GAWE Aplikasi Pekerjaan Sementara secara Real Time

Setiap mahasiswa yang kuliah pasti punya cerita saat menantikan waktu kiriman uang bulanan dari orang tua mereka. Entah itu untuk bayar kos, bayar uang semesteran, biaya buat tugas kuliah, atau bahkan biaya untuk bayar hutang. Tentunya mahasiswa sebagai pribadi yang sudah dewasa, pasti akan mengusahakan cari uang sendiri untuk menambal sulam kebutuhan mereka sehari-hari. Akhirnya demi memenuhi kebutuhan tersebut, pekerjaan serabutan apapun diambil, tentunya yang tidak mengganggu jadwal kuliah.

Melihat susahnya mencari pekerjaan harian ini juga dialami oleh 3 orang pendiri aplikasi GAWE. Masalah klasik di atas menjadi dasar untuk melakukan inovasi secara teknologi, bagaimana mengatasi hal tersebut. Padahal di satu sisi, pengusaha skala kecil dan menengah mempunyai kesulitan dalam tenaga kerja secara honorer. Berbekal kesulitan tersebut, dicari solusinya dengan pembuatan aplikasi yang mempertemukan kebutuhan antara pengusaha kecil dan menengah soal kebutuhan tenaga kerja harian, dengan orang yang membutuhkan pekerjaan sementara.

Saat ini banyak bermunculan aplikasi tentang pekerjaan, tapi sayangnya belum ada aplikasi yang bisa menghadirkan kebutuhan mengenai pegawai sementara ( temporary employee ) secara real time. Yang ada sekarang adalah aplikasi yang dibatasi dengan kategori pekerjaan tertentu, dan tidak real time. Sementara dengan berkembangnya usaha online saat ini, sangat dibutuhkan ketersediaan pegawai temporer yang bisa dikontak dengan cepat, misalnya saat pengusaha membutuhkan tenaga kerja untuk order yang lagi banyak, pegawe temporernya bisa langsung datang dan bekerja.

Kurniawan Aryanto Co-founder Gawe mengatakan, aplikasi ini membantu orang banyak untuk mendapatkan penghasilan, sehingga bisa menghidupi banyak kalangan. Kenapa bisa membantu orang banyak, karena bisa dilakukan semua orang tanpa keahlian khusus, tanpa modal dan cepat mendapatkan pekerjaan. “Di sisi pengusaha kecil menengah, ketersediaan pekerja temporer atau harian dapat meringankan biaya beban perusahaan dari sisi sumber daya manusia, karena tidak semua pekerjaan membutuhkan tenaga permanen”, ungkap Kurniawan.

Sedangkan buat tenaga kerja, dengan adanya banyak pemutusan hubungan kerja akhir-akhir ini, aplikasi pekerjaan sangat dibutuhkan, terutama yang bersifat sementara atau harian. “Karena bisa menopang kehidupan sehari-hari, saat sedang menunggu untuk mendapatkan kembali pekerjaan yang bersifat permanen”, jelas Kurniawan lagi.

Elroy Hafidi Hardoyo CEO Gawe mengungkapkan, teman saya yang mempunyai bisnis franchise makanan, mempunyai kendala saat staffnya tiba-tiba absen dan sakit. Dia memerlukan karyawan pengganti seketika, tetapi kesulitan mencari orang, sementara beberapa mahasiswa pelanggan rumah makan tersebut banyak yang mengirimkan pesan singkat untuk menanyakan pekerjaan partime. “Dari sinilah kita punya ide membuat aplikasi ini”, kata Elroy.

Elroy menambahkan, yang kita sasar untuk pekerja adalah mahasiswa dulu, karena banyak mahasiswa yang ingin bekerja sambilan. “Kita ingin mendukung banyak anak mahasiswa menyelesaikan kuliahnya tanpa takut terkendala biaya, dan ini bisa menjadi pengalaman mereka untuk masuk di dunia kerja ataupun mengasah kemampuan mereka untuk menjadi pengusaha”, jelas Elroy semangat.

Berikutnya kita ingin semua level pendidikan dan semua umur bisa memakai aplikasi Gawe. Aplikasi Gawe membantu pengusaha kecil dalam mencari pegawai sementara, di saat bisnisnya banyak mendapatkan order atau ada pegawai yang tidak masuk.  Ini adalah model bisnis yang menggerakkan perekonomian, dan tidak menggantikan pekerjaan yang sudah ada seperti aplikasi lain melainkan menghubungkan antara kebutuhan pegawai sementara yang diperlukan usaha kecil-menengah dengan tenaga kerja yang membutuhkan pekerjaan.

Disinggung soal persaingan, Elroy mengatakan bahwa mereka tidak khawatir dengan persaingan yang ada, karena produk lain seperti ini yang realtime dan tanpa klasifikasi pekerjaan belum ada. “Kalaupun ada kita dengan senang hati mereka ada, karena dengan begitu ekosistemnya akan terbentuk, sehingga cara mengenalkan aplikasi Gawe ke masyarakat akan lebih mudah”, kata Elroy.

Budiarto Harsono Co-founder Gawe menjelaskan pada saat launching di tanggal 17 November 2017, diharapkan aplikasi Gawe bisa segera menjangkau seluruh wilayah Jabodetabek. “Kita harus membangun di mana ada employee disitu harus ada employer, kedua hal ini harus tumbuh berkembang seiring sejalan,” jelas Budiarto.

Setelah konsep Gawe terbukti berjalan, mereka akan segera mencari pendanaan Seri A melalui dana ventura. “Sudah ada beberapa yang mendekati, tetapi kami ingin mencari partner yang mempunyai visi yang sama dalam membangun dan mengembangkan aplikasi Gawe. Value and purpose dari aplikasi ini adalah bagaimana bisa menggerakkan perekonomian dengan mempertemukan kebutuhan UKM mengenai ketenagakerjaan, dengan tenaga kerja yang memang membutuhkan pekerjaan. Kalau tenaga kerja tersebut nantinya mendapatkan tawaran pekerjaan tetap, ya itu akan menjadi hak mereka. Justru kita akan sangat senang bila itu terjadi”, ujar Budiarto.

Budiarto menambahkan, untuk informasi lebih lanjut bisa mampir ke website mereka di gawe.asia. Para founder ingin membawa Gawe tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga melangkah ke Asia. “Target kami adalah Asia Tenggara dulu, dan menyusul segera ke Asia”, kata Budiarto semangat.

Related posts

Leave a Reply