Jakarta, 24 April 2018 – 48 persen dari perusahaan yang mengaku telah diuntungkan dari penggunaan machine learning menyebut bahwa peningkatan profabilitas adalah keuntungan paling besar yang mereka rasakan, menurut sebuah studi terbaru dari SAP SE (NYSE: SAP).
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang telah meraup keuntungan dari machine learning juga mengharapkan kenaikan pertumbuhan pendapatan sebanyak lebih dari 6 persen dalam periode dua tahun ke depan (2018-2019). Penelitian ini dilakukan oleh Economist Intelligence Unit (EIU) dan tertulis dalam diskusi bersama SAP.
“Memaksimalkan Machine Learning: 5 Pembelajaran dari para Fast Learner” adalah hasil survei yang dilakukan kepada 360 eksekutif senior dari empat wilayah geografis: Amerika Utara, Eropa, Asia Pasifik, dan Amerika Latin. Penelitian tersebut mengidentifikasi kesempatan, nilai dan implikasi untuk perusahaan – yang disebut sebagai Fast Learner – yang telah melihat keuntungan substansial dari machine learning. Manfaat-manfaat tersebut dirasakan di sepanjang organisasi dan termasuk peningkatan profitabilitas serta pendapatan, keunggulan kompetitif yang lebih tinggi, juga proses yang lebih akurat dan hemat.
Ciri-ciri Pemimpin Machine learning
Fast Learner memegang lima ciri utama:
- Membuat machine learning sebagai prioritas strategis C-level: Fast learner memiliki manajemen senior yang memahami nilai strategis machine learning dan lebih terbuka untuk merangkul perubahan. Tujuh puluh lima persen dari Fast learner berencana untuk melatih kembali karyawan yang posisinya tergantikan oleh machine learning agar mampu melakukan tugas-tugas yang lebih menarik dan bernilai lebih tinggi dan membuat mereka tetap berada di dalam organisasi mereka.
- Mendorong diferensiasi dan inovasi kompetitif: Fast learner melihat machine learning sebagai cara untuk membuat perbedaan dalam kompetisi. Tiga puluh satu persen mengatakan machine learning telah menghasilkan model bisnis atau inovasi proses bisnis. Contohnya sebuah perusahaan grosir online asal Inggris, bernama Ocado, yang menciptakan platform logistik pembelajaran berbasis komputer sendiri untuk gudang otomatis yang rencananya akan dilisensikan ke pengecer lain.
- Mengenali potensi pendapatan dan profitabilitas baru: Fast learner telah menyadari bahwa machine learning dapat meningkatkan profitabilitas dan berdampak pada aliran pendapatan baru karena proses yang lebih cepat, lebih akurat dan lebih hemat biaya – termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi peluang pendapatan secara lebih akurat.
- Menyimpan proses-proses kunci di tempat yang mudah dijangkau: Fast learner lebih banyak berbelanja fungsi-fungsi bisnis – seperti keuangan dan SDM – yang bersumber lokal (58 persen) daripada di daerah berbiaya rendah (22 persen) – dan mereka berharap tren tersebut terus berlanjut. Relevansi bisnis dan nilai pelanggan akan semakin didahulukan daripada biaya dalam keputusan penting dalam prioritas sumber.
- Menerapkan strategi dengan skala perusahaan: Fast learner menerapkan machine learning di seluruh bagian perusahaan, ketimbang hanya pada unit atau fungsi bisnis individu. Mereka juga berusaha mengintegrasikan machine learning ke dalam fungsi-fungsi utama yang berhubungan dengan pelanggan dan pengembangan produk. Empat puluh satu persen mengatakan machine learning diterjemahkan menjadi kepuasan pelanggan yang lebih tinggi
“Machine learning membuahkan hasil untuk bisnis – baik pada segi pendapatan maupun pada pelanggan mereka,” kata Senior Vice President SAP Leonardo and Analytics, Mike Flannagan. “Para eksekutif perlu menganggap machine learning sebagai sebuah bagian integral dari strategi yang lebih besar yang akan memberikan keuntungan besar untuk bisnis. Untuk itu, mereka harus melihat jauh ke depan melewati investasi awal dan berfokus kepada potensi untuk nilai bisnis jangka panjang.”