Jakarta, Indonesia, 17 Mei 2023 – Huawei, dalam upaya memperkuat komitmennya terhadap kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, turut berpartisipasi dalam program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan tema Kartini Digital – Perempuan Indonesia Berbudaya di Dunia Digital. Selain Huawei, program ini juga mendapatkan dukungan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta organisasi masyarakat Indonesia Women in Cybersecurity.
Program Kartini Digital ini diadakan seiring dengan perayaan ulang tahun kedua Women in Cybersecurity Indonesia, dan juga sebagai implementasi program Huawei Women in Tech – #ToGetHerToBuildABetterFuture 2023. Tujuan dari Kartini Digital adalah melanjutkan perjuangan hak-hak perempuan di era digital dengan meningkatkan partisipasi perempuan dalam membangun ekosistem digital Indonesia yang inklusif, berdampak luas, dan aman.
Meskipun ada kemajuan dalam mencapai kesetaraan gender di Indonesia, masih terdapat bidang-bidang yang dapat ditingkatkan, seperti pemberdayaan perempuan melalui peningkatan kesempatan berkarir di posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Perempuan juga didorong untuk mengembangkan diri dan berprofesi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
Program Kartini Digital tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga mengedepankan kontribusi sosial. Salah satu wujudnya adalah Deklarasi Etika Perempuan dalam Dunia Digital, yang bertujuan mendorong partisipasi perempuan Indonesia dalam menciptakan ruang siber yang sehat, positif, dan menghormati etika serta budaya sopan-santun Nusantara.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E., M.Si., berharap Kartini Digital dapat menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Melalui pelatihan keterampilan digital, perempuan diharapkan semakin kompeten dan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi bangsa melalui berbagai prestasinya.
“Literasi digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Melalui program Kartini Digital, tujuannya adalah menciptakan perempuan yang menjadi penerus semangat kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dari masa ke masa, terutama dalam era digital yang penuh tantangan dan peluang. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memberikan apresiasi yang tinggi terhadap dukungan Huawei terhadap Kartini Digital. Kami mendorong semua pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri dan penyedia solusi TIK seperti yang dilakukan oleh Huawei, untuk berpartisipasi dalam membentuk generasi perempuan modern yang kompeten dan berkualitas,” kata juru bicara kementerian.
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Hinsa Siburian, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), menambahkan bahwa perempuan merupakan kelompok demografi yang penting dalam pembangunan ketahanan dan keamanan siber Indonesia. Selain peran individu dan dalam rumah tangga, perempuan juga memiliki potensi sebagai tenaga ahli di bidang keamanan siber. Kuncinya adalah memberikan pendidikan dan kesempatan yang setara.
“BSSN juga mengapresiasi Huawei yang telah lama menjadi mitra kami, serta institusi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, dalam upaya demokratisasi pendidikan digital bagi masyarakat Indonesia, terutama melalui pengembangan kurikulum dan praktik keamanan siber terbaik. Kami berharap Kartini Digital dapat mengoptimalkan potensi perempuan Indonesia di bidang keamanan siber,” ungkapnya.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lenny N. Rosalin, dalam presentasinya menyampaikan bahwa Indonesia telah melakukan banyak langkah untuk mencapai kesetaraan gender. Berbagai kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan terus dilakukan di tingkat nasional hingga desa. Meskipun angka capaian Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender terus meningkat setiap tahun, namun Indeks Ketimpangan Gender dan Indeks Kesenjangan Gender Global masih menunjukkan adanya kesenjangan gender, terutama dalam berbagai bidang pembangunan, termasuk di dunia digital.
Kartini Digital bertujuan memberikan terobosan bagi perempuan Indonesia agar semakin berdaya di dunia digital. Program ini menekankan pentingnya perempuan menjadi pahlawan yang mampu menghadapi tantangan keamanan digital, literasi digital, kecakapan digital, digitalisasi usaha, serta memperkuat kepemimpinan perempuan, terutama di bidang STEM. Kolaborasi, sinergi, dan pertukaran praktik terbaik menjadi kunci kemajuan perempuan dalam dunia digital dan proses digitalisasi. Kami berkomitmen mendukung perempuan Indonesia dalam meningkatkan kompetensi dan kesejahteraannya melalui teknologi digital yang positif, santun, dan aman,” jelas Lenny N. Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Huawei, dengan lebih dari 23 tahun pengalaman di Indonesia, secara konsisten menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu sosial dan pembangunan di negara ini, termasuk kebutuhan akan setidaknya 9 juta tenaga digital pada tahun 2030. Dukungan Huawei terhadap Kartini Digital merupakan wujud kontribusi ganda perusahaan dalam pemberdayaan perempuan dan pemenuhan kebutuhan tenaga digital.
“Huawei berkomitmen pada nilai-nilai inklusif, termasuk pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender. Program Kartini Digital yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sejalan dengan nilai-nilai perusahaan dan layak didukung untuk membangun masa depan Indonesia Digital yang adil dan sejahtera bagi semua. Melalui dukungan Huawei terhadap Kartini Digital, kami semakin mendekati target kami untuk melatih 100 ribu tenaga digital Indonesia,” pungkas Guo Hailong, CEO Huawei Indonesia.
Komitemen Huawei untuk pemberdayaan perempuan diumumkan pada tahun 2020 dan hingga kini, perusahaan telah mencapai lebih dari 80% targetnya. Pilar-pilar utama dalam komitmen pemberdayaan perempuan Huawei meliputi Tech for Her (pengembangan teknologi untuk manfaat perempuan), Tech with Her (pendampingan perempuan dalam pembelajaran kecakapan digital), dan Tech by Her (memberikan peluang bagi perempuan untuk menjadi pemimpin dalam perusahaan).