Kopi Flores telah mengantarkan Indonesia meraih popularitas di panggung dunia. Dengan mengacu pada roda rasa, kopi Flores memiliki karakteristik aroma bunga, karamel, kacang-kacangan, bahkan rasa tembakau.
Kopi asli Indonesia telah dikenal di seluruh dunia, dan hal ini tidak dapat disangkal. Keberagaman jenis kopi yang dimiliki Indonesia membuatnya mampu bersaing di tingkat global.
Saat berada di Gottingen, Jerman, beberapa waktu yang lalu, saya dapat menikmati dan menemukan kopi Indonesia di pusat kota kecil di pinggiran Hannover, Lower Saxony, Jerman. Satu cangkir kecil kopi Toraja dihargai sebesar 13 euro. Rasanya sungguh fantastis, sambil merasa bangga karena kopi asli Indonesia bisa dinikmati di tengah cuaca dingin di kota kecil tersebut. Berbagai varian kopi Indonesia juga mudah ditemui di berbagai kota di Eropa, benua biru.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), Indonesia memiliki 35 jenis kopi dengan indikasi geografis (IG), yang menunjukkan cita rasa khusus yang hanya dapat diproduksi di daerah penghasil kopi tersebut. Pembagiannya sebagai berikut: 18 IG untuk kopi arabika, 15 IG untuk kopi robusta, dan 2 IG untuk kopi liberika. Petani kopi Indonesia sekarang semakin terampil dalam menjual kopi mereka di pasar global, termasuk dalam kemasannya.
Kopi Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa, mulai dari Aceh di ujung barat hingga kopi gunung Puncak Jaya atau kopi Wamena di Papua. Hal yang sama berlaku di Nusa Tenggara Timur (NTT), provinsi yang memiliki kopi Flores. Seperti kopi Gayo atau Toraja, kopi Flores juga sudah dikenal di mancanegara. Kopi Flores memiliki keunikan tersendiri dalam rasa dan aroma yang cukup unik. Secara umum, jika dilihat dari roda rasa, kopi Flores memiliki karakteristik aroma bunga, karamel, kacang-kacangan, bahkan rasa tembakau. Dengan kondisi cuaca dan lingkungannya yang unik, tidak mengherankan jika Flores memiliki dua jenis kopi unggulan yang tidak kalah dengan jenis kopi lainnya, yaitu kopi Manggarai dan kopi Bajawa.
