Pameran memiliki banyak kegunaan, diantaranya untuk mengapresiasi, edukasi, rekreasi dan prestasi. Dalam bidang seni, pameran menjadi sangat penting.
Karena melalui kegiatan ini diharapkan dapat terjadi komunikasi antara seniman melalui karya seninya dengan public atau apresiator yang akan menggunakan atau menikmati hasil karya seni.
Pameran menjadi pilihan di dunia pendidikan untuk mengapresiasi sekaligus mengedukasi public. Begitu juga di School of Design Universitas Pelita Harpan (SoD UPH), sudah sejak tahun 2013 mewajibkan mahasiswa tingkat akhir untuk memamerkan karya Tugas Akhir (TA) sebagai syarat kelulusnya. Pameran ini sekaligus wadah untuk apresiasi karya seni sekaligus mengedukasi public.
Sejak Jumat, 24 Mei sampai 31 Mei 2019, di ruang pamer gedung B berlangsung pameran berbagai macam desain dari keramik, baju, rajutan, pahatan sepatu dan berbagai macam lainnya yang menampilkan keunikan masing-masing karya dari Tugas Akhir mahasiswa prodi Desain Produk SOD UPH.
Tampak Reni, mahasiswa semester akhir menjelaskan produk yang dipamerkan kepada pengunjung.
“Pada pameran ini saya mengeksplorasi bunga krisan dan mawar sebagai pewarna. Dari eksplorasi ini saya bisa menghasilkan berbagai macam spectrum warna tidak cuman warna kuning saja sesuai warna bunganya tetapi bisa berwarna kehijauan kecoklatan dan warna lainnya”, jelas Reni, mahasiswa Desain Produk 2015, saat menerangkan pewarnaan sintetis yang diaplikasikan dalam desain baju yang dipamerkan.
Dalam pameran ini mahasiswa memfokuskan satu bahan yang mereka eksplorasi dan aplikasikan dalam karya seni. Melalui eksplorasinya Reni menemukan alternative baru untuk pewarnaan sintetis. Ada juga mahasiswa yang memfokuskan teknik pembuatan keramik seperti yang dilakukan eka.
“Pada tugas akhir ini saya memfokuskan teknik dekorasi marbeling pada keramik. Teknik dekorasi ini masih jarang di Indonesia. Saya mengaplikasikan teknik dekorasi ini dalam 3 produk dengan bahan dasar berbeda, yaitu cangkir sushi set dengan teknik suminagashi, batik series dengan teknik suminagashi, dan eksplorasi dekorasi tambahan”, jelas Eka sambal menunjukkan hasil teknik marbeliing dari bahan tanah menggunakan glacier. Eka menyatakan sangat senang mendalami teknik ini karena teknik ini sangat bervariasi.
Menurut mahasiswa yang ikut dalam pameran karya Tugas Akhir ini, mereka mendapatkan banyak pelajaran lewat eksplorasi yang dilakukan. Diantaranya bagaimana mengaplikasikan suatu bahan ke dalam berbagai bentuk atau desain yang kita inginkan.
Selain itu ada juga karya kerajinan tangan tas dari bahan akar wangi yang sangat jarang manfaatkan dan juga tidak mudah ditemukan. Cindy, yang membuat produk dari akar wangi menceritakan bagaimana ia mendapatkan bahan akar wangi sampai ke Garut.
“Material akar wangi ini dapat ditemui di Indonesia dan Jamaica. Akar wangi ini hanyalah limbah karena belum banyak orang tahu, dari situ akar wangi ini aku olah menjadi sebuah produk yang bisa diapresiasi oleh masyarakat luas,” Ujar Cindy.
Saat melakukan tugas akhir ini Cindy juga banyak dibantu oleh beberapa pengrajin yang ada di garut yaitu ada pengrajin tenun, dan pengrajin tas. Cindy juga membantu para pengrajin dalam memberikan teknik pembuatan produk untuk menambah kreasi produk yang dihasilkan. Karena belum banyak pengrajin yang bias bagaimana menenun akar wangi.
Mahasiswa juga mengakui pelajaran yang didapat di kelas serta ketersediaan fasilitas lab di kampus UPH sangat membantu dalam proses pengerjaan tugas akhir mahasiswa SOD. Ditambah bimbingan dan arahan dari dosen-dosen yang memberikan saran-saran dan kritik yang membangun, membuat mahasiswa mampu menghasilkan karya-karya seni yang unik dan orisinal.
Syariah Hotel Solo, Metrodata Electronics, Summarecon Mutiara Makassar, UIN Suna Kalijaga, UPH, Rangkaian Kegiatan Syariah Hotel Solo, Event Summarecon Mutiara Makassar, Event UPH,