UPH Hospitour 2019: Tourism 4.0 Bawa Perubahan Dalam Aspek Pariwisata

Tourism 4.0 lahir seiring dengan mulai tersedianya big data dimana perilaku travelers’ yang kemudian diolah untuk menciptakan personalized traveling experience.  Artinya pengalaman berwisata dipersonalisasi berdasarkan kebutuhan wisatawan. Tourism 4.0 ini ditandai dengan adanya perubahan; seperti perubahan perilaku wisatawan yang cenderung lebih mandiri dan individual. Hal tersebut diungkapkan Jerry Udampo, MBA – General Manager Kompas Gramedia dalam acara Seminar Nasional HOSPITOUR 2019: MILLENIAL’S DIGITAL (Millennial’s Direct Involvement in Growing International Tourism by Sustaining Local Tourism). Seminar Nasional ini berlangsung pada 8 April 2019 di Ruang D 502 UPH Kampus Lippo Village  dengan dihadiri kurang lebih 200 peserta.

 

“Tourism 4.0 mengubah perilaku pasar wisata, semua bergeser ke arah digital. Perilaku konsumen semakin mobile, personal, serta interaktif dan yang paling terlihat adalah ketika search and share semua sudah melalui digital.” ungkap Jerry

 

Lebih luas, Anike Widiyani – Director of Human Resources ASCOTT International menambahkan sebagai panelis dalam Seminar Nasional ini, bahwa teknologi yang berkembang dengan sangat cepat pada akhirnya dapat mempengaruhi individu dalam berpariwisata.

 

“Dengan teknologi yang semakin berkembang, semakin memudahkan traveler dalam berpariwisata. Dulu, kalau kita mau pesen tiket, booking hotel, harus ke travel agent. Sekarang, semua bisa dilakukan dengan hanya browser di Internet. Kemudahan akses membuat daya tarik orang untuk berpariwisata menjadi tinggi.” papar Anike.

 

Adanya perubahan ini faktanya tidak hanya mengubah pola perilaku manusia menjadi ‘Individual Tourism’, bahkan turut mengubah kepada aspek pariwisata lainnya, sebut saja seperti yang terjadi pada wisata kuliner. Hal ini diungkapkan Fajar Ayuningsih, S.I.KOM., M.PAR – Author of Pastry Book

 

“Wisata makanan tidak lagi berbicara mengenai rasanya. Namun sekarang tentang estetika, atmosfer, dan keaslian.” ungkap Fajar.

 

Namun kendati dengan banyak perubahan yang terjadi dalam dunia pariwisata, traveler sebagai pelaku utama industri pariwisata harus tetap mengutamakan prinsip menjadi seorang traveler yang bertanggung jawab. Ini yang ditegaskan oleh Jonathan Thamrin – Founder TRAVACELLO, mengingatkan bahwa traveler harus tetap bertindak sosial terhadap lingkungan keasrian pariwisata.

 

Be a responsible Travelers yang tidak membuang sampah sembarangan dan mengganggu habitat dari Flora dan Fauna.  Tidak hanya itu bertindak social mudahnya diwujudkan ketika kita liburan. Saat liburan, kita harus tetap  Give back to the Community. Misalnya bisa dilakuin dengan membeli souvenir lokal atau memilih tinggal di rumah penginapan lokal ketimbang di hotel. Dan tidak lupa untuk Share, Share, and Share. Dengan upload perjalanan ke media sosial, kita ikut membantu mempromosikan situs pariwisata tersebut.” Pungkas Jonathan.

 

Melalui seminar nasional ini seluruh partisipan yang hadir harapannya semakin memahami apa itu Tourism 4.0. Tidak hanya sekedar mengetahui, tapi mampu mengimplementasikannya. Bagaimana perubahan dunia pariwisata ini mampu menjadi peluang bagi calon professional di bidang pariwisata. Mampu memanfaatkan digital platform untuk memajukan pariwisata Indonesia.

 

Selain seminar, Hospitour 2019 juga menghadirkan kegiatan lainnnya yaitu kompetisi dan pameran. Hospitour sendiri merupakan ajang tahunan terbesar bagi Fakultas Pariwisata UPH. Kali ini dengan menyoroti tren digital di kalangan milenial, Hospitour 2019 diikuti 36 institusi Pendidikan baik tingkat perguruan tinggi, akademik, dan Sekolah Menengah Kejuruan yang datang dari beragam daerah di Indonesia seperti Ambon, Bogor, Bandung, Jakarta, dan sebagainya. Seluruh mahasiswa yang hadir turut menghadiri seminar nasional sebagai pembukaan acara bersama para praktisi, professional, dan kalangan akademisi. T

UPH Hospitour 2019: Tourism 4.0 Bawa Perubahan Dalam Aspek Pariwisata

 

Tourism 4.0 lahir seiring dengan mulai tersedianya big data dimana perilaku travelers’ yang kemudian diolah untuk menciptakan personalized traveling experience.  Artinya pengalaman berwisata dipersonalisasi berdasarkan kebutuhan wisatawan. Tourism 4.0 ini ditandai dengan adanya perubahan; seperti perubahan perilaku wisatawan yang cenderung lebih mandiri dan individual. Hal tersebut diungkapkan Jerry Udampo, MBA – General Manager Kompas Gramedia dalam acara Seminar Nasional HOSPITOUR 2019: MILLENIAL’S DIGITAL (Millennial’s Direct Involvement in Growing International Tourism by Sustaining Local Tourism). Seminar Nasional ini berlangsung pada 8 April 2019 di Ruang D 502 UPH Kampus Lippo Village  dengan dihadiri kurang lebih 200 peserta.

 

“Tourism 4.0 mengubah perilaku pasar wisata, semua bergeser ke arah digital. Perilaku konsumen semakin mobile, personal, serta interaktif dan yang paling terlihat adalah ketika search and share semua sudah melalui digital.” ungkap Jerry

 

Lebih luas, Anike Widiyani – Director of Human Resources ASCOTT International menambahkan sebagai panelis dalam Seminar Nasional ini, bahwa teknologi yang berkembang dengan sangat cepat pada akhirnya dapat mempengaruhi individu dalam berpariwisata.

 

“Dengan teknologi yang semakin berkembang, semakin memudahkan traveler dalam berpariwisata. Dulu, kalau kita mau pesen tiket, booking hotel, harus ke travel agent. Sekarang, semua bisa dilakukan dengan hanya browser di Internet. Kemudahan akses membuat daya tarik orang untuk berpariwisata menjadi tinggi.” papar Anike.

 

Adanya perubahan ini faktanya tidak hanya mengubah pola perilaku manusia menjadi ‘Individual Tourism’, bahkan turut mengubah kepada aspek pariwisata lainnya, sebut saja seperti yang terjadi pada wisata kuliner. Hal ini diungkapkan Fajar Ayuningsih, S.I.KOM., M.PAR – Author of Pastry Book

 

“Wisata makanan tidak lagi berbicara mengenai rasanya. Namun sekarang tentang estetika, atmosfer, dan keaslian.” ungkap Fajar.

 

Namun kendati dengan banyak perubahan yang terjadi dalam dunia pariwisata, traveler sebagai pelaku utama industri pariwisata harus tetap mengutamakan prinsip menjadi seorang traveler yang bertanggung jawab. Ini yang ditegaskan oleh Jonathan Thamrin – Founder TRAVACELLO, mengingatkan bahwa traveler harus tetap bertindak sosial terhadap lingkungan keasrian pariwisata.

 

Be a responsible Travelers yang tidak membuang sampah sembarangan dan mengganggu habitat dari Flora dan Fauna.  Tidak hanya itu bertindak social mudahnya diwujudkan ketika kita liburan. Saat liburan, kita harus tetap  Give back to the Community. Misalnya bisa dilakuin dengan membeli souvenir lokal atau memilih tinggal di rumah penginapan lokal ketimbang di hotel. Dan tidak lupa untuk Share, Share, and Share. Dengan upload perjalanan ke media sosial, kita ikut membantu mempromosikan situs pariwisata tersebut.” Pungkas Jonathan.

 

Melalui seminar nasional ini seluruh partisipan yang hadir harapannya semakin memahami apa itu Tourism 4.0. Tidak hanya sekedar mengetahui, tapi mampu mengimplementasikannya. Bagaimana perubahan dunia pariwisata ini mampu menjadi peluang bagi calon professional di bidang pariwisata. Mampu memanfaatkan digital platform untuk memajukan pariwisata Indonesia.

 

Selain seminar, Hospitour 2019 juga menghadirkan kegiatan lainnnya yaitu kompetisi dan pameran. Hospitour sendiri merupakan ajang tahunan terbesar bagi Fakultas Pariwisata UPH. Kali ini dengan menyoroti tren digital di kalangan milenial, Hospitour 2019 diikuti 36 institusi Pendidikan baik tingkat perguruan tinggi, akademik, dan Sekolah Menengah Kejuruan yang datang dari beragam daerah di Indonesia seperti Ambon, Bogor, Bandung, Jakarta, dan sebagainya. Seluruh mahasiswa yang hadir turut menghadiri seminar nasional sebagai pembukaan acara bersama para praktisi, professional, dan kalangan akademisi. Tentunya para mahasiswa tersebut juga ambil bagian dalam beragam kompetisi yang dihadirkan pada Hospitour ini. lomba tersebut antara lain Barista Competition, Futsal Competition, Kompetisi Memandu Tingkat SMK dan Perguruan Tinggi, Front Office Competition, Kompetisi Karya Ilmiah, Table Set-up Competition, Making Bed & Towel Art Competition, Mixing Drinks Competition, Speech Competitionm, Kompetisi Paket Wisata Tingkat Perguruan Tinggi, Pastry Competition, Cooking, Competition, Debate Competition. (Pl/mt)

 

entunya para mahasiswa tersebut juga ambil bagian dalam beragam kompetisi yang dihadirkan pada Hospitour ini. lomba tersebut antara lain Barista Competition, Futsal Competition, Kompetisi Memandu Tingkat SMK dan Perguruan Tinggi, Front Office Competition, Kompetisi Karya Ilmiah, Table Set-up Competition, Making Bed & Towel Art Competition, Mixing Drinks Competition, Speech Competitionm, Kompetisi Paket Wisata Tingkat Perguruan Tinggi, Pastry Competition, Cooking, Competition, Debate Competition. (Pl/mt)

 

Related posts

Leave a Reply