Konsumsi Daging Sapi di Indonesia Hanya 2,66 Kg Per Kapita Per Tahun, Dibawah Rata-rata Dunia

Seremonia.id – Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi daging sapi per kapita yang rendah. Data yang dihimpun dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menunjukkan bahwa konsumsi daging sapi di Indonesia hanya mencapai 2,66 kilogram per kapita per tahun. Angka ini jauh di bawah rata-rata dunia yang mencapai 6,4 kilogram per kapita per tahun.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan bahwa konsumsi daging sapi dan kerbau per kapita di Indonesia pada tahun 2022 diperkirakan hanya sekitar 2,5 kilogram (atau setara dengan 695.390 ton). Jumlah ini harus dipertimbangkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 274 juta jiwa.

Perbandingan konsumsi daging di Indonesia dengan negara-negara Asia lainnya juga menunjukkan kesenjangan yang cukup besar. Negara-negara seperti Jepang atau Korea memiliki tingkat konsumsi daging yang jauh lebih tinggi daripada Indonesia. Bahkan, konsumsi daging di Indonesia dikatakan setara dengan negara Ethiopia yang juga dikenal dengan tingkat konsumsi daging yang rendah.

Tingkat konsumsi daging ayam di Indonesia juga masih di bawah rata-rata dunia. Pada tahun 2021, konsumsi daging ayam per kapita di Indonesia hanya mencapai 8,1 kilogram, sementara rata-rata dunia mencapai 14,9 kilogram per kapita.

Penyebab dari rendahnya tingkat konsumsi daging di Indonesia dapat diatribusikan kepada dua faktor utama, yaitu harga dan pasokan. Data menunjukkan bahwa permintaan akan daging sapi dan kerbau di Pulau Jawa, yang merupakan pulau dengan penduduk terpadat di Indonesia, mencapai 500,43 ribu ton. Namun, produksi daging sapi dan kerbau hanya mencapai 258,17 ribu ton, menyebabkan terjadinya defisit sebesar 242,26 ribu ton.

Di sisi lain, beberapa daerah seperti Pulau Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara justru mengalami surplus produksi daging sapi dan kerbau masing-masing sebesar 3,57 ribu ton dan 18,36 ribu ton. Ketidakseimbangan antara supply dan demand inilah yang akhirnya menyebabkan harga daging sapi di Indonesia menjadi mahal.

Menurut Direktur Utama PT Berdikari Harry Warganegara, bahwa produksi sapi dalam negeri harus ditingkatkan guna memenuhi permintaan dan menstabilkan harga daging di pasaran dan swasembada daging sapi sebaiknya dijadikan Program Strategis Nasional (PSN). Demikian disampaikan Harry saat menjadi narasumber dalam diskusi bertema “Multiplier Effect dan Exit Strategy Pembiakan Sapi Potong Nasional menuju Swasembada Daging melalui Penambahan Volume Sapi Indukan” yang diadakan NFA di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/6/2023).

Tingginya konsumsi daging sapi di Indonesia pada saat-saat tertentu seperti Hari Raya Idulfitri atau Iduladha juga menunjukkan pentingnya memastikan pasokan daging yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Related posts

Leave a Reply