Seremonia.id – Ubud, sebuah kota yang terletak di Pulau Bali, sedang bersiap menjadi destinasi wisata gastronomi terkemuka di Indonesia. Pada tahun 2018, United Nations World Tourism Organization (UNWTO) telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan wisata gastronomi di Ubud. Melalui kerja sama ini, Ubud diharapkan dapat bertransformasi menjadi pusat kuliner yang menarik perhatian wisatawan.
Wisata gastronomi bukan sekadar tentang kuliner, tetapi juga tentang gaya hidup dan seni mempelajari makanan secara menyeluruh. Di Ubud, makanan telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Bukti nyata tentang budaya gastronomi lokal dapat ditemukan dalam relief Yeh Pulu di Ubud yang menggambarkan kegiatan berternak, bertani, dan berburu sejak abad ke-14 Masehi.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Helson Siagian, menyatakan bahwa persiapan pengembangan Ubud sebagai destinasi gastronomi dunia sudah mencapai tahap akhir. Berbagai tahapan, seperti analisis dan diagnosis, penyusunan desain teknis, dan pengembangan rencana bisnis, telah dilakukan. Helson Siagian berharap bahwa pengembangan ini dapat selesai pada bulan September mendatang.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga turut berperan dalam pengembangan Ubud sebagai destinasi gastronomi dunia. Kick-off Meeting Tindak Lanjut Pilot Project Pengembangan Ubud sebagai Destinasi Gastronomi UNWTO telah digelar di Ubud, Bali. Pertemuan ini dihadiri oleh Kantor Staf Presiden, Pemerintah Kabupaten Gianyar, Indonesia Gastronomy Network, akademisi Universitas Udayana, dan pelaku wisata gastronomi di Ubud.
Program pengembangan Ubud sebagai destinasi gastronomi dunia dianggap sebagai langkah strategis dalam memperkenalkan keunggulan kuliner dan rempah-rempah Indonesia ke seluruh dunia. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mempromosikan potensi gastronomi, budaya, dan agrikultur Bali. Helson Siagian menekankan pentingnya perencanaan yang baik, pembentukan destination management organization (DMO), dan komunikasi publik yang masif dalam mengoptimalkan program tersebut.
Helson Siagian optimistis bahwa dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan pemangku kepentingan, Ubud akan segera menjadi destinasi gastronomi dunia yang dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu, pengembangan Ubud sebagai destinasi wisata gastronomi diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain, terutama pada lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Indonesia, seperti Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.
Selaras dengan upaya mengangkat Ubud sebagai destinasi wisata gastronomi utama di Indonesia, Ubud Food Festival (UFF) akan digelar kembali pada 30 Juni hingga 2 Juli 2023 di Ubud, Bali. Festival ini akan menyajikan pengalaman kuliner dan penjelajahan dunia gastronomi yang tak terlupakan. Lebih dari 100 ahli kuliner dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, akan hadir dalam acara tersebut.
Janet DeNeefe, Pendiri dan Direktur Festival, mengungkapkan bahwa UFF 2023 akan menampilkan berbagai sesi menarik oleh nama-nama besar di bidang kuliner. Acara ini akan mencakup masterclass, peragaan memasak, workshop, diskusi panel, wisata makanan, serta kegiatan lain seperti long-table lunch dan dinner, kegiatan memasak makanan dari hutan, wisata jalan kaki, dan pesta koktail. Festival Hub juga akan menghadirkan kios makanan terbaik di Bali, diiringi pemutaran film, live music, dan DJ.
Dengan semangat yang tinggi dan kolaborasi yang kuat, Ubud siap menjadi destinasi wisata gastronomi yang mengundang wisatawan dari seluruh dunia untuk menikmati kekayaan kuliner dan keindahan budaya Bali. Program ini diharapkan tidak hanya memberikan keuntungan bagi sektor pariwisata, tetapi juga berdampak positif pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat.