Lembata, 30 September 2025 – Festival Lamaholot akan kembali digelar di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, pada 7 hingga 10 Oktober 2025 mendatang. Perhelatan budaya ini berlangsung di Pantai Wulen Luo dengan mengusung tema “Tue Taan Ago Lewo – Tane Taan Towe Tana.”

Festival Lamaholot 2025 dirancang untuk menampilkan kekayaan tradisi suku Lamaholot yang mendiami wilayah Flores Timur, Lembata, dan Alor. Suku ini dikenal dengan budaya, kearifan lokal, serta kehidupan sosial yang khas.
Tenun ikat menjadi salah satu pesona utama yang akan ditampilkan. Kain tradisional dengan motif megah ini merupakan identitas Lamaholot yang diwariskan turun-temurun dan akan dipamerkan melalui pertunjukan, pameran, serta lokakarya.
Selain tenun ikat, Festival Lamaholot juga menghadirkan beragam ekspresi budaya lain. Tarian tradisional, musik daerah, kuliner khas, hingga ritual adat akan mewarnai empat hari pelaksanaan.
Rangkaian acara diawali dengan karnaval budaya pada hari pertama. Karnaval ini menjadi pembuka yang menampilkan busana, tarian, dan ekspresi masyarakat Lamaholot di ruang publik.
Hari kedua festival akan diisi dengan kunjungan ke Desa Atakore, wilayah yang dikenal dengan budaya tenun Atadei. Aktivitas ini menjadi kesempatan bagi pengunjung untuk menyaksikan proses serta tradisi masyarakat secara langsung.
Pada hari ketiga, peserta festival dijadwalkan mengunjungi Komunitas Adat Lewohala di Desa Watodiri, Ileape. Salah satu agenda utama adalah ritual Badu atau tangkap ikan massal yang menjadi tradisi kolektif masyarakat setempat.
Hari ketiga juga menampilkan kegiatan pasar budaya, pembuatan garam tradisional dari tanah, hingga praktik penyulingan arak yang masih dilakukan secara manual. Selain itu, kunjungan ke kampung adat Lewohala di kaki Gunung Lewotolok menjadi bagian dari rangkaian acara.
Festival kemudian ditutup pada hari keempat dengan seminar budaya yang membahas warisan tradisi Lamaholot serta tarian dolo-dolo yang melibatkan masyarakat luas. Penutupan ini menegaskan kesinambungan antara tradisi dan kebersamaan.
Etnik Lamaholot dikenal tidak hanya lewat wastra tenunnya, tetapi juga melalui kearifan sosial seperti penggunaan gading gajah sebagai mas kawin atau belis dalam perkawinan, serta tarian khas yang menyertai berbagai ritual.
Ciri lain yang melekat pada komunitas ini adalah kebiasaan mengunyah sirih pinang yang kerap terlihat pada pria maupun wanita. Hal ini menjadi bagian dari identitas visual masyarakat Lamaholot yang tampil dalam keseharian maupun perayaan.
Festival Lamaholot 2025 sedang dipersiapkan untuk menjadi ruang apresiasi budaya yang merangkum warisan, tradisi, dan ekspresi masyarakat. Seluruh rangkaian kegiatan akan berfokus pada pelestarian serta pengenalan budaya Lamaholot kepada khalayak luas.
Informasi lebih lanjut mengenai jadwal dan kegiatan Festival Lamaholot dapat diakses melalui kanal resmi dan media sosial yang telah disediakan.





