Menumbuhkan Kesadaran Pemimpin Berkualitas Dimulai Kesadaran Diri

Banyak orang yang tiap hari beraktivitas, namun dirinya tidak ada kesadaran untuk apa sebenarnya hidup. Rutinitas tanpa henti, permasalahan datang silih berganti, sampai akhirnya seorang manusia perlu merenungkan, apa yang telah dijalaninya, terkait kehidupan yang telah dilewatinya.

Untuk memotivasi mahasiswa agar mempunyai kesadaran diri menjadi pemimpin di lingkungan masyarakat, atau setidaknya dapat memimpin dirinya sendiri, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melaksanakan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di Agrowisata Amanah, Karangpandan, Karanganyar, Kamis-Sabtu (8-10/3).

Pelatihan dikemas dalam training motivasi yang dipandu oleh motivator Nanang Qosim Yusuf. Naqoy sebutan dari Nanang Qosim Yusuf menyampaikan materi  one minute awareness. Selain itu, owner Agrowisata Amanah Sripomo berkesempatan membagi pengalaman kesuksesannya dalam membangun, mengelola, dan mengembangkan sebuah area resto, penginapan, outbond, pertanian, peternakan, hingga pengolahan limbah terpadu yang dikelola sedemikian rupa hingga bisa memberdayakan sumber daya alam dan sumber daya manusia menjadi lebih bermanfaat.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. H. Waryono,M.Ag yang juga mengikuti kegiatan ini dari awal, mengungkapkan bahwa banyak alumni yang mengaku merasa betapa bermanfaatnya kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang dahulu diberikan di kampus, yang baru mereka rasakan ketika sudah terjun-membaur di masyarakat.

“Jadi, kegiatan seperti ini perlu, meskipun manfaatnya tidak akan segera anda rasakan saat ini. Mungkin beberapa tahun lagi, saat anda sudah membaur di masyarakat, saat anda sudah menjadi camat, lurah, dan lainnya. Dan kebetulan juga, berdasar pengamatan saya, ternyata alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu banyak yang menjadi pemimpin.” tutur Waryono.

Waryono mengharapkan dengan pelatihan tersebut, seratus mahasiswa yang mewakili 19 ribuan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan statusnya sebagai ketua dan pengurus di organisasinya masing-masing, bisa menemukan semangat baru, kesadaran baru, dan memberi pengaruh positif bagi organisasinya, hingga mahasiswa-mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta lainnya. “Menjadi pemimpin bagi organisasinya, bermanfaat untuk kedepannya, dan setidaknya dapat memimpin dirinya sendiri” kata Waryono.

Sementara itu, menurut Naqoy mengubah perilaku, butuh waktu. Membiasakan diri untuk melakukan kebiasaan baru setidaknya membutuhkan waktu 21 hari. Banyak orang yang terjebak pada zona nyaman sebagai keadaan yang “good”. Hingga mereka tidak bisa melangkah menjadi “great”.

Naqoy membimbing peserta pelatihan untuk menetapkan tujuan hidup baru, menguatkan tekad, mengubah kebiasaan lama yang dianggap kurang baik, harus berubah menjadi lebih baik. Dari sebuah keadaan yang boleh jadi “good” menjadi “great”. Perubahan kebiasaan membutuhkan tekad, komitmen dan konsistensi/istiqomah.

Naqoy menambahkan banyak alasan yang mereka ungkapkan yang ternyata hal itulah yang menjadi batasan, hingga orang tidak mampu merubah pikiran dan dirinya. Naqoy menentukan rumus bahwa bagi orang sukses tidak mempunyai alasan-alasan itu. Kecuali hanya satu, yaitu tidak ada alasan. “Banyak diantaranya akhirnya menemukan kesadaran baru” kata Naqoy dari seorang marbot masjid, menjadi penutur kesadaran, penyampai motivasi yang diakui kapasitasnya di Indonesia saat ini.

Pada akhir acara peserta diajak mengaktualisasi diri dan melatih leadership malalui kegiatan outbond di area agrowisata Amanah, di lereng gunung Lawu yang sejuk, indah permai. Kegiatan ini berguna untuk meningkatkan kompetensi setiap individu,
terbentuk sifat dan sikap mental mahasiswa.

Related posts

Leave a Reply