Jakarta 31 Mei 2024 – Pemerintah Indonesia mengalokasikan total anggaran untuk pengadaan barang dan jasa pada 2024 sebesar Rp1.226 Triliun. Dengan target 95 persen pengadaan barang dan jasa dikuasai oleh produk dalam negeri, perputaran ekonomi para pelaku usaha lokal berpotensi mengalami pertumbuhan.
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Hendrar Prihadi dalam seremoni pembuka Indonesia Catalogue Expo and Forum (ICEF) 2024 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta kemarin (29/5), mengatakan, kehadiran ICEF 2024 menjadi momentum bagi para pelaku usaha untuk naik kelas. Hal ini didukung oleh adanya e-katalogue versi 6.0, sebuah platform daring buatan LKPP yang mempertemukan antara para pelaku usaha dan jasa lokal dengan user dari pihak pemerintah, mulai dari kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan berbagai instansi pemerintah lainnya.
“ICEF 2024 menjadi momentum bagi para pelaku usaha dalam negeri untuk naik kelas lewat katalog elektronik. Ini sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang menekankan pembelian produk dan jasa dalam negeri pada pengadaan barang dan jasa pemerintah sehingga produk lokal dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.” jelas Hendrar Prihadi.
Dengan mengangkat tema “Potensi Produk Dalam Negeri dalam Pembangunan Nasional”, ICEF yang diselenggarakan selama tiga hari (29-31 Mei 2024) ini menghadirkan sekitar 82 peserta pameran dari berbagai sektor bisnis, mulai dari sektor kesehatan, teknologi informasi, fashion, perkapalan, kendaraan, elektronik, alat kantor, tekstil, makanan dan minuman, internet provider, road sweeper, logistic, alat berat, cartridge toner, infrastruktur dan bangunan serta manufacturing
Melalui fitur baru baru E-Katalog versi 6, pengguna akan lebih cepat menemukan informasi produk yang dibutuhkan, melakukan pembayaran dan memonitor proses transaksi yang sedang berjalan. Bahkan ada fitur audit semacam alarm yang menginformasikan histori transaksi yang telah berjalan. Dari fitur ini diharapkan bisa meminimalisir terjadinya praktek KKN.
Hendrar Prihadi juga mengungkapkan saat ini pihaknya tengah mematangkan RUU Pengadaan Barang dan Jasa Publik yang memberikan peluang besar terutama pelaku usaha mikro, kecil dan koperasi (UMK-K) dalam proses pengadaan barang dan jasa.”Fokus utama dari RUU tersebut adalah memperkuat penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN) dan memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi (UMK-K),” tambahnya.
Tak dapat dipungkiri, hadirnya Katalog Elektronik membantu mendorong terjadinya peningkatan bisnis, terutama pada jenis bisnis B2G alias Business to Government. DAC Indonesia, perusahaan lokal asal Cirebon yang bergerak di sektor teknologi adalah salah satunya. Ini adalah kali kedua DAC (Dari Anak Cirebon) Indonesia berpartisipasi di ICEF sejak pertama kali ICEF digelar pada 2023.
Sejak bergabung di E-Katalog pada 2018 dengan total 100 item produk yang terdiri dari laptop, PC hingga interactive flat panel. Karya anak bangsa ini telah berhasil melakukan transaksi penjualan kepada berbagai user seperti Kementerian Keuangan, Dinas Kesehatan, rumah sakit dan berbagai lembaga pendidikan. “Melalui ICEF 2024, kami menargetkan mendapatkan 150 user dengan total transaksi pada tahun ini lewat e-catalogue sebesar Rp200 M.” jelas Firman, sales DAC Indonesia.
Senada dengan DAC Indonesia, Sharp Indonesia yang bergerak dalam penjualan produk elektronik seperti AC, LED TV, mesin cuci, kulkas dan speaker juga menyampaikan kesan positifnya. Baru 2 tahun aktif di katalog elektronik, Sharp Indonesia berhasil menarik perhatian user pemerintahan seperti Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hingga berhasil mencatatkan transaksi bisnis.
“Menurut kami, E-Katalog sudah bagus. Selain transparan, E-Katalog juga memiliki kelebihan diantaranya fitur negosiasi,” ungkap Sales Project Sharp Indonesia. Taufan,
Mewakili bidang mebel, ada Chitose yang turut merasakan manfaat penggunaan E-Katalog. Sejak bergabung di e-catalogue pada 2016 dengan total produk yang dipasarkan sebanyak 300 unit, Chitose berhasil mendapatkan user dari Dinas Pendidikan, sekolah dan universitas. “Berkat E-Katalog, kami merasa terbantu dan terfasilitasi dalam meningkatkan penjualan produk. Penjualan terbesar kami bahkan berasal dari produk-produk yang dipasarkan di E-Katalog,” tutur marketing Chitose, Aldi.
Besarnya potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari pengadaan barang dan jasa pemerintah juga turut dimanfaatkan oleh APJI, Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia yang terdiri dari para pelaku usaha di bidang UMKM, catering, restoran, makanan kemasan hingga grab and go food.
Dengan memamerkan 17 jenama dari berbagai daerah di Indonesia, APJI berharap berperan dalam mempromosikan produk-produk di bidang kuliner lewat E-Katalog kepada berbagai instansi pemerintahan. “Melalui ICEF 2024, kami mendorong para pelaku usaha di bidang kuliner untuk tampil dan mengoptimalkan penggunaan E-Katalog dalam memaksimalkan pertumbuhan bisnis.” kata PLT Ketua APJI DPD DKI Jakarta, Riri Puspita.
Imago, produk madu asal Bogor yang merupakan official merchandise Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sejak 2019 menjadi salah satu jenama yang dipamerkan oleh APJI. Berbeda dengan produk madu pada umumnya, produk madu dari Imago yang terlihat premium dapat dijadikan sebagai hampers dan gift saat instansi pemerintah mengadakan acara tertentu. Sejauh ini, Imago telah mendapatkan user berupa Kementerian Perindustrian melalui transaksi di E-Katalog.
“Kami berharap ICEF 2024 memudahkan kami dalam mendapatkan pembelian dari beberapa kementerian dan dinas pemerintahan dan transaksi melalui E-Katalog sebesar Rp100 juta sepanjang tahun ini.” papar, founder Imago. Henry Hidayat
Pada pelaksanaan pertama, ICEF 2023 berhasil membukukan transaksi sebesar Rp22 Triliun. Adanya prioritas penggunaan barang dan jasa pada produk lokal yang ditetapkan oleh pemerintah dengan anggaran yang lebih besar membuat Ketua Pelaksana I ICEF 2024 Kukrit Suryo Wicaksono menyampaikan optimismenya bisa mencapai target transaksi lebih besar dari tahun sebelumnya.
“Dengan sosialisasi yang gencar ke seluruh anggota Kadin, kami optimis pelaku usaha bisa mengoptimalkan penggunaan E-Katalog. Apalagi kami juga mendapatkan pendampingan teknis yang intensif dari LKPP,” ujar Kukrit.
Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui:
Instagram www.instagram.com/icef.id
Website www.icef.co.idLink registrasi visitor www.registrasi.icef.co.id