Seremonia.id – Indonesia memperluas perjanjian kerja sama dengan Korea Selatan pada hari Kamis terkait dengan pembangunan ibu kota baru di pulau Kalimantan untuk menggantikan Jakarta yang padat, membuka jalan bagi perusahaan Korea untuk berpartisipasi dalam membangun infrastruktur digital.
Dilansir dari Reuters, kedua negara awalnya menandatangani perjanjian pada tahun 2019 untuk bekerja sama dalam proyek ambisius senilai $32 miliar, di mana Indonesia akan memindahkan ibu kotanya ke Nusantara di Kalimantan. Belum ada kerangka waktu yang diumumkan untuk penyelesaiannya.
Kesepakatan yang direvisi itu dibuat dalam pertemuan puncak antara Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan Joko Widodo, yang biasa dikenal sebagai Jokowi, di Seoul.
Perjanjian baru “meletakkan dasar bagi perusahaan kami untuk secara aktif berkontribusi dalam membangun infrastruktur ibu kota baru Indonesia, pemerintahan elektronik dan sistem kota pintar,” kata Yoon pada konferensi pers bersama.
Jokowi mengatakan kedua negara sudah memulai kemitraan dalam pengembangan ibu kota baru, termasuk di bidang konstruksi dan pasokan air.
Yoon mengatakan Korea Selatan dapat berbagi pengalamannya dari membangun kota administratif Sejong, yang secara resmi diluncurkan pada tahun 2012.
Jokowi mengatakan pekerjaan konstruksi awal di ibu kota sedang berlangsung saat berkunjung ke sana bulan lalu.
Pemimpin Indonesia juga mengatakan telah mendorong kemitraan investasi dengan Korea, khususnya dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, termasuk proyek industri baterai terintegrasi dengan industri pertambangan dan baja otomotif.