan yang usia muda dan memfasilitasi siaran langsung dari OceanXplorer ke ruang kelas.
Country Head Tanoto Foundation Indonesia, Inge Kusuma mengatakan, “Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan OceanX, memberikan kesempatan bagi para pemimpin masa depan Indonesia untuk merasakan langsung kehidupan di atas kapal OceanXplorer, melihat penerapan teknologi canggih, dan belajar tentang bidang baru dalam ilmu pengetahuan dan eksplorasi laut. Kolaborasi ini sejalan dengan komitmen Tanoto Foundation untuk meningkatkan pendidikan dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia. Kami tidak hanya memberikan pengetahuan berharga kepada para pemimpin masa depan tentang konservasi laut, tetapi juga memupuk pemahaman yang lebih dalam mengenai SDGs. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk menyediakan pendidikan berkualitas dan terjangkau kepada pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia.”
Dari Jakarta, Young Explorers Program (YEP) akan mengundang dua kelompok pelajar untuk berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan di atas kapal OceanXplorer selama beberapa hari . Program ini bertujuan untuk menyambut generasi muda Indonesia dan pelajar dari seluruh dunia untuk belajar tentang kelautan dan mempromosikan minat mereka terhadap penelitian kelautan, media, dan penyampaian cerita. Penjelajah muda berusia 18-22 tahun akan melakukan dua ekspedisi terpisah dengan kapal OceanXplorer di perairan Indonesia. Kelompok pertama ikut dalam perjalanan dari Jakarta ke Bali pada bulan Juli, sementara yang kedua dari Bali ke Bitung pada akhir Juli-Agustus.
Peserta program YEP terdiri dari 19 orang WNI yang berasal dari berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Hasanuddin, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Program ini juga menghadirkan 11 mahasiswa asal Amerika Serikat, Singapura, dan Filipina.
Bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Pendidikan RI, OceanX juga telah menyelenggarakan beberapa University Lecture Tour yang sebelumnya telah berlangsung di Universitas Syiah Kuala dan Universitas Andalas Padang. Perkuliahan selanjutnya rencananya akan diselenggarakan di Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Udayana, dan Universitas Sam Ratulangi sepanjang bulan Juli hingga Agustus.
OceanXplorer dilengkapi dengan teknologi mutakhir untuk mensurvei berbagai lingkungan laut, termasuk habitat laut dalam, dangkal, dan pesisir. Ini termasuk:
● Dua kapal selam berawak sepanjang 1.000 meter;
● Kendaraan yang dioperasikan jarak jauh (remote operated vehicle, ROV) sepanjang 6.000 meter;
● Laboratorium penelitian mutakhir;
● Kemampuan pengurutan DNA generasi berikutnya;
● Kemampuan pemetaan akustik penuh;
● Analisis konduktivitas, suhu dan kedalaman.
OceanX berencana untuk melakukan berbagai proyek di seluruh Asia Tenggara selama beberapa tahun dan saat ini sedang aktif berdiskusi dan berkolaborasi dengan pemerintah di seluruh kawasan, termasuk Malaysia, Filipina, dan negara lain, untuk mengatur ekspedisi. Untuk informasi lebih lanjut, dan pembaruan misi terkini, silakan kunjungi www.oceanx.org.