Seremonia.id – Revitalisasi Agrowisata Tamansuruh yang terletak di kaki Gunung Ijen telah berhasil diselesaikan. Tempat ini menjadi perpaduan yang menarik antara budaya Osing yang kaya dengan teknologi modern, yang dapat menjadi daya tarik baru bagi para wisatawan.
Banyuwangi dan budaya Osing adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Osing adalah bagian integral dari Banyuwangi, dengan suku Osing yang masih menjaga dengan erat budaya dan tradisi mereka. Salah satu lokasi penting bagi suku Osing adalah Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Nama “Kemiren” diambil dari buah kemiri dan durian yang dulu banyak tumbuh di sana.
Desa Kemiren, dengan luas area mencapai 177.052 hektar dan populasi sekitar 2.569 jiwa, telah berkembang menjadi kawasan cagar budaya, desa adat, dan tujuan wisata yang menarik. Suku Osing, yang masih memegang tradisi mereka hingga hari ini, telah menjadi sumber inspirasi dalam pengembangan Kawasan Agrowisata Tamansuruh (AWT) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Pengembangan AWT ini mengikuti tradisi kuat suku Osing dan bertujuan untuk memadukan fungsi objek wisata dengan sektor pertanian, kelestarian lingkungan, dan budaya lokal. Langkah-langkah ini sejalan dengan strategi pengembangan pariwisata yang fokus pada perbaikan infrastruktur, fasilitas, serta penyelenggaraan event dan promosi yang luas.
“Kami percaya bahwa untuk menjaga kunjungan wisatawan, infrastruktur, amenitas, dan event harus siap dengan baik,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Proyek penataan kawasan Agrowisata Tamansuruh telah dilaksanakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR sejak September 2021, dan berhasil diselesaikan pada akhir 2022.
Selain revitalisasi rumah adat Osing, proyek ini juga mencakup peningkatan akses jalan, area parkir, pembangunan aula besar yang dikelilingi oleh kolam ikan, serta berbagai fasilitas pendukung seperti ticketing, pedestrian, kios UMKM, sanggar tari, plaza Osing, view deck, musala, toilet, ground water tank, hingga sistem proteksi kebakaran.
Agrowisata Tamansuruh, dengan luas area 10,5 hektar, terletak di lereng Gunung Ijen, tepatnya di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah. Diharapkan bahwa revitalisasi ini akan meningkatkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, dan pada gilirannya, akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Konsep penataan Agrowisata Tamansuruh mengedepankan perpaduan antara kearifan lokal dan teknologi modern, dengan tetap memperhatikan kegiatan adat dan atraksi budaya yang rutin diadakan. Di sini, Anda juga akan menemukan perpustakaan digital serta ruang aktivitas smart kampung, tanpa kehilangan identitas asli Agrowisata Tamansuruh sebagai taman bunga dan showcase komoditas pertanian unggulan Kabupaten Banyuwangi.
Saat mengunjungi tempat ini, Anda akan dapat menikmati pemandangan indah pegunungan Ijen dan Selat Bali dari ketinggian sekitar 450 meter di atas permukaan laut. Bangunan rumah adat suku Osing juga menjadi daya tarik tersendiri dengan ciri khasnya, dan tersedia spot-spot foto yang menarik dengan latar belakang berbagai macam tumbuhan bunga dan buah.
Semoga revitalisasi Agrowisata Tamansuruh ini akan terus memikat para wisatawan dan memperkuat warisan budaya Osing yang berharga. Tempat ini adalah salah satu contoh nyata bagaimana budaya, tradisi, dan teknologi dapat berpadu untuk menciptakan pengalaman wisata yang unik dan mendalam.