[Indonesia, Jakarta Maret 2022] Mendapat sambutan antusias dari publik sejak penyelenggaraan tahun pertama, yaitu tahun 2020, Center for Digital Society (CfDS), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tahun ini kembali menggelar Kelas Kecerdasan Digital untuk mahasiswa dan masyarakat umum. Pada penyelenggaraan tahun ketiga ini, CfDS kembali memberikan kepercayaan kepada Huawei sebagai pengampu kelas AI with A Cause yang merupakan salah satu dari empat mata kuliah lanjutan.
Kelas Kecerdasan Digital yang merupakan hasil kolaborasi antara CfDS UGM, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UGM dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi. Kelas Kecerdasan Digital 2022 akan dimulai pada 25 Maret 2022 ini akan diikuti oleh 15.000 partisipan, naik 50% dari total partisipan tahun lalu, yang terdiri dari mahasiswa semester lima ke atas dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, serta masyarakat umum.
Kegiatan yang akan berlangsung selama satu semester penuh ini berada di bawah program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara-Sistem Alih Kredit dengan Teknologi Informasi (Permata-Sakti) Kampus Merdeka & Merdeka Belajar Tahun 2020, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendorong pengembangan kompetensi digital peserta, khususnya dalam mengantipasi tantangan sosial di era digital.
Guna membangun pemahaman yang komprehensif dan faktual, Kelas Kecerdasan Digital menghadirkan para pakar di bidang TIK sebagai pengampu dan narasumber dalam diskusi-diskusi daring yang mengangkat isu-isu aktual dari dunia teknologi digital.
Membuka penyelanggaraan Kelas Kecerdasan Digital 2022, Dr. Dedy Permadi, Staf Khusus Kemkominfo RI mengatakan seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital yang makin pesat, perusahaan-perusahaan membutuhkan pekerja yang mengenal, cakap dan mengerti bidang teknologi, namun saat ini perusahaan-perusahaan masih kesulitan mencari orang-orang yang cakap di bidang digital.
“Inisiatif yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi yang didukung banyak pihak, yakni Center for Digital Society, Fisipol Universitas Gadjah Mada kemudian mitra-mitra pendukung yaitu Huawei, Universitas Groningen, dan institusi lainnya bersama-sama mendesain mata kuliah ini. Seperti yang saya sampaikan di awal tadi, mata kuliah ini sangat relevan bahwa perusahaan mulai shifting atau bergeser untuk bekerja dalam proses bisnis eksponensial dengan membutuhkan orang yang lebih banyak menguasai teknologi. Mata kuliah ini bisa menjadi salah satu cara kita untuk mengenal 5G IABCD (5G, Internet of Things, Artificial Intelligence, Block Chain, Cloud Computing, dan Data Analytics) dengan lebih dekat lagi dengan kebutuhan industri zaman sekarang. Mari kita songsong era digital yang bisa menghadirkan peluang bagi anak-anak Indonesia,” ujar Dr. Dedy Permadi, Staf Khusus Kemkominfo RI.
Sementara itu, Jason Zhang, President Huawei Cloud Indonesia dalam sambutan virtualnya menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan Kelas Kecerdasan Digital kepada Huawei untuk melakukan alih pengetahuan di bidang AI yang telah menjadi teknologi fundamental bagi terbangunnya dunia baru yang makin cerdas, makin produktif, makin efisien, dan makin berkompetensi.
“Keterlibatan Huawei sebagai pengampu kelas lanjutan di bidang AI merupakan penegasan atas komitmen berkelanjutan Huawei sejak hadir di Indonesia lebih dari 22 tahun lalu. Ini juga selaras dengan keseriusan Huawei untuk turut meningkatkan kompetensi 100ribu talenta digital Indonesia dalam kurun waktu lima tahun,” ujar Jason. “Melalui kelas lanjutan di bidang AI yang kami ampu, kami siap melakukan alih pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta dalam mendayagunakan AI untuk mendukung peningkatan produktivitas dan inovasi bisnis mereka.”
Pada kesempatan tersebut, Jason juga kembali menengaskan bahwa di tengah terus tumbuhnya ekonomi digital Indonesia dari digitalisasi internet menuju sebuah industri, kecerdasan artifisial dipercayai akan menjadi motor utama yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia menjadi lebih kuat lagi. Apalagi, jika melihat prediksi e-commerce di Indonesia akan menjadi nomor satu di ASEAN sebelum 2030.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Poppy Sulistyaning Winanti, M.P.P, M.Sc menyampaikan dukungannya terkait dengan kerjasama Kominfo-CfDS FISIPOL UGM tersebut. Poppy berharap kelas Mata Kuliah Kecerdasan Digital yang didesain Huawei, Universitas Groningen, dan mitra lainnya ini dapat melahirkan digital talent yang dibutuhkan oleh perusahaan dan industri.
“Melalui kolaborasi CfDS dengan pemangku kepentingan di bidang pendidikan teknologi, termasuk Kominfo, Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, serta Huawei sebagai pelaku industri, FISIPOL UGM bangga dapat menyelenggarakan Mata Kuliah Kecerdasan Digital yang inklusif bagi pelajar tingkat sekolah hingga kuliah maupun peserta umum. Di tahun yang ketiga ini, kami berharap generasi penerus bangsa dapat mengembangkan kecakapan digitalnya agar mampu menciptakan dampak positif bagi masyarakat maupun perekonomian.”
Ia pun mengapresiasi komitmen para mitra dalam meningkatkan upaya pelatihan digital bagi talenta-talenta masa mendatang. “Pelaku industri khususnya berpeluang menggambarkan kondisi kebutuhan talenta digital secara nyata, serta dapat ikut andil mengembangkan program pelatihan yang tepat guna. Kontribusi yang dihadirkan Huawei pada Kelas Kecerdasan Digital tahun ini sangat terasa manfaatnya bagi pendidik,” pungkasnya.