Japanese Film Festival 2025 Hadir di 9 Kota Indonesia, Tampilkan Ragam Film Jepang Berbagai Genre

Jakarta, 15 Oktober 2025 – The Japan Foundation, Jakarta mengumumkan penyelenggaraan Japanese Film Festival (JFF) 2025 yang akan digelar di berbagai kota di Indonesia mulai 6 November hingga 21 Desember 2025. Festival tahunan ini menampilkan deretan film Jepang lintas genre, dari aksi, drama, komedi, hingga dokumenter, dengan teks bahasa Inggris dan Indonesia untuk memperluas akses penonton.

Infografik: Instagram/Japanese Film Festival Indonesia

Sejak pertama kali digelar pada 2016, JFF bertujuan memperkenalkan sinema Jepang kepada dunia, khususnya kawasan Asia Pasifik, serta mempererat pemahaman budaya antara Jepang dan Indonesia. Tahun ini, festival akan hadir di Jakarta, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, Padang, Medan, dan Balikpapan, bekerja sama dengan jaringan bioskop CGV di masing-masing kota.

Read More

Gelaran 2025 menghadirkan sejumlah film baru serta karya klasik legendaris yang telah membentuk sejarah perfilman Jepang. Di antaranya “Cells at Work!” (Hataraku Saibō), adaptasi laga-komedi dari manga populer yang menggambarkan kehidupan sel tubuh manusia layaknya kota besar; “Showtime 7”, film bergenre ketegangan tentang penyiar radio yang menghadapi ancaman bom secara langsung; serta “Angry Squad: The Civil Servant and the Seven Swindlers”, karya terbaru sutradara Shinichiro Ueda yang dikenal lewat One Cut of the Dead.

Barisan drama kuat juga turut ditampilkan, termasuk “The Boy and the Dog” karya Takahisa Zeze, yang berlatar pasca gempa besar Jepang 2011; “6 Lying University Students” yang mengisahkan persaingan dan kebohongan di dunia rekrutmen; serta “Petals and Memories”, yang menyoroti dinamika keluarga menjelang pernikahan sang adik perempuan.

Genre romantis tetap menjadi bagian penting dalam festival ini melalui “Teasing Master Takagi-san” dan “366 Days”, dua film yang membawa nuansa nostalgia dan cinta lintas waktu. Selain itu, dokumenter “A Big Home” menyoroti kehidupan anak-anak di panti asuhan Tokyo, sementara “Sunset Sunrise” menggambarkan kehidupan masyarakat pesisir Jepang di masa pandemi.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap sinema klasik, JFF 2025 juga menayangkan “Seven Samurai” (1954) karya maestro Akira Kurosawa serta film animasi ikonik “Ghost in the Shell” (1995) karya Mamoru Oshii, yang dikenal luas sebagai fondasi awal estetika cyberpunk.

Tahun ini, beberapa film remaster dan rilisan baru akan turut hadir, termasuk versi 4K dari “Linda Linda Linda”, film musikal remaja tentang semangat persahabatan dan musik punk Jepang.

Selain pemutaran film di bioskop, festival juga akan melanjutkan program JFF Online, memungkinkan penonton dari berbagai daerah menikmati film-film pilihan secara daring, memperluas jangkauan penikmatan budaya Jepang di Indonesia.

Sejak kehadirannya hampir satu dekade lalu, JFF terus berkembang menjadi salah satu festival film internasional dengan penonton terbanyak di Indonesia. Keberlanjutannya mencerminkan antusiasme publik terhadap sinema Jepang serta peran penting budaya film dalam memperkuat hubungan antarnegara.

Informasi lebih lanjut mengenai Japanese Film Festival 2025, jadwal lengkap penayangan, serta daftar film dapat diakses melalui situs resmi dan media sosial The Japan Foundation, Jakarta.

Related posts

Leave a Reply