Jakarta, 10 September 2020 – Setelah sukses menjalankan program riding dengan judul “Menjelajahi Jejak Kuliner Peranakan Tionghoa di Pantai Utara Jawa” pada tahun 2016, kini Indonesia Culinaride kembali melakukan perjalanan menggali kekayaan flora Indonesia dalam bentuk butiran hitam yang bernilai tinggi, kopi.
Perjalanan ini akan dimulai pada tanggal 10 Januari 2020 dari Jakarta dan direncanakan selesai pada tanggal 29 Januari 2020 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Dari Jakarta, dua orang pengendara dari Indonesia Culinaride, Andra dan Deny menuju Bandung dan Garut.
Mereka berdua mengendarai dua sepeda motor BMW G310 GS Adventure dengan dukungan sepenuhnya dari Maxindo Moto, APM BMW Motorrad di Indonesia.
Di Jawa Barat, Indonesia Coffeeride akan meliput tentang kopi Java Preanger, kopi Manglayang dan kopi Malabar yang telah kondang di masyarakat.
Selanjutnya mereka akan menuju Petungkriyono, Pekalongan di mana terdapat pohon kopi sebesar pelukan tangan orang dewasa. Petungkriyono mempunyai keunikan kopi tersendiri karena di sana kopi tidak dibudidayakan seperti kebun kopi. Petani kopi di sana memetik kopi yang tumbuh liar di hutan lindung. Salah satu penggiat kopi yang juga peduli lingkungan adalah pak Tasuri, beliau mengajak petani kopi di Petungkriyono untuk tidak membuka lahan baru yang mengurangi lahan hutan lindung. Pak Tasuri mengajak petani kopi untuk menanam kopi di sela-sela pohon besar di area hutan lindung sekaligus menjaga kelestarian hutan lindung dan satwa di dalamnya.
Perjalanan diteruskan menuju Ambarawa di mana terdapat kopi Banaran yang juga terlanjur kondang. Tim juga akan meneruskan ke kota Yogyakarta dan Kulon Progo untuk meninjau bandara Yogyakarta yang baru, Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) dan juga meliput desa binaan Angkasa Pura I di Kulon Progo.
Bondowoso dan Banyuwangi adalah dua kota tujuan berikutnya di Jawa Timur. Kopi Bondowoso menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Usai Jawa Timur, Indonesia Coffeeride akan menyeberang menuju pulau Dewata di mana terdapat kopi Kintamani yang terkenal dengan kopi Luwak dan kopi yang kental dengan aroma buah.
Tim selanjutnya berkendara menuju Lombok untuk melihat lebih dekat kopi Sajan di Sembalun dan kopi Rau di Lombok Timur. Bajawa adalah tujuan terakhir dari tim Indonesia Coffeeride. Bajawa sudah terkenal hingga ke manca negara sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia. Mengakhiri perjalanan di Labuan Bajo, tim kembali ke Jakarta dengan perjalanan udara dan dua sepeda motor BMW G310 GS dikirim ke ibu kota dengan menggunakan jasa Angkasa Pura Logistic dari bandara Komodo, Labuan Bajo.
“Angkasa Pura I sebagai perusahaan di bidang kebandarudaraan juga memiliki komitmen terhadap pengembangan destinasi pariwisata dan perekonomian masyarakat di wilayah bandara kelolaan perusahaan berada. Di sektor industri kopi, Angkasa Pura I juga memiliki beberapa mitra binaan pengusaha kopi lokal di beberapa wilayah. Kami percaya perkembangan industri kopi daerah juga akan menambah atraksi dan berdampak positif terhadap perkembangan destinasi daerah. Oleh karena itu kami mendukung upaya untuk mempromosikan kekhasan dan kekayaan budaya kopi di Indonesia seperti Indonesia Coffeeride ini,” kata Vice President Corporate Secretary Angkasa Pura I Handy Heryudhitiawan.
Adapun beberapa mitra binaan Angkasa Pura I di bidang usaha kopi yaitu Istana Kopi Lombok, Kopi Bubuk Bali Wahana, Kopi Murni Bali Dewata, Kopi Pace Papua, Warung Kopi DST Yogyakarta, Warung Kopi Dua Putra Surabaya.
(SON)